Apakah kamu member?

PROFIL KANDIDAT PELEPASLIARAN ORANGUTAN KE-16 NYARU MENTENG

Dalam meluncurkan kampanye #FREEDOM kami, BOS Foundation dan BKSDA Kalimantan Tengah, 12 kandidat #OrangutanRelease dari Nyaru Menteng akan dilepasliarkan ke Hutan Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (TNBBBR). Pada kesempatan ini, salah satu orangutan yang merupakan orangutan hasil repatriasi dari Thailand 10 tahun lalu, juga akan dilepasliarkan pada rilis kali ini.  Inilah profile mereka

SEMI-LIAR

Semi-liar adalah orangutan yang pada saat diselamatkan, sudah pernah dipelihara dan/atau cukup sering berinteraksi dengan manusia, tapi masih berperilaku liar dan secara konsisten memperlihatkan kemampuan yang cukup untuk hidup mandiri di hutan.

1. PAK HERRY

Pak Herry tiba di Nyaru Menteng tanggal 28 Agustus 2003 setelah diselamatkan dari seorang warga di Parigi, Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah. Saat itu usianya 2 tahun dengan berat badan 7 kilogram dan masih menunjukkan perilaku liar.
Di awal 2012, Pak Herry terlibat perkelahian dengan orangutan lain, menyebabkan jari kelingking kanannya luka parah dan tim medis Nyaru Menteng harus mengamputasi jari tersebut. Setelah lukanya pulih, Pak Herry melanjutkan proses rehabilitasi dan dipindahkan ke Pulau Bangamat sejak 28 Februari 2015. Di pulau, Pak Herry dikenal sebagai jantan dominan dan agresif, salah satu yang disegani orangutan lain di Pulau Bangamat.

Kini di usia 14 tahun dengan berat badan 73 kilogram, Pak Herry telah mengembangkan kemampuan dan kemandirian selama 13 tahun proses rehabilitasinya di Nyaru Menteng. Sang jantan gagah ini telah siap menjelajah rumah sejatinya di hutan Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya.

2. INE

Ine diselamatkan dari seorang warga di Tumbang Miri, Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah, pada 20 Januari 2004. Ia tiba di Nyaru Menteng saat usianya menginjak 2 tahun dengan berat badan hanya 4,7 kilogram. Saat itu, ia masih menunjukkan perilaku liar.

Setelah melewati proses karantina, orangutan betina ini pun menjalankan proses rehabilitasi di Sekolah Hutan Nyaru Menteng. Ia menyelesaikan seluruh tahap dan pada 29 Juni 2013, dipindahkan ke Pulau Kaja untuk tahap pra-pelepasliaran. Pada bulan Juli 2015, ia sempat terpantau menjelajah jauh menyeberang sungai ke Pulau Bangamat. Ia dipindahkan kembali ke Kaja oleh para teknisi BOSF dan menunjukkan kemampuan baik beradaptasi di lingkungan baru.

Ine sangat gemar menjelajah dan pandai bersosialisasi dengan orangutan lainnya, namun juga kerap menghabiskan waktu sendirian. Kini berusia 14 tahun dengan berat badan 48 kilogram, Ine selalu menghindari manusia. Setelah 12 tahun proses rehabilitasi, dan semua keterampilan yang telah dimilikinya, Ine siap untuk menjalani kehidupan liar di rumah sejatinya, di Hutan Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya.

3. BAGIO

Bagio diserahkan kepada BOS Foundation oleh BKSDA Kalimantan Tengah dan tiba di BOSF Nyaru Menteng pada 6 November 2013. Saat itu Bagio berusia 5 tahun, dan dinyatakan diselamatkan oleh seorang warga Kota Palangka Raya di hutan kecil yang mengalami pembukaan lahan. Orangutan jantan ini datang dengan kondisi yang memperihatinkan; berat badannya hanya 6,4 kg dan mengalami dehidrasi. Ada luka sobek segar di pelipis mata kirinya dan tulang paha kirinya patah, dia juga masih menunjukkan perilaku liar.

Setelah mendapatkan perawatan intensif dan dinyatakan sehat, Bagio pun bergabung dengan Sekolah Hutan Nyaru Menteng. Pada 19 November 2014, ia dinyatakan lulus dan melanjutkan ke tahap pra-pelepasliaran di Pulau Kaja. Di sana ia dikenal sebagai orangutan yang memiliki kewaspadaan yang tinggi, penyendiri, dan menjauhi kehadiran manusia.

Kini di usia 9 tahun dengan berat badan 43 kilogram, Bagio telah siap menjalani kehidupan barunya di rumah sejatinya, di Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya.

4. BUNTUT

Buntut tiba di Nyaru Menteng pada 16 Januari 2003 setelah diselamatkan dari seorang warga di Desa Buntut Bali, Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah. Saat itu usia betina ini 2 tahun dengan berat badan 6 kilogram, dan masih menunjukkan perilaku liar. Ia juga memiliki luka di kedua pergelangan tangan akibat ikatan tali.

