Apakah kamu member?

PROFIL KANDIDAT PELEPASLIARAN ORANGUTAN KE-14 NYARU MENTENG

Memperingati Hari Habitat Sedunia yang jatuh pada tanggal 3 Oktober, BOS Foundation dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah akan kembali melepasliarkan 8 orangutan di Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (TNBBBR). Inilah profil mereka

SEMI LIAR
Semi-liar adalah orangutan yang pada saat diselamatkan, sudah pernah dipelihara dan/atau cukup sering berinteraksi dengan manusia, tapi masih berperilaku liar dan secara konsisten memperlihatkan kemampuan yang cukup untuk hidup mandiri di hutan.

1. USRO
Usro tiba di Nyaru Menteng tanggal 13 Februari 2006 setelah diselamatkan dari seorang warga di wilayah Tuanan, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah. Saat itu usianya 2,5 tahun dengan berat 6 kilogram dan masih menunjukkan perilaku liar.

Setelah melewati masa karantina, betina ini ditempatkan di Komplek Sosialisasi Nyaru Menteng dan kemudian dipindahkan ke Pulau Kaja pada 19 November 2014 untuk menjaga perilaku liar yang telah dimilikinya.

Di Pulau Kaja, Usro pandai bersosialisasi dengan orangutan lainnya. Ia juga tetap menghindari interaksi dengan manusia dengan mengeluarkan kiss-squeaksambil menggoyang dahan pohon dan melemparkan ranting setiap kali ada manusia mendekat.

Usro kini berusia 13 tahun dan beratnya 42 kilogram. Setelah 10 tahun menjalani masa rehabilitasi yang menyenangkan, kini Usro telah siap untuk menjalani kehidupannya sebagai orangutan liar di Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya.

2. SINCAN
Sincan tiba di Nyaru Menteng bulan September 2004 di usia 3 tahun, setelah diselamatkan oleh BKSDA Kalimantan Tengah dan BOS Foundation Nyaru Menteng. Ia ditemukan di area konsesi perkebunan kelapa sawit di desa Parenggean, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, berat badannya saat itu 12 kilogram dan masih menunjukkan perilaku liar.

Setelah melewati masa karantina, ia ditempatkan di Komplek Sosialisasi Nyaru Menteng. Dan dipindahkan ke pulau pra-pelepasliaran di Pulau Kaja pada 19 November 2014. Sebagai betina yang dominan; Sincan selalu menguasai feeding platform, memastikan dirinya mendapatkan buah terbanyak. Orangutan cantik berwajah oval ini mudah dikenali karena badannya yang berisi dan kulit wajah dan rambut yang berwarna coklat kehitaman.

Sincan yang selalu waspada dengan lingkungan di sekelilingnya kini berusia 16 tahun dengan berat badan 42,1 kilogram. Ia tidak lama lagi akan diberangkatkan dan dilepasliarkan di rumah sejatinya, di belantara Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya.

3. KUMBA
Kumba diselamatkan dari area perkebunan kelapa sawit di wilayah Kecamatan Antang Kalang, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, pada 24 Agustus 2007. Orangutan jantan ini tiba di Nyaru Menteng saat berusia 4,5 tahun dengan berat badan 8 kg dalam kondisi terluka di pelipis mata kanan serta luka sayatan benda tajam di kedua telapak tangannya. Saat itu ia masih berperilaku liar.

Kumba ditempatkan di Pulau Kaja untuk menjalani tahap pra-pelepasliaran sejak 19 November 2014. Kumba, yang tidak menyukai manusia ada di sekitarnya, sangat pandai dalam mencari dan memilih pakan alami selama tinggal di pulau. Ia lebih senang menghabiskan waktunya sendirian.

Kumba yang berperawakan kecil, memiliki rambut tipis berwarna coklat kehitaman dan janggut tipis coklat kemerahan di dagunya. Ia kini telah berusia 14 tahun dengan berat badan 27,1 kilogram, dan akan segera menyongsong kehidupan baru di Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya.

