Apakah kamu member?

PERJALANAN SINGKAT PENUH KEJUTAN (1)

Sebagai koordinator Tim Post-Release Monitoring (PRM) RHOI, saya bertanggung jawab melakukan persiapan untuk kegiatan pelepasliaran orangutan berikutnya di Kalimantan Timur. Saya diberi tugas untuk menyiapkan pemantauan dan menilai kandidat orangutan release di Samboja Lestari sekaligus menentukan titik pelepasliaran di Hutan Kehje Sewen. Karena tugas lain yang masih menumpuk di kantor, saya hanya punya satu minggu untuk mempersiapkannya!

Saya cukup beruntung bekerjasama dengan tiga orang hebat yang sangat peduli akan konservasi orangutan. Mereka adalah ahli primata dan pakar orangutan terkemuka Indonesia, Dr. Sri Suci Utami Atmoko, yang juga merupakan dosen saya di Universitas Nasional, Jakarta; Asisten Manager Animal Welfare di Samboja Lestari, Christian Nicholas Pranoto; dan Misdi, peneliti orangutan yang pernah menjadi koordinator di Kamp Tuanan, Program Konservasi Mawas, Kalimantan Tengah tahun 2014-2015 lalu.

Persiapan dimulai di Program Reintroduksi BOS Foundation Samboja Lestari dengan diskusi kelompok untuk memilih dan menetapkan individu untuk dirilis. Ada beberapa syarat sebelum orangutan rehabilitasi dapat dilepasliarkan. Kandidat rilis harus sehat, pernah melewati “pelatihan” di sekolah hutan atau di pulau pra-pelepasliaran, menunjukkan perilaku mandiri dan secara konsisten tidak suka dengan keberadaan manusia (dengan mengeluarkan suara kiss-squeak), dan berusia cukup. Kami menemukan lima orangutan yang memenuhi persyaratan, namun nama dan jumlah mereka bisa berubah sewaktu-waktu.

Setelah menentukan kandidat orangutan rilis, kami beralih ke tugas berikutnya, yaitu menentukan titik rilis di selatan Kehje Sewen. Ada dua lokasi yang menurut kami layak untuk disurvei, satu di eks-Kamp Mugi Triman dan satu lagi di sekitar transek fenologi.


Perjalanan Singkat Penuh Kejutan (1) (Kredit foto: Rika Safira)

Perjalanan Singkat Penuh Kejutan (1) (Kredit foto: Rika Safira)

Perjalanan Singkat Penuh Kejutan (1) (Kredit foto: BOSF-RHOI 2016))

Pada hari pertama, kami mengamati eks-Kamp Mugi Triman (Mugi Triman adalah nama perusahaan kayu yang dulu beroperasi di wilayah tersebut). Lokasi ini berjarak sekitar tiga kilometer dari Kamp Nles Mamse dan merupakan titik pelepasliaran pada Mei 2016 lalu. Tim PRM kami melaporkan, bahwa orangutan yang dilepasliarkan saat itu kini sudah menjelajah jauh, dengan demikian, lokasi ini kami anggap kawasan yang baik untuk pelepasliaran orangutan berikutnya. Namun, dalam perjalanan, kami menemukan jembatan untuk menunju ke sana runtuh. Kami memutuskan bahwa rute ini terlalu berisiko, mengingat tim rilis harus mengangkat kandang transportasi, yang beratnya bisa mencapai lebih dari 100 kilogram.

Pada hari berikutnya, kami memeriksa pilihan berikutnya, daerah sekitar transek fenologi, sekitar 4 kilometer dari Kamp Nles Masme. Tim PRM kami telah mensurvei area ini pada tahun 2015, dan jalur ini dapat diakses mobil, hanya butuh sedikit pembersihan jalan saja. Kami anggap lokasi ini pilihan terbaik untuk pelepasliaran orangutan mendatang.

Pantau terus laman kami untuk tahu kelanjutan petualangan seru saya di Hutan Kehje Sewen!




Menurutmu orang lain perlu tahu? Bagikan!

image image image

CATATAN!



OK

YA, AMPUN!



Tutup