Setelah melewati masa karantina, Buntut menjalani proses awal rehabilitasinya di Sekolah Hutan Nyaru Menteng dan kemudian dipindahkan ke Pulau Kaja pada 19 November 2014. Ia dikenal sebagai penjelajah dan tidak menyukai kehadiran manusia.

Buntut kini berusia 16 tahun dan beratnya 42 kilogram, dan setelah 14 tahun rehabilitasi, ia telah siap untuk menjalani kehidupan sebagai orangutan liar di Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya.


REHABILITAN

Rehabilitan adalah orangutan yang diselamatkan pada usia sangat muda dan/atau sudah cukup lama menjadi peliharaan manusia sehingga belum memiliki atau sudah kehilangan sebagian besar kemampuan untuk hidup mandiri di hutan, dan karenanya harus terlebih dahulu melalui proses rehabilitasi.

5. WANNA

Wanna merupakan salah satu dari 48 orangutan hasil repatriasi dari Thailand. Ia tiba di Nyaru Menteng pada 22 November 2006, saat berusia 6,5 tahun dengan berat badan 28 kg. Saat datang, ia sangat akrab sekali dengan keberadaan manusia.

Setelah melewati masa karantina, Wanna mulai menjalani masa rehabilitasi di Sekolah Hutan Nyaru Menteng. Ia menyelesaikan Sekolah Hutan dan dipindahkan ke Pulau Kaja pada 24 Juni 2013 untuk menyelesaikan rehabilitasi tahap akhir pra-pelepasliaran. Orangutan betina ini cepat beradaptasi dengan lingkungan baru di Pulau Kaja dan di sana ia suka sekali menjelajah, pandai mencari pakan alami dan membangun sarang.

Kini Wanna berusia 17,5 tahun dengan berat badan 56,7 kilogram, dan setelah proses rehabilitasi selama 10 tahun, ia menjadi orangutan repatriasi pertama yang dilepasliarkan ke habitat alami. Ia akan segera membuktikan kemampuan dan kemandiriannya hidup liar di Hutan Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya.

6. BESTY

Besty dibawa ke Nyaru Menteng pada 19 Desember 2004, setelah disita oleh BKSDA Kalimantan Tengah dari seorang karyawan perusahaan perkebunan kelapa sawit yang memeliharanya di Parenggean, Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah. Si mungil Besty saat itu datang usianya masih 10 bulan dan beratnya hanya 2,2 kg dengan kondisi tubuh yang sangat menyedihkan; kulit di bagian kepala dan wajahnya kering dan mengelupas, dan ia menderita dehidrasi.

Setelah mendapatkan perawatan intensif oleh tim medis kami yang berdedikasi, Besty pun memulai proses rehabilitasi di Sekolah Hutan Nyaru Menteng dan mempelajari semua keterampilan bertahan hidup alaminya. Pada 24 November 2014, Besty lulus Sekolah Hutan dan melanjutkan tahap berikut rehabilitasi di pulau pra-pelepasliaran Bangamat. Ia pernah terpantau menjelajah sampai ke Pulau Kaja dan kembali lagi ke Pulau Bangamat. Orangutan betina berparas cantik ini tak suka diganggu dan lebih senang menghabiskan waktunya sendiri di pulau, tempatnya mengembangkan diri menjadi penjelajah dan pencari pakan alami yang handal.

Kini usia Besty 13 tahun dengan berat badan 49,8 kg. Ia akan segera berangkat ke hutan Taman Nasional Bukit Baka Bukt Raya untuk memulai hidup barunya sebagai orangutan liar sejati.

7. NYIWUH

Nyiwuh berhasil diselamatkan dari seorang warga di Batu Nyiwuh, Kalimantan Barat pada 1 Desember 2003. Ia berusia 1,5 tahun dan beratnya 9 kg saat tiba di Nyaru Menteng, dan tak lama kemudian memulai proses rehabilitasinya di Sekolah Hutan Nyaru Menteng, dan dikenal sebagai siswa yang dapat dengan cepat menangkap setiap arahan para babysitter kami.

Pada 2 Maret 2015, ia melanjutkan tahapan rehabilitasi lanjutan dan dipindahkan ke Pulau Kaja. Di sana ia berkembang dan menjadi orangutan betina yang pandai bersosialisasi dan mendapatkan pakan alaminya. Ia juga lebih senang menghabiskan waktunya sendirian.

Nyiwuh kini berusia 15 tahun dengan berat badan 46,8 kilogram. Dengan semua keterampilan yang dipelajarinya selama 13 tahun di Pusat Rehabilitasi Nyaru Menteng, Nyiwuh telah siap melanjutkan hidup di rumah sejatinya di Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya.


8. JANU

Janu masuk ke Nyaru Menteng pada 20 Januari 2010, setelah diselamatkan oleh BKSDA Kalimantan Tengah dari seorang warga di Kota Kuala Kapuas, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah. Pada saat itu ia berusia 1,5 tahun dengan berat badan 8,9 kg, dan memulai tahap rehabilitasi setelah melewati masa karantina di klinik Nyaru Menteng.

