Apakah kamu member?

PELAYANAN KESEHATAN BAGI WARGA TERPENCIL

Yayasan BOS, dalam mencapai visinya bagi terwujudnya konservasi orangutan, tidak lepas dari peran serta masyarakat. Oleh karena itu Yayasan BOS juga turut berkontribusi dalam pembangunan masyarakat.
Pada tanggal 2-6 Juli 2013 lalu Yayasan BOS mengadakan pelayanan kesehatan gratis bagi masyarakat Desa Tumbang Naan dan Tumbang Tohan, yang terletak di Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah.

Desa Terpencil di Hulu Sungai Joloi
Desa Tumbang Naan dan Tumbang Tohan adalah desa di sekitar Hutan Lindung Bukit Batikap, lokasi pelepasliaran orangutan dari Nyaru Menteng. Kedua desa yang terletak di hulu Sungai Joloi ini merupakan desa terpencil yang miskin akses. Dari Puruk Cahu, ibukota Kabupaten Murung Raya, dibutuhkan sedikitnya 2 hingga 3 hari untuk mencapai kedua desa itu. Perjalanan yang sebagian besar dihabiskan melalui sungai ini memakan biaya yang tidak sedikit. Di Tumbang Naan dan Tumbang Tohan harga BBM jenis premium menembus harga Rp. 25.000 hingga Rp 35.000 per liter. Tak heran jika biaya transportasi menuju kedua desa ini sangat tinggi.

Jauh dari pusat keramaian dan sulitnya jalur transportasi menjadikan kesehatan merupakan barang yang mahal di Tumbang Naan dan Tumbang Tohan. Puskesmas Pembantu (Pustu) setempat menjadi satu-satunya tempat yang diandalkan warga untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Namun karena keterbatasan tenaga medis dan obat-obatannya, warga seringkali memanfaatkan pengobatan tradisional atau mengkonsumsi sembarang obat yang dijual di pasaran. Ditambah minimnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan, menjadikan permasalahan kesehatan di desa dengan endemik malaria tinggi ini makin kompleks.

Kepedulian Yayasan BOS
Bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Murung Raya, Yayasan BOS Nyaru Menteng mengirim dokter umum ke dua desa di jantung pulau Kalimantan ini. Dokter Loyce Risnauli adalah tenaga medis sukarelawan yang berpartisipasi dalam kegiatan pelayanan kesehatan ini. Alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia (FK UKI) ini terpanggil untuk mendedikasikan kemampuannya bagi warga terpencil di sela-sela waktu cutinya.

Pelayanan kesehatan pertama kali dilaksanakan di Desa Tumbang Tohan. Kegiatan yang dipusatkan di Pustu setempat ini mendapat sambutan positif dari warga. Mereka datang bersama keluarga mereka untuk mendaftarkan diri dan menjalani pemeriksaan kesehatan. Warga yang tidak bisa datang karena sakit keras dikunjungi dan dilayani secara langsung di rumah mereka.


Dokter Loyce Risnauli adalah tenaga medis sukarelawan pada pelayanan kesehatan kali ini

Para pasien dilayani dalam kegiatan pelayanan kesehatan ini

Pelayanan kesehatan kepada warga

Desa Tumbang Naan dan Tumbang Tohan, yang terletak di Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah

Tercatat 60 orang pasien dilayani dalam kegiatan pelayanan kesehatan ini. Kebanyakan dari mereka mengalami penyakit kulit, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), hipertensi, dan reumatik. Kasus osteoarthritis dan Cushing Syndrome yang berdampak pada penurunan fungsi ginjal serta peradangan persendian juga ditemukan. Menurut dr. Loyce hal ini dikarenakan kesalahan dalam mengkonsumsi obat-obatan dalam jangka waktu yang lama. Oleh karena itu dr. Loyce juga memberikan edukasi kepada warga agar tidak minum sembarang obat dalam kondisi sakit.

Desa berikutnya yang mendapat pelayanan kesehatan adalah Desa Tumbang Naan. Sama halnya yang terjadi di Tumbang Tohan, warga dengan antusias datang bersama keluarga mereka untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Tak jauh berbeda dengan warga Tumbang Tohan, warga Tumbang Naan kebanyakan juga menderita penyakit kulit, ISPA, hipertensi, dan reumatik.

Kegiatan yang dilaksanakan di rumah koperasi milik desa ini berhasil melayani 96 orang pasien. Selain pemeriksaan kesehatan dan pengobatan, dr. Loyce dibantu Darwadi, petugas kesehatan setempat, juga melakukan khitan bagi 6 remaja di Tumbang Naan.

Sumardi A. Gaman, Kepala Desa Tumbang Naan, mengucapkan terima kasih atas pelayanan kesehatan gratis yang diprakarsai oleh Yayasan BOS Nyaru Menteng ini. Hal ini sangat dibutuhkan bagi masyarakat di daerah terpencil seperti Tumbang Naan.

Pemberdayaan dan Penyadaran Berkelanjutan
Tak hanya pelayanan kesehatan, Nyaru Menteng terus melakukan pemberdayaan dan edukasi terhadap masyarakat melalui berbagai kegiatan.

Divisi Komunikasi dan Pendidikan Nyaru Menteng yang ikut ambil bagian dalam kegiatan pelayanan kesehatan ini, memberikan sosialisasi dan penyadaran kepada warga tentang pentingnya menjaga kelestarian orangutan. Materi disampaikan kepada warga dengan berbagai media menarik mulai dari stiker, leaflet, hingga poster.
 
Pelatihan budidaya jamur tiram
Tim Community Development sebelumnya juga telah banyak menjalankan programnya di dua desa di sekitar Hutan Lindung Bukit Batikap ini. Berbagai pelatihan seperti pelatihan budidaya jamur tiram dan pembuatan tempe diadakan guna meningkatkan perekonomian dan gizi masyarakat terpencil.

Nyaru Menteng akan terus berupaya mengembangkan kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat. Dengan dukungan berbagai pihak diharapkan usaha ini terus berkelanjutan agar terjalin hubungan baik antara Yayasan BOS dengan masyarakat. Dengan demikian semoga tercipta kehidupan yang saling mendukung dalam rangka mewujudkan visi Yayasan BOS bagi konservasi orangutan dengan peran serta masyarakat.




Menurutmu orang lain perlu tahu? Bagikan!

image image image

CATATAN!



OK

YA, AMPUN!



Tutup