Apakah kamu member?

PROFIL KANDIDAT PELEPASLIARAN ORANGUTAN KE-9 SAMBOJA LESTARI

Di usianya yang ke-25 di tahun 2016, BOS Foundation bersama BKSDA Kalimantan Timur akan kembali melepasliarakan 4 orangutan rehabilitasi dari Samboja Lestari ke Hutan Kehje Sewen. Inilah keempat profil mereka

1. Rafli 
Rafli diselamatkan di daerah Sebulu, satu kawasan di Kalimantan Timur yang musnah akibat kebakaran hutan di tahun 1997/1998. Dia dibawa ke Wanariset-Samboja (kini Samboja Lestari) pada 14 Februari 2005 saat usianya 13 tahun.

Saat diselamatkan, Rafli menunjukkan tingkah laku liar, memperlihatkan bahwa dia tidak pernah dipelihara. Setelah beberapa lama ditempatkan dalam kandang sosialisasi bersama Elisa dan Juri, Rafli dipindahkan ke pulau di awal tahun 2015. Dia menyesuaikan diri dengan cepat dan di sana mengembangkan kembali kemampuan bertahan hidup melalui memanjat pohon, membuat sarang, dan mencari makanan hutan secara aktif.

Kini usia Rafli 24 tahun dengan berat badan 75 kg. Setelah 11 tahun di pusat rehabilitasi, tak lama lagi orangutan jantan yang memiliki cheek-pads yang menghiasi wajah gelapnya ini akan menikmati kebebasannya menjelajah Hutan Kehje Sewen.

2. Saprol
Saprol diselamatkan bersama induknya, Inul, di Daerah Sebulu, Kabupaten Kutai Kartanegara tanggal 11 Mei 2006. Inul tiba di Samboja Lestari dengan cedera sangat parah dan Saprol kecil yang tampak sangat tertekan memeluknya erat-erat. Sangat disayangkan, cedera Inul membuatnya tak tertolong. Si kecil Saprol lantas dibesarkan oleh para pengasuh kami yang berdedikasi di Samboja Lestari.

Bersama Jamur, Jlo, Sarmi, Nila, dan lain-lain, Saprol dipindahkan ke Pulau 1-2, sebuah pulau pra-pelepasliaran di Samboja Lestari. Ketika itu Saprol dipindahkan bersama dua pasang ibu-anak, yang salah satunya adalah Sarmi, yang saat ini sudah menikmati kebebasannya di Hutan Kehje Sewen. Sarmi mengangkat dan merawat Saprol bagai anaknya sendiri dan menjadi saudara bagi putrinya, Sani.

Kini Saprol berusia 11 tahun dengan berat badan 38 kg. Orangutan jantan dengan rambut tipis berwarna coklat kehitaman dan janggut tebal coklat kemerahan ini tak lama lagi akan membuktikan kemandiriannya di hutan yang sesungguhnya, Hutan Kehje Sewen. Semoga di sana Saprol bisa bertemu dengan Sarmi, Ibu asuhnya dulu.

3. Jamur
Jamur diselamatkan bersama oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Timur dan BOS Foundation di Kecamatan Bengalon, Kutai Timur, Kalimantan Timur pada 1 November 1998. Ia baru berusia 4 tahun saat pertama kali tiba di Samboja Lestari.

Jamur yang berperawakan gempal dengan rambut tebal coklat kemerahan dan mata bulat ini melahirkan putri pertamanya, J-lo pada 5 Maret 2006.

Meskipun tumbuh dewasa di pusat rehabilitasi tanpa bimbingan induk, Jamur ternyata induk yang baik untuk J-Lo, yang kini berusia 10 tahun.

Jamur kini berusia 22 tahun dan akan segera dilepasliarkan di habitat alami mereka di hutan Kehje Sewen bersama putrinya, J-lo, yang telah lama hidup sendiri tanpa induknya selama beberapa tahun belakangan.


Profil Kandidat Pelepasliaran Orangutan ke-9 Samboja Lestari (Kredit foto: BOSF 2016)

Profil Kandidat Pelepasliaran Orangutan ke-9 Samboja Lestari (Kredit foto: BOSF 2016)

Profil Kandidat Pelepasliaran Orangutan ke-9 Samboja Lestari (Kredit foto: BOSF 2016)

Profil Kandidat Pelepasliaran Orangutan ke-9 Samboja Lestari (Kredit foto: BOSF 2016)

4. J-Lo
J-lo lahir di Wanariset (kini Samboja Lestari) pada 5 Maret 2006. Sejak kecil J-lo diasuh penuh kasih sayang oleh induknya, Jamur dan mendapatkan pengajaran langsung tentang cara bertahan hidup di alam liar.

J-Lo telah menguasai kemampuan membuat sarang, mengenal musuh alami, dan mencari pakan alami dengan sangat baik. Ia tidak menyukai kehadiran manusia dan akan melakukan kiss-squeak jika merasa terusik.

Kini di usia 10 tahun, J-lo yang berparas cantik siap pulang ke hutan bersama Ibunya, Jamur, dan sahabatnya Saprol untuk menjadi orangutan muda yang mandiri di Hutan Kehje Sewen.
 




Menurutmu orang lain perlu tahu? Bagikan!

image image image

CATATAN!



OK

YA, AMPUN!



Tutup