Janu menyelesaikan Sekolah Hutan Nyaru Menteng pada 20 November 2014, dan dipindahkan ke pulau pra-pelepasliaran Kaja untuk proses tahap akhir rehabilitasi. Janu tidak suka berada dekat manusia, memiliki kewaspadaan tinggi, dan pandai mencari pakan alami.
Kini usia Janu 8 tahun dengan berat badan 42 kilogram dan mulai tumbuh bantalan pipi di sekitar wajahnya. Ia akan segera hidup liar di habitat alaminya di hutan Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya.

9. SOPHIA

Sophia diselamatkan pada 9 Agustus 2005 saat berusia 2 tahun dengan berat badan 6,8 kilogram. Saat itu, orangutan betina ini dipelihara seorang warga Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah.

Setelah melewati masa karantina, Sophia bergabung dengan Sekolah Hutan. Setelah menyelesaikan seluruh tahapan Sekolah Hutan, ia memulai tahap “pendidikan tingkat lanjut” rehabilitasi di pulau pra-pelepasliaran Bangamat sejak 24 November 2014. Sophia menjadi penjelajah handal di pulau Bangamat, memiliki kewaspadaan tinggi, dan cenderung menghindari kontak dengan manusia. Ia selalu memiliki kewaspadaan yang tinggi terhadap ancaman yang datang dari orangutan lainnya.

Sophia kini berusia 17 tahun dengan berat badan 37,5 kg. Setelah menjalani 11 tahun rehabilitasi di Nyaru Menteng, Sophia kini siap untuk menjadi orangutan liar di Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya.

10. AULIN

Aulin diselamatkan oleh tim gabungan BKSDA Kalimantan Tengah dan BOS Foundation Nyaru Menteng pada tanggal 24 Desember 2005 dari seorang karyawan perkebunan kelapa sawit yang menjadikannya hewan peliharaan. Saat tiba di Nyaru Menteng, Aulin berusia 2,5 tahun, beratnya 6,2 kg dan dalam keadaan memprihatinkan; rambutnya kering, tubuhnya kurus, ada ada luka robek pada lipatan di kedua paha kakinya akibat ikatan tali plastik.

Ia harus menjalani perawatan intensif selama sebulan di klinik, dan setelah dinyatakan sehat, ia memulai proses rehabilitasi di Sekolah Hutan Nyaru Menteng. Ia dipindahkan ke pulau Kaja untuk tahap pra-pelepasliaran pada 2 Maret 2015, dan di sana ia belajar hidup mandiri.

Aulin gemar menjelajah dan mampu berkompetisi dengan orangutan lainnya. Hal itu membuatnya mengalami patah tulang telunjuk tangan kanannya, namun hal itu tidak menghalangi semangatnya berkompetisi, apalagi dalam beraktivitas sehari-hari.

Usianya kini 14 tahun dengan berat badan 38,8 kilogram. Selama 11 tahun di Nyaru Menteng, ia kini tumbuh menjadi orangutan betina yang mengagumkan dan akan segera meraih kebebasan di rumah sejatinya, di Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya.

11. EKA

Eka diselamatkan oleh BKSDA Kalimantan Tengah dan BOS Foundation Nyaru Menteng pada 27 Januari 2004. Ia dipelihara oleh seorang warga di Mantangai, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah menjadikannya hewan peliharaan. Saat dibawa ke Nyaru Menteng, orangutan betina ini berusia 2 tahun dan kekurangan gizi dengan berat badan hanya 6,8 kilogram.

Pada 24 November 2014, Eka lulus dari Sekolah Hutan dan ditempatkan di Pulau Bangamat, tempat ia menjadi penjelajah handal. Sifatnya yang menyenangkan membuatnya suka bersosialisasi, namun ia tetap waspada manakala ada orangutan atau manusia yang datang mendekati.
Eka yang mandiri telah belajar selama 12 tahun di Nyaru Menteng. Saat ini ia telah berusia 14 tahun dengan berat badan 45 kilogram. Kini tiba saatnya untuk Eka membuktikan kemampuannya di Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya.

12. MEGGI

Meggi diselamatkan oleh tim rescue BKSDA Kalimantan Tengah dan BOS Foundation pada 17 Januari 2005 dari seorang karyawan perkebunan kelapa sawit di Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah. Meggi sebelumnya dipelihara selama 9 bulan di dalam sebuah kandang sempit. Kala itu jantan ini berusia 2 tahun dengan berat badan 14 kilogram.

Setelah menjalani perawatan intensif dan karantina oleh Tim Medis Nyaru Menteng, Meggi pun bergabung dengan orangutan lainnya di Sekolah Hutan untuk proses rehabilitasi. tanggal 26 Februari 2015, Meggi dipindahkan ke pulau pra-pelepasliaran Bangamat, tempatnya menikmati hidup mandiri.

Selama 11 tahun menjalani proses rehabilitasi, Meggi telah tumbuh menjadi orangutan jatan yang mengagumkan. Saat ini ia berusia 13 tahun dengan berat badan 50,4 kilogram. Dengan keterampilan yang dimilikinya, Meggi siap menerima hutan Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya sebagai rumah barunya.




Menurutmu orang lain perlu tahu? Bagikan!

image image image

CATATAN!



OK

YA, AMPUN!



Tutup