Apakah kamu member?

KABAR DARI BATIKAP, BAGIAN 3 (FINAL)

16 Februari 2013. Hari terakhir pelepasliaran orangutan Nyaru Menteng yang kelima akhirnya tiba! Langit bersih dan mentari bersinar terang. Tim kami di Kamp Totat Jalu di Bukit Batikap pun sangat bersemangat untuk menyambut kedatangan Mexa, Alibaba, Danur, dan James.

Helikopter yang membawa grup orangutan yang terakhir ini lepas landas dari IMK di pagi hari dan mendarat dengan selamat di Batikap sekitar jam 9.20 pagi. Para teknisi kami dan tim pelepasliaran sudah siap di sana. Kami langsung menyiapkan kandang-kandang transportasi untuk dibawa ke titik pelepasliaran di tepi Sungai Teneng, sekitar 35 menit naik ces (seperti kelotok, tapi lebih kecil) dari kamp. Orangutan-orangutan di grup terakhir ini memiliki bobot tubuh paling berat dibandingkan yang lainnya, karena itu kami sangat bersyukur atas cuaca yang baik sehingga jalan tanah yang harus kami lalui tidak selicin hari sebelumnya dan arus sungai pun tidak terlalu kencang.

Perjalanan ke titik pelepasliaran awalnya berjalan lancar, sampai salah satu ces yang membawa dua kandang mengalami kerusakan dan memaksa kami untuk berhenti dulu sebentar di tepi sungai dan memindahkan kandang-kandang tersebut ke ces yang lain. Namun setelah itu perjalanan berlanjut tanpa kendala berarti. Untungnya, tim kami memang sudah siap dengan kemungkinan terjadinya hal-hal seperti ini!

Pelepasliaran Grup Terakhir

Mexa mendapat giliran pertama untuk dilepasliarkan dan kandangnya dibuka oleh Tedison, salah satu teknisi kami yang sudah berpengalaman. Berikutnya, kandang Alibaba dibuka oleh Tuwe, diikuti dengan Danur yang kandangnya dibuka oleh Widodo. Sedangkan James, dilepasliarkan oleh Priadi di sisi yang berlawanan, yaitu di seberang Sungai Teneng.

Ketika kandang Danur dibuka, dia langsung keluar tapi tidak serta merta memanjat pohon. Dia malah kembali ke kandangnya dan memutuskan untuk menghabiskan dulu sisa buah-buahan yang memang diletakkan di sana untuk bekalnya selama perjalanan. Tak lama kemudian, barulah Danur mulai memanjat pohon dan berayun menjauhi lokasi pelepasliaran. Tak lama kemudian, Alibaba menghampirinya dan kedua orangutan jantan tersebut sempat berkelahi. Tapi tidak ada yang terluka dan mereka segera berpisah, masing-masing mengambil jalur yang berlawanan.

Tim monitoring juga mencatat bahwa Danur sempat terlihat menyeberangi sungai dengan cara berayun di kanopi hutan yang lebat di mana dahan-dahannya bertautan menaungi sungai itu. Danur kemudian memutuskan untuk tetap tinggal di bagian sungai tersebut dan membuat sarang sekitar jam 4 sore.

Hari itu, Mexa, Alibaba, Danur, dan James terlelap nikmat pada malam pertama mereka di rumah sejatinya.

Baca juga: KABAR DARI BUKIT BATIKAP (BAGIAN 2)


Kandang transportasi dibawa ke titik pelepasliaran di tepi Sungai Teneng dengan naik ces. (Foto oleh: Media Romadona)

Mexa mendapat giliran pertama untuk dilepasliarkan. (Foto oleh: Ahmat Suyoko)

Danur mulai memanjat pohon setelah menghabiskan buah-buahan bekal perjalanannya. (Foto oleh: Ahmat Suyoko)

Alibaba mengamati Tim Pelepasliaran. (Foto oleh: Ahmat Suyoko)  

James dilepasliarkan oleh Priadi. (Foto oleh: Ahmat Suyoko)

Momen Bahagia

Sungguh sebuah momen yang diliputi kebahagiaan ketika kami mengakhiri kegiatan pelepasliaran kelima ini. Sebanyak 20 orangutan lagi kini menghuni habitat aslinya. Tentunya ini juga momen yang mengharukan. Di satu sisi kami sedih harus berpisah dengan sahabat-sahabat kami yang berbulu coklat-oranye itu, tapi di sisi lain kami sangat bahagia mereka telah pulang ke rumahnya dan dapat hidup layaknya orangutan yang sesungguhnya. Kami berterima kasih kepada semua anggota tim pelepasliaran, pemerintah, media, dan para donor atas dukungan dan kerjasamanya untuk membantu para orangutan ini kembali ke habitatnya.

