Apakah kamu member?

KEBEBASAN 10 LAGI INDIVIDU ORANGUTAN YANG PERLU DIRAYAKAN!

Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah bersama Balai Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya dalam kerja bersamanya dengan Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo (BOS) kembali melepasliarkan sepuluh orangutan ke hutan alami di kawasan Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (TNBBBR). Pelepasliaran melibatkan dua kelompok orangutan, kelompok pertama diberangkatkan menuju daerah aliran sungai (DAS) Hiran pada 14 Juni, sedangkan kelompok kedua diberangkatkan menuju DAS Bemban pada 16 Juni.

Empat orangutan yang diberangkatkan dalam perjalanan pertama ke DAS Hiran adalah Aristo, Lalang, Svenja, dan Noni Partono. Adapun Enam orangutan lainnya yang diberangkatkan dalam perjalanan kedua ke DAS Bemban ialah Yoko, Kejora, Syahrini, Susanne, Mama Edwan, dan Edwina. 

Baca juga: KANDIDAT PELEPASLIARAN ORANGUTAN KE-41 DARI NYARU MENTENG

Kesepuluh orangutan yang telah berhasil melewati masa rehabilitasi di Pusat Rehabilitasi orangutan Nyaru Menteng ini datang dengan latar belakang yang berbeda-beda. Lalang, misalnya, ia datang sebagai salah satu dari 47 orangutan yang direpatriasi dari Thailand ke Indonesia, dalam sebuah operasi pemulangan besar pada 2006 silam. Setelah menempuh serangkaian proses reintroduksi orangutan di pusat rehabilitasi selama 17 tahun, kandang angkutnya akhirnya dibuka di depan pohon rasamala (Altingia excelsa) tepat setelah kandang angkut milik Noni Partono dibuka.

Orangutan lain yang masuk ke pusat rehabilitasi kami saat usianya masih sangat muda ialah Svenja dan Yoko. Kedua orangutan yatim piatu ini diselamatkan bersamaan dari Kabupaten Kapuas. Keduanya juga lulus dari pusat rehabilitasi di waktu yang bersamaan, meski sekarang dilepasliarkan di lokasi pelepasliaran yang berbeda, Svenja di DAS Hiran sedangkan Yoko di DAS Bemban. Kami berharap, baik Svenja maupun Yoko sama-sama bisa memulai hidup baru mereka dengan baik di sana.


KEBEBASAN 10 LAGI INDIVIDU ORANGUTAN YANG PERLU DIRAYAKAN! (Kredit foto: Lalita)

KEBEBASAN 10 LAGI INDIVIDU ORANGUTAN YANG PERLU DIRAYAKAN! (Kredit foto: Yohannes Eko P)

KEBEBASAN 10 LAGI INDIVIDU ORANGUTAN YANG PERLU DIRAYAKAN! (Kredit foto: Indrayana)

KEBEBASAN 10 LAGI INDIVIDU ORANGUTAN YANG PERLU DIRAYAKAN! (Kredit foto: Andrea Knox)

KEBEBASAN 10 LAGI INDIVIDU ORANGUTAN YANG PERLU DIRAYAKAN! (Kredit foto: Indrayana)

KEBEBASAN 10 LAGI INDIVIDU ORANGUTAN YANG PERLU DIRAYAKAN! (Kredit foto: Indrayana)

KEBEBASAN 10 LAGI INDIVIDU ORANGUTAN YANG PERLU DIRAYAKAN! (Kredit foto: Lalita)

KEBEBASAN 10 LAGI INDIVIDU ORANGUTAN YANG PERLU DIRAYAKAN! (Kredit foto: Indrayana)

KEBEBASAN 10 LAGI INDIVIDU ORANGUTAN YANG PERLU DIRAYAKAN! (Kredit foto: Indrayana)

Lain halnya dengan Svenja dan Yoko yang langsung masuk ke Sekolah Hutan setelah proses penyelamatan dan karantina, Mama Edwan langsung dipindahkan ke Pulau Pra-pelepasliaran Palas setelah datang ke pusat rehabilitasi pada tahun 2007. Mama Edwan diselamatkan saat usianya sudah dewasa dan telah sukses hidup mandiri di alam liar selama bertahun-tahun, sehingga tidak perlu mempelajari lebih banyak keterampilan bertahan hidup dari Sekolah Hutan. Sayangnya, ia tidak bisa segera dilepasliarkan karena cedera parah pada lengan kirinya sebelum penyelamatan yang mengharuskan tim dokter hewan kami untuk mengamputasi seluruh lengan kirinya tersebut. Terlepas dari pengalaman traumatis fisik yang ia alami, Mama Edwan akhirnya dapat kembali pulih dan memiliki anak, Edwina. Selepas kandang angkutnya dibuka, tanpa ragu Mama Edwan bisa langsung beradaptasi dengan lingkungan barunya dan langsung bersatu kembali dengan Edwina. Pada hari pertama kedatangan mereka di hutan, Janu, orangutan jantan yang dilepasliarkan pada 2017 mendekati Mama Edwan dan keduanya saling menunjukkan ketertarikan satu sama lain sebelum akhirnya melakukan kopulasi.

Baca juga: JANU DAN SUSI

Syahrini juga memiliki latar belakang yang berbeda dari keempat orangutan tersebut. Orangutan betina ini lahir di Pusat Rehabilitasi Nyaru Menteng, sepuluh tahun yang lalu. Karena kecerdasannya, ia mampu melewati masa rehabilitasi dengan sangat baik. Sama seperti teman-temannya, Syahrini juga langsung beradaptasi dengan cepat setelah kandang angkutnya dibuka. 

Pelepasliaran kali ini menambah daftar panjang individu orangutan yang telah dilepasliarkan dari Pusat Rehabilitasi Nyaru Menteng ke kawasan TNBBBR menjadi 199 individu. Kami yakin bahwa para pendatang baru ini akan melakukan peran mereka untuk membantu meningkatkan jumlah populasi orangutan di Kalimantan Tengah.

Baca juga: LOKASI PELEPASLIARAN BARU UNTUK OPTIMALISASI

Nantikan informasi terbaru tentang orangutan yang telah dilepasliarkan baik di Kalimantan Tengah maupun di Kalimantan Timur. Bantu kami membawa lebih banyak orangutan untuk hidup aman di hutan dengan mendukung perjalanan pulang mereka!




Menurutmu orang lain perlu tahu? Bagikan!

image image image

CATATAN!



OK

YA, AMPUN!



Tutup