Apakah kamu member?

KANDIDAT PELEPASLIARAN ORANGUTAN BERTURUT-TURUT

KANDIDAT PELEPASLIARAN ORANGUTAN KE-42 DARI NYARU MENTENG
Dalam waktu dekat, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia (KLHK) dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah dibantu oleh Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo (BOS) akan melakukan pelepasliaran orangutan ke-42 dari Pusat Rehabilitasi Nyaru Menteng ke Hutan Lindung Bukit Batikap. Berikut beberapa orangutan yang akan menjadi kandidat pelepasliaran mendatang.

TACO
Taco adalah orangutan yang diselamatkan dari warga kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat. Orangutan ini tiba di Pusat Rehabilitasi Nyaru Menteng pada 20 Mei 2009. Saat itu, ia masih berusia 2 tahun dengan berat badan 3,7 kg dan tanpa induk.

Setelah menyelesaikan masa karantina, Taco bergabung di Sekolah Hutan dan mempelajari kemampuan bertahan hidup yang sesuai dengan kurikulum. Ia pun akhirnya dipindahkan ke Pulau Prapelepasliaran Badak Besar pada 29 Januari 2020. Orangutan yang gemar menjelajah ini pun akhirnya mampu menuntaskan semua tahapan rehabilitasi berkat keterampilannya yang baik.

Kini Taco telah berusia 16 tahun. Setelah 14 tahun menjalani rangkaian proses rehabilitasi di Nyaru Menteng, Taco telah siap menjalani petualangan baru di Hutan Lindung Bukit Batikap.

CARLOS
Carlos adalah orangutan Jantan tanpa induk yang diselamatkan dari Desa Parenggean, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah pada 6 Februari 2004. Saat tiba di Pusat rehabilitasi Nyaru Menteng, ia masih berusia 1 tahun dengan berat badan 2,8 kilogram.    

Selepas masa karantina, Carlos mengikuti Sekolah Hutan untuk mengasah keterampilan bertahan hidupnya. Ia juga berkesempatan melanjutkan ke tahap prapelepasliaran di Pulau Prapelepasliaran Kaja pada 28 November 2018. Meski bukan sosok yang dominan, tetapi Carlos mampu membela diri saat dirinya merasa terancam.

Saat ini, Carlos telah berumur 20 tahun. Setelah menjalani proses rehabilitasi selama 19 tahun di Nyaru Menteng, Ia siap menjelajah Hutan Lindung Bukit Batikap sebagai orangutan liar sejati.

MELANIE
Melanie diselamatkan oleh tim gabungan dari Yayasan BOS dan BKSDA Kalimantan Tengah dari seorang warga Kota Buntok, Kalimantan Tengah pada 26 Agustus 2013. Saat tiba di Nyaru Menteng, orangutan betina ini masih berusia 3,5 tahun dengan berat badan 12 kilogram.

Di Nyaru Menteng, Melanie terlebih dahulu menjalani proses karantina. Setelah melewati berbagai tahapan pemberlajaran di Sekolah Hutan dengan sangat baik, Ia kemudian melanjutkan pembelajarannya ke tahap prapelepasliaran di gugusan Pulau Salat pada 30 Maret 2019. Melanie memiliki rasa ingin tau yang tinggi dan gemar menjelajah.

Usianya kini 14 tahun dan telah menjalani proses rehabilitasi selama 10 tahun. Ia telah siap untuk menyongsong petualangan barunya di Hutan Lindung Bukit Batikap.

CICI
Cici didatangkan dari Pusat Rehabilitasi Samboja Lestari pada 28 November 2013. Sebelumnya, Cici telah melewati tahapan rehabilitasi di sana selama 10 tahun. Pada awalnya ia diserahkan BKSDA DKI Jakarta pada 8 Januari 2003. Saat itu, ia masih berusia sekitar 3-4 tahun. Ia tumbuh menjadi betina yang mandiri, cekatan, dan pandai bersosialisasi dengan orangutan lainnya. 

Sebelum tiba di Nyaru Menteng, Cici sebenarnya telah menjalani rehabilitasi selama 10 tahun. Setelah tiba di Nyaru Menteng, ia menjalani proses karantina terlebih dahulu. Pada 26 November 2018, Cici mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan pembelajarannya ke tahapan prapelepasliaran di Pulau Kaja. Cici dikenal sebagai orangutan yang mudah terganggu dan agresif. ia adalah orangutan betina yang dominan.

Kini, Cici telah berusia 24 tahun. Berbekal kemampuan yang di pelajarinya di pusat rehabilitasi, ia telah siap menikmati kebebasan sejati di rumah barunya – Hutan Lindung Bukit Batikap.

Baca juga: PENANTIAN PANJANG BERUJUNG KEMENANGAN!

