Apakah kamu member?

PROFIL KANDIDAT PELEPASLIARAN ORANGUTAN KE-13 NYARU MENTENG

Melanjutkan kesuksesan pelepasliaran 167 orangutan Kalimantan Tengah (Pongo pygmaeus wurmbii) di Hutan Lindung Bukit Batikap (Batikap) sejak tahun 2012 lalu, kini Borneo Orangutan Survival Foundation (Yayasan BOS) dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah akan kembali melepasliarkan 10 orangutan dari Nyaru Menteng, kali ini ke wilayah hutan baru, yaitu Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya di Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah. Inilah profil mereka
 

SEMI-LIAR
Semi-liar adalah orangutan yang pada saat diselamatkan, sudah pernah dipelihara dan/atau cukup sering berinteraksi dengan manusia, tapi masih berperilaku liar dan secara konsisten memperlihatkan kemampuan yang cukup untuk hidup mandiri di hutan.

1. KAMELOH
Kameloh merupakan orangutan jantan yang diselamatkan oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah dari seorang warga di Kelurahan Kameloh Baru, Palangka Raya. Ia tiba di Nyaru Menteng dalam keadaan sehat pada 18 Januari 2007 saat usianya 2 tahun dengan berat badan 8 kilogram, dan masih menunjukkan perilaku liar.

Setelah melewati masa karantina, Kameloh ditempatkan di Nyaru Menteng 2 dan kemudian dipindahkan ke Pulau Kaja pada 20 November 2014 untuk mengikuti proses pra-pelepasliaran. Kameloh yang memiliki rambut tebal dengan warna coklat kehitaman ini dikenal sebagai orangutan yang senang menyendiri. Kameloh mudah dikenali karena memiliki badan yang tinggi dan wajahnya sudah mulai tumbuh bantalan pipi atau cheekpad. Di Pulau Kaja Kameloh selalu menunjukkan sifat agresif ketika ada manusia di dekatnya.

Kini Kameloh  berusia 11 tahun dengan berat badan 66,6 kilogram. Kameloh yang suka menjelajah dan pandai mendapatkan pakan alaminya telah siap untuk menjelajah rumah barunya di rimbanya di Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya.

2. MIMA
Mima adalah orangutan betina yang diselamatkan dari seorang warga di Muara Teweh, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah pada 16 Oktober 2003 saat usinya 3 tahun dengan berat badan 6 kilogram. Saat tiba di Nyaru Menteng, Mima masih menunjukkan perilaku liar. Ia tidak mau didekati manusia.

Seiring berjalannya waktu, Mima tumbuh dan berkembang menjadi orangutan yang mengagumkan di Sekolah Hutan. Mima mulai menjalani tahapan pra-pelepasliaran di Pulau Kaja sejak 19 November 2014. Tubuhnya yang gempal dan memiliki rambut pendek yang tebal berwarna coklat kemerahan serta berponi membuat Mima terlihat cantik. Layaknya orangutan liar, dia juga lebih senang menyendiri.

Kini, Mima berusia 15 tahun dengan berat badan 43,9 kilogram. Dan Mima dinilai telah siap untuk menjalani kehidupan menjadi orangutan liar di habitat alaminya, di Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya.

3. RAMBO
Orangutan jantan bernama Rambo ini diselamatkan di Parenggean pada 19 Juni 2006 dan masuk ke Nyaru Menteng saat masih berusia 2 tahun dengan berat badan 7 kg. Ia tiba dalam kondisi terluka di tangan kirinya, dan masih berperilaku liar.

Rambo ditempatkan di Pulau Kaja untuk menjalani tahap pra-pelepasliaran sejak 20 November 2014. Ia memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar. Ia tidak agresif namun akan melawan saat merasa terganggu. Ia cenderung menjauhi manusia, terlebih orang yang tidak dikenalnya. Meskipun bukan orangutan yang dominan, namun Rambo cukup terampil dalam mencari pakan alami dan merupakan penjelajah. Kebiasaan unik Rambo adalah suka berguling-guling sambil meludah.

Rambo memiliki tonjolan di dahi dan berambut poni. Wajahnya dihiasi janggut tipis berwarna jingga. Mulai tumbuh garis cheekpad tipis di pipinya. Kini Rambo telah berusia 12 tahun dengan berat badan 45,5 kg. Sebentar lagi, ia akan menyongsong kehidupan baru di Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya.

4. DARA
Di usia 3 tahun, Dara tiba di Nyaru Menteng setelah diselamatkan di area konsesi perkebunan kelapa sawit di Satuan Pemukiman 3, Desa Padas, Parenggean, Kalimantan Tengah, pada 31 Desember 2005. Berat badannya saat itu 7,5 kilogram. Ia sehat dan masih menunjukkan perilaku liar. Ia akan bertindak agresif ketika ada manusia yang mendekatinya.

Setelah melewati masa karantina, ia pun ditempatkan di Komplek Sosialisasi Nyaru Menteng dan sejak 19 November 2014, Dara mengikuti tahap pra-pelepasliran di Pulau Kaja.

Kini usia Dara sudah 14 tahun dengan berat badan 42,5 kg, berambut tebal berwarna cokelat kemarahan. Dara tumbuh menjadi orangutan betina mandiri nan cantik. Dua belas tahun di pusat rehabilitasi, Dara yang selalu waspada dengan lingkungan di sekelilingnya tak lama lagi akan diberangkatkan dan dilepasliarkan di rumah sejatinya, di belantara Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya.
 