4. ANGGI
Anggi diselamatkan oleh tim rescue BKSDA Kalimantan Tengah dan BOS Foundation pada 21 Oktober 2005 setelah ditemukan di sebuah perkebunan kelapa sawit di Desa Parenggean, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah. Orangutan betina ini tiba di Nyaru Menteng ketika usianya 3,5 tahun dengan berat badan 6 kilogram, dalam keadaan yang sangat memprihatinkan. Tim menemukan Anggi malang berada di bawah meja di luar bangunan kantor. Tubuhnya basah kuyup terkena hujan dan berlumpur, pinggang dan kedua tangannya terikat tali plastik. Dari hasil pemeriksaan medis diketahui Anggi mengalami dehidrasi, luka bekas ikatan tali plastik di pergelangan tangannya sudah mulai mengeluarkan bau busuk dan harus segera dibawa ke BOSF di Nyaru Menteng untuk diberikan tindakan medis.

Setelah menjalani perawatan intensif dan karantina oleh tim Medis Nyaru Menteng, Anggi pun bergabung dengan orangutan lainnya untuk menjalani proses rehabilitasi. Anggi menghindari kontak dengan babysitter dan teknisi, ia pun ditempatkan di komplek sosialisasi.

Orangutan betina berperawakan mungil dan berambut coklat kemerahan ini berusia 14 tahun dengan berat badan 34,2 kg, tiba waktunya bagi Anggi untuk meraih kebebasan di Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya.

5. IJUM
Ijum adalah betina yang berhasil diselamatkan dari seorang warga di Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah pada 13 September 2007. Ia berusia 2 tahun dan beratnya 9 kilogram saat tiba di Nyaru Menteng, sembari masih menunjukkan perilaku liar. Dan pada 20 Desember 2012, Ijum dipindahkan ke Pulau Bangamat.

Ijum yang memiliki rambut panjang dan tebal berwarna coklat kemerahan ini selalu mengeluarkan kiss-squeak untuk menunjukkan ketidaksukaannya setiap melihat ada manusia di dekatnya. Ijum mudah dikenali dari kulit wajah yang hitam dan kelopak mata yang kecil.

Dengan semua keterampilan yang sudah dipelajarinya selama 9 tahun di Pusat Rehabilitasi Nyaru Menteng, Ijum yang kini telah berusia 12 tahun dengan berat badan 56,8 kg telah siap melanjutkan hidup di rumah sejatinya di Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya.

———————————————————–
 

REHABILITAN
Rehabilitan adalah orangutan yang diselamatkan pada usia sangat muda dan/atau sudah cukup lama menjadi peliharaan manusia sehingga belum memiliki atau sudah kehilangan sebagian besar kemampuan untuk hidup mandiri di hutan, dan karenanya harus terlebih dahulu melalui proses rehabilitasi.

6. PLUTO
Pluto tiba di Nyaru Menteng pada 29 Desember 2002 setelah diselamatkan dari seorang warga yang telah menjadikannya hewan peliharaan selama hampir 2 tahun di Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah. Saat tiba ia masih berusia 2,5 tahun, dalam kondisi kritis dengan berat badan hanya 3,8 kg. Orangutan jantan malang ini mengalami luka pada wajah, dada, luka bakar pada kulit tangan dan kaki yang sebagian sudah terkelupas. Kelopak mata sebelah kanan mengeluarkan nanah karena panas dan tidak dapat tertutup sempurna, dan kulit kehitaman dan kering karena dehidrasi. Pernapasannya tidak teratur, mengalami pembengkakan hati, dengan rambut yang pendek dan tipis.

Tiba di Nyaru Menteng Pluto pun langsung menjalani perawatan intensif oleh tim medis kami yang berdedikasi. Ia menjalani perawatan medis selama kurun waktu lima tahun, sebelum akhirnya pulih sepenuhnya dan mulai bergabung di Sekolah Hutan Nyaru Menteng. Pada 28 Februari 2015, Pluto dipindahkan ke Pulau Bangamat untuk menyelesaikan proses pra-pelepasliarannya.