Meski begitu, ini bukanlah akhir dari segalanya. Kami masih membutuhkan dukungan Anda untuk melepasliarkan ratusan orangutan lagi yang masih menanti gilirannya di pusat-pusat rehabilitasi dan reintroduksi kami.

Di bawah ini adalah beberapa kesan dan pesan dari para teknisi di Kamp Totat Jalu tentang pengalaman mereka membuka kandang transportasi dan melepasliarkan orangutan ke habitatnya.
 
Arfan, Teknisi di Kamp Totat Jalu
Yang pertama-tama saya mengucapkan banyak terima kasih kepada yang sudah mempercayai saya untuk membuka kandang orangutan pada pelepasliaran kelima ini.

Saya mendapat kesempatan untuk membuka kandang Centil dan Ross. Awalnya saya merasa takut karena tidak pernah mengikuti tim pelepasliaran orangutan. Ini adalah kali pertama saya mendapatkan kesempatan melepaskan orangutan. Akhirnya saya memberanikan diri untuk membuka kandang orangutan untuk melepaskan Centil dan Ross.

Saya sangat senang. Pelepasliaran kelima ini merupakan sebuah pengalaman tersendiri buat saya. Dan semoga pelepasliaran kelima ini bisa sukses dan dapat membanggakan semua pihak, baik dari Yayasan BOS maupun masyarakat setempat, dan khususnya kami di Camp Totat Jalu.
 
Joy Anisa, Teknisi di Kamp Totat Jalu
Saya merasa bangga dan senang karena mendapat kepercayaan dari Yayasan BOS untuk membuka kandang orangutan pada pelepasliaran kelima ini. Saya mendapat kesempatan untuk membuka kandang Lupita. Saya merasa nyaman dan tidak takut ataupun ragu karena saya merasa Lupita tidak akan menyerang saya dan tim. Harapan saya, semoga release keenam bisa segera terlaksanakan.
 
Purnomo, Teknisi di Kamp Totat Jalu
Pada tanggal 14 Februari 2013, telah dilakukan pelepasliaran orangutan kelima di Hutan Lindung Bukit Batikap. Orangutan ini berasal dari Program Reintroduksi Orangutan Nyaru Menteng.

Dalam kesempatan ini saya mendapat bagian untuk melepasliarkan orangutan jantan bernama Klowor. Klowor yang berumur 11 tahun dilepasliarkan di sekitar Helipad bersamaan dengan Darsi, Edwan dan Rachmad.

Pada kesempatan ini saya sangat senang sekali mendapat kesempatan membuka kandang/melepasliarakan Klowor setelah sekian lama berkecimpung di dunia konservasi orangutan. Setelah kurang lebih empat tahun saya bekerja di dunia konservasi orangutan, ini adalah kesempatan kedua kalinya untuk saya dapat melepasliarkan orangutan.

Saya mendapat kesempatan pertama kalinya melepasliarkan orangutan yang bernama Gundul pada pelepasliaran keempat. Gundul saat itu dilepaskan di Karangan Monnu, Sungai Joloi, Bukit Batikap. Berdasarkan hasil monitoring, kondisi Gundul baik dan sehat, dan saya sangat senang sekali.

Perasaan yang sama saya rasakan kembali saat ini. Saya berharap Klowor dapat merasakan hal yang sama dengan Gundul. Saat saya membuka pintu kandang Klowor, terlihat Klowor sangat senang bisa lepas dan bebas di alam. Klowor langsung bergerak atau berjalan naik ke atas pohon terdekat dari kandang, walaupun Klowor masih sedikit pusing dengan obat biusnya. Perasaan yang sulit terukir ketika melihat Klowor senang dan bebas, seperti halnya orang yang bebas dan keluar dari penjara.

Semoga saya dapat dipertemukan kembali dengan Klowor saat monitoring nantinya. Saya juga berharap agar Klowor dapat hidup sehat, bahagia dan lestari di Hutan Lindung Bukit Batikap sebagai rumah sesungguhnya. Saya juga berharap agar kesempatan ini dapat terulang kembali pada kegiatan pelepasliaran selanjutnya. AMIN.




Menurutmu orang lain perlu tahu? Bagikan!

image image image

CATATAN!



OK

YA, AMPUN!



Tutup