RAJAWALI
Rajawali diselamatkan dari warga Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah pada 21 November 2011 melalui operasi gabungan dari Tim Wildlife Rescue BKSDA Kalimantan Tengah dan Yayasan BOS. Saat diselamatkan, orangutan jantan ini masih berusia 1 tahun dengan berat badan 4,9 kilogram.

Setelah menyelesaikan semua tahapan Sekolah Hutan di Nyaru Menteng, Rajawali melanjutkan ke tahap prapelepasliaran di Pulau Kaja pada 14 Februari 2019. Ia adalah orangutan yang aktif dan gemar mejelajah. Ia adalah orangutan yang memliki kewaspadaan yang tinggi dan pandai membaca situasi.

Saat ini Rajawali berusia 13 tahun. Setelah menjalani proses rehabilitasi selama 12 tahun, ia siap hidup liar dan bebas di Hutan Lindung Bukit Batikap.

OCHIE
Ochie adalah orangutan betina yang diselamatkan dari Kalimantan Barat pada 24 Desember 2008. Saat kami selamatkan ia masih berusia 2 tahun dengan berat badan 5,7 kilogram.

Setelah melewati masa karantina, Ochie mengikuti Sekolah Hutan dan berhasil menyelesaikannya dengan baik. Ia pun kemudian dipindahkan ke Pulau Bangamat pada 5 Desember 2019. Hasil observasi kami menunjukan bahwa Ochie telah menguasai keterampilan dan kemampuan yang dibutuhkan di hutan.

Ochie kini telah berusia 18 tahun. Setelah menjalani 15 tahun masa rehabilitasi, tidak lama lagi ia akan menikmati kebebasan bersama teman-temannya yang lain di Hutan Lindung Bukit Batikap.

JUKI (PELEPASLIARAN KEDUA)
Juki disita dari seorang warga di Ketapang, Kalimantan Barat oleh BKSDA pada 28 Maret 2003 bersama satu orangutan lain bernama Susi. Juky kecil saat itu masih berusia 1,5 tahun dengan berat badan 7 kg. Ia dan Susi menjalani masa karantina sebelum akhirnya melanjutkan tahap rehabilitasi di Sekolah Hutan. Setelah menyelesaikan Sekolah Hutan, Juki masuk ke tahap akhir prapelepasliaran di Pulau Kaja. 

Juki adalah orangutan dominan. Sebelumnya, ia sempat dilepasliarkan ke Kawasan Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (TNBBBR) di Situs Bemban pada Desember 2016. Namun, karena daya jelajahnya yang cukup luas, ia sempat dilaporkan memasuki kawasan penduduk. Demi mengindari konflik antara manusia dan orangutan, mau tidak mau kami harus memindahkannya ke pusat rehabilitasi dan ditempatkan ke pulau prapelepasliaran untuk sementara waktu. Setelah 8 tahun penantian, Juki telah siap dilepasliarkan kembali ke Hutan Lindung Bukit Batikap. 

BATOLA (PELEPASLIARAN KEDUA)
Batola diselamatkan dari Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan dan tiba di Nyaru Menteng pada tanggal 19 Desember 2007. Saat itu orangutan jantan ini berusia 5 tahun dengan berat 19 kilogram. 

Setelah melewati masa karantina, Batola mengikuti Sekolah Hutan dan belajar dengan giat melewati setiap tahapan. Saat Batola berubah menjadi lebih agresif terhadap teknisi dan ibu asuh, kami memutuskan untuk memindahkan ia dari Sekolah Hutan ke Pulau Prapelepasliaran Kaja. Di pulau, Batola dikenal suka menyendiri dan menetap di satu lokasi. 

Sebelumnya, Batola pernah dirilis pada tahun 2020 di Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya. Karena beberapa kali pernah masuk ke lokasi dekat perkampunga, Batola akhirnya ditarik kembali ke Pusat Rehabilitasi Nyaru Menteng. Batola kini telah berusia 20 tahun dengan berat badan 42 kilogram. Dalam hitungan hari, Batola akan membuktikan kemampuannya sebagai orangutan liar sejati dan siap memulai hidup barunya di Hutan Lindung Bukit Batikap.

Bantu kami membawa orangutan untuk hidup aman di hutan dengan mendukung perjalanan pulang mereka!


PELEPASLIARAN

Taco

Carlos

Melanie

Cici

Rajawali

Ochie

Juki

Batola

Eliona

Dias

Ozi

Gami

KANDIDAT UNTUK PELEPASLIARAN KE-26 DARI SAMBOJA LESTARI
Dalam waktu dekat, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia (KLHK) dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Timur dibantu dengan Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo (BOS) akan melakukan pelepasliaran orangutan ke-26 dari Pusat Rehabilitasi Samboja Lestari ke Hutan Kehje Sewen. Berikut beberapa orangutan yang akan menjadi kandidat pelepasliaran mendatang.