Di Pulau Bangamat, Pluto dikenal sebagai penjelajah yang handal dan pandai mendapatkan pakan alaminya. Kini berusia 14 tahun dengan berat badan 58,7 kg, Pluto memiliki tubuh gempal dengan rambut panjang coklat kehitaman. Sorot mata yang tajam dan kulit wajah yang hitam dihiasi janggut lebat keemasan membuatnya semakin ganteng. Dengan segala kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya, ia telah siap untuk kembali ke rumah sejatinya di Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya.

7. IBUT
Ibut tiba di Nyaru Menteng pada 15 November 2006 setelah diselamatkan oleh BKSDA Kalimantan Tengah dan BOS Foundation Nyaru Menteng. Seorang warga desa Parigi, Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah menjadikannya hewan peliharaan. Saat tiba di Nyaru Menteng, ia berusia 2,5 tahun dengan berat badan 6 kilogram dan dalam keadaan cukup sehat.

Pada 29 Juli 2011, beberapa ruas jari tangan kiri dan kanan Ibut harus diamputasi untuk mengurangi penyebaran infeksi pada lukanya. Ia harus menjalani perawatan intensif selama beberapa waktu sebelum dipindahkan ke Pulau Bangamat pada 21 Desember 2012. Selama di pulau pra-pelepasliaran, Ibut menunjukkan kemampuannya bersaing dengan orangutan lainnya, dan menunjukkan ketidaksukaan melihat keberadaan manusia.
Orangutan jantan yang tampan berambut coklat kehitaman ini mudah dikenali karena memiliki wajah berbentuk oval dengan pelipis mata hitam dan janggut tipis di dagunya. Kini ia telah berusia 13 tahun dengan berat badan 49 kg, Ibut akan mempraktikkan kemampuan yang telah dipelajarinya selama 10 tahun rehabilitasi saat ia mulai menjelajahi indahnya Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya.


Profil Kandidat Pelepasliaran Orangutan ke-14 Nyaru Menteng (Kredit foto: BOSF 2016)

Profil Kandidat Pelepasliaran Orangutan ke-14 Nyaru Menteng (Kredit foto: BOSF 2016)

Profil Kandidat Pelepasliaran Orangutan ke-14 Nyaru Menteng (Kredit foto: BOSF 2016)

Profil Kandidat Pelepasliaran Orangutan ke-14 Nyaru Menteng (Kredit foto: BOSF 2016)

Profil Kandidat Pelepasliaran Orangutan ke-14 Nyaru Menteng (Kredit foto: BOSF 2016)

Profil Kandidat Pelepasliaran Orangutan ke-14 Nyaru Menteng (Kredit foto: BOSF 2016)

Profil Kandidat Pelepasliaran Orangutan ke-14 Nyaru Menteng (Kredit foto: BOSF 2016)

Profil Kandidat Pelepasliaran Orangutan ke-14 Nyaru Menteng (Kredit foto: BOSF 2016)

8. GURITA
Gurita diselamatkan tanggal 4 April 2006 saat berusia 4 tahun dengan berat badan 14 kilogram. Orangutan betina ini dipelihara oleh seorang warga desa Parenggean, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah.

Setelah melewati masa karantina, Gurita bergabung dengan orangutan lainnya di Sekolah Hutan untuk mulai menjalani proses rehabilitasi. Ia lulus dari Sekolah Hutan 29 Juni 2013, dan mulai mengikuti tahapan “university” di Pulau Kaja, di sana ia bersahabat dengan Beda dan Chanel. Gurita yang memiliki rambut panjang tebal berwarna coklat gelap ini bukanlah orangutan yang agresif, namun memiliki kewaspadaan yang tinggi dan senang menyendiri. Di Pulau Kaja, Gurita dikenal sebagai penjelajah yang handal dan pandai mendapatkan pakan alaminya dan tidak menyukai kehadiran manusia.

Gurita kini berusia 14 tahun dengan berat badan 59 kg. Ia berkulit gelap, tubuh gempal, dan rambut berponi. Setelah menjalani proses rehabilitasi di Nyaru Menteng selama 10 tahun, Gurita telah siap untuk menjadi orangutan liar di Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya.




Menurutmu orang lain perlu tahu? Bagikan!

image image image

CATATAN!



OK

YA, AMPUN!



Tutup