REHABILITAN
Rehabilitan adalah orangutan yang diselamatkan pada usia sangat muda dan/atau sudah cukup lama menjadi peliharaan manusia sehingga belum memiliki atau sudah kehilangan sebagian besar kemampuan untuk hidup mandiri di hutan, dan karenanya harus terlebih dahulu melalui proses rehabilitasi.

5. AWA AND EWA
Orangutan betina bernama Awa berhasil disita pada 29 Februari 2000 oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah dari seorang warga di Desa Mangkatip, Barito Selatan, Kalimantan Tengah yang sempat menjadikannya hewan peliharaan. Ia baru berusia 1,5 tahun dengan berat badan 5 kilogram saat pertama kali tiba di Nyaru Menteng.

Awa menempati Pulau Kaja setelah lulus dari Sekolah Hutan. Di pulau pra-pelepasliaran itu, Awa sangat aktif dan lebih suka menyendiri. Pada 13 Februari 2008, orangutan yang mempunyai rambut pendek berwarna coklat kemerahan ini melahirkan putri pertamanya yang diberi nama Ewa. Ewa yang memiliki rambut tebal dan juga berwarna coklat kemerahan ini berperilaku layaknya orangutan liar. Ia tidak menyukai kehadiran manusia dan akan segera mencari perlindungan di pelukan sang ibu.

Setelah 16 tahun menjalani proses rehabilitasi di Nyaru Menteng, Awa kini berusia 18 tahun dengan berat badan 42,95 kilogram. Sementara putrinya Ewa kini berusia 8 tahun dengan berat badan 25,90 kilogram. Tak lama lagi, Awa dan Ewa akan pulang ke rumah sejati mereka, di Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya.

6. DOREN DAN DAICHI
Doren adalah orangutan betina hasil penyitaan dari seorang warga di Desa Tanjung Jurung, Kecamatan Parenggean, Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah pada 10 Februari 2003. Ketika tiba di Nyaru Menteng, usianya diperkirakan satu tahun dengan berat badan 2,2 kilogram. Fisiknya sehat dan perilakunya tergolong liar.

Pada 24 Desember 2012, Doren yang terampil mencari pakan alami ini lulus dari Sekolah Hutan dan melanjutkan pembelajarannya di Pulau Bangamat. Doren yang juga dikenal sebagai orangutan yang pandai menjelajah, pernah menghilang selama dua bulan dan kembali ditemukan dalam keadaan sehat di tepian Sungai Rungan di dekat Desa Kanarakan, yang jaraknya lebih dari 30 km dari tempat ia terakhir terlihat di Pulau Bangamat. Setelah kembali ke Nyaru Menteng, Doren ditempatkan di Pulau Kaja melanjutkan proses pra-pelepasliarannya sejak 16 November 2014.

Pada 17 Maret 2015, Doren melahirkan putra pertamanya yang diberi nama Daichi di Pulau Kaja. Doren yang memiliki rambut tebal berwarna coklat kemerahan itu kini berusia 12 tahun dengan berat badan 60 kilogram dan dia akan mendidik putranya Daichi yang baru berusia satu tahun untuk menjadi orangutan liar sejati di rumah baru mereka, Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya.


Profil Kandidat Pelepasliaran Orangutan ke-13 Nyaru Menteng (Kredit foto: BOSF 2016)

Profil Kandidat Pelepasliaran Orangutan ke-13 Nyaru Menteng (Kredit foto: BOSF 2016)

Profil Kandidat Pelepasliaran Orangutan ke-13 Nyaru Menteng (Kredit foto: BOSF 2016)

Profil Kandidat Pelepasliaran Orangutan ke-13 Nyaru Menteng (Kredit foto: BOSF 2016)

Profil Kandidat Pelepasliaran Orangutan ke-13 Nyaru Menteng (Kredit foto: BOSF 2016)

Profil Kandidat Pelepasliaran Orangutan ke-13 Nyaru Menteng (Kredit foto: BOSF 2016)

Profil Kandidat Pelepasliaran Orangutan ke-13 Nyaru Menteng (Kredit foto: BOSF 2016)

7. WINDA DAN WIHIM
Winda disita oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah dari seorang karyawan perusahaan perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah. Orangutan betina ini masih berusia 5 tahun saat tiba di Nyaru Menteng pada 22 Januari 2007. Berat badannya 9,5 kilogram dan kondisinya memprihatinkan. Ia menderita malnutrisi dan ditemukan beberapa luka di tubuhnya. Namun ia masih berperilaku liar dan tidak mau didekati manusia.

Berkat dedikasi, perawatan dan kasih sayang dari Tim Nyaru Menteng, Winda pun kembali sehat dan dapat menjalani proses rehabilitasi di Nyaru Menteng 2. Pada 8 Juli 2014, Winda melahirkan orangutan jantan yang menawan, bernama Wihim. Dan pada 20 November 2014, mereka pun mulai menjalani tahapan pra-pelepasliaran di Pulau Kaja.

Winda yang memiliki paras cantik ini sangat menyayangi putranya yang kini telah berusia 2 tahun. Winda yang kini berusia 14 tahun dengan berat 37,4 kilogram akan membawa putranya Wihim kembali ke rumah sejati mereka, Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya.




Menurutmu orang lain perlu tahu? Bagikan!

image image image

CATATAN!



OK

YA, AMPUN!



Tutup