ELIONA
Eliona merupakan orangutan hasil serahan dari seorang warga di Yogyakarta pada 15 Agustus 2001 setelah dipelihara oleh warga tersebut. Usianya masih 3,5 tahun saat pertama kali tiba di Pusat Rehabilitasi Samboja Lestari. Setelah melewati masa karantina, Eliona langsung bergabung dengan teman-temannya di Sekolah Hutan. Lulus dari Sekolah Hutan, Eliona dipindahkan ke Pulau Pra-pelepasliaran 7 dari 2018 sampai 2021. Ia harus dipindahkan kembali ke dalam komplek sosialisasi karena Pulau Pra-pelepasliaran 7 sempat mengalami kelongsoran. Ia memiliki kemampuan membuat sarang dan mengenali pakan alami dengan baik.

Eliona dikenal sebagai orangutan yang dengan dua kepribadian oleh teknisi kami. Jika dilihat sekilas, ia terlihat berperilaku tenang dan rileks, tetapi saat didekati akan bersikap sangat agresif dan menyerang baik teknisi yang sudah lama dikenalnya ataupun yang baru dikenalnya. Selama di Sekolah Hutan, Eliona telah menumbuhkan sifat liarnya dan kini, Eliona yang telah berusia 28 tahun telah siap dilepasliarkan kembali ke Hutan Kehje Sewen.

DIAS
Dias merupakan orangutan hasil serahan sorang warga di Banjar Baru pada 24 Agustus 2001 setelah dipelihara sampai berumur sekitar 3,5 tahun. Setelah melewati masa karantina, Dias langsung bergabung dengan teman-temannya di Sekolah Hutan dan lulus pada 2018. Dias kemudian dipindahkan ke Pulau Pra-pelepasliaran 7, tempat di mana ia menguji kemampuan bertahan hidupnya. Karena Pulau Pra-pelepasliaran 7 mengalami longsor, ia harus dipindahkan ke komplek sosialisasi. Meskipun begitu, ia tetap mendapatkan enrichment untuk mendukungnya mengasah kemampuan bertahan hidup.

Selama menempuh pembelajaran sebagai orangutan sejati, Dias memiliki kemampuan mengenal pakan dengan baik. Selain itu, orangutan betina ini juga memiliki kecekatan dalam membuat sarang tidurnya. Dias juga dikenal sebagai orangutan betina gemuk dengan sifat pemarah. Walaupun begitu, jika di antara teman-temannya, Dias termasuk orangutan yang paling kalah dalam kompetisi. Orangutan yang kini berusia 23 tahun ini telah siap dilepasliarkan kembali ke sisi utara Hutan Kehje Sewen. 

OZI
Ozi adalah orangutan jantan dewasa berumur lebih dari 30 tahun dan memiliki bantalan pipi. Ozi adalah orangutan dari serahan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Tenggarong pada 1 September 2019. Ozi adalah orangutan liar yang ditemukan lemas di aliran sungai sekitar kebun kelapa sawit PT. KMS/REA Kaltim. Proses evakuasi Ozi sepenuhnya dilakukan oleh pihak BKSDA dan ditangkap mengunakan jaring tanpa adanya pembiusan dikarenakan Ozi dalam keadaan lemah dan tidak ada perlawanan.

Ozi kemudian mendapatkan perawatan intensif di Pusat Rehabilitasi Samboja Lestari. Ozi yang saat itu dalam keadaan tubuh kurus menderita anemia parah dan juga beberapa luka abses. Diduga keadaannya ini dikarenakan kekurangan pakan. Setelah mendapatkan perawatan intensif, Ozi dimasukkan ke Kandang Sosialisasi A. Kini, ia telah siap kembali ke rumah aslinya di Hutan Kehje Sewen. 

GAMI
Gami adalah orangutan jantan dewasa berumur sekitar 30 tahun dan memiliki bantalan pipi. Gami adalah orangutan dari serahan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Samarinda yang berhasil diselamatkan pada tanggal 03 November 2021. Gami berasal dari Bontang yang ditemukan di PT. Indominco. Menurut keterangan, Gami bisa memilih-milih makanan yang ingin ia konsumsi dan sudah terbiasa berinteraksi dengan manusia karena sering diberi makanan oleh staf PT. Indomico.

Baca juga: APA KABAR ORANGUTAN YANG DISELAMATKAN PADA TAHUN 2021?

Segera setelah masuk ke Pusat Rehabilitasi Samboja Lestari, Gami ditempatkan ke kandang sosialisasi dan diberikan pakan serta pengayaan yang membantunya mengenali pakan alami. Gami bukanlah orangutan yang agresif. Ia juga memiliki kemampuan membuat sarang dengan baik. Kini, Gami telah siap dilepasliarkan kembali ke Hutan Kehje Sewen.

Bantu kami membawa orangutan untuk hidup aman di hutan dengan mendukung perjalanan pulang mereka!




PELEPASLIARAN

Menurutmu orang lain perlu tahu? Bagikan!

image image image

CATATAN!



OK

YA, AMPUN!



Tutup