Apakah kamu member?

KANDIDAT PELEPASLIARAN ORANGUTAN KE-43 DARI NYARU MENTENG

Dalam waktu dekat, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia (KLHK), Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah, dan dibantu oleh Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo (Yayasan BOS) akan melakukan pelepasliaran orangutan ke-43 dari Pusat Rehabilitasi Nyaru Menteng ke Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (TNBBBR). Berikut beberapa orangutan yang akan menjadi kandidat pelepasliaran mendatang.

Cinta
Cinta adalah orangutan betina yang diselamatkan dari Kuala Kurun, Kabupaten Gunung Mas, Provinsi Kalimantan Tengah pada 14 Februari 2013. Ia tiba saat masih berusia 4 bulan dengan berat badan 2 kg dan tanpa induk.

Setelah melewati masa karantina, Cinta bergabung di Sekolah Hutan dan berhasil menyelesaikan seluruh tahapan rehabilitasi di Sekolah Hutan dengan baik. Pada 7 April 2021, Cinta dipindahkan ke Pulau Pra-Pelepasliaran Salat untuk menjalani tahapan terakhir dari seluruh rangkaian rehabilitasi. Cinta dikenal sebagai orangutan yang bersahabat dengan para pengasuh. Meskipun begitu, ia termasuk orangutan dominan di antara orangutan betina lainnya yang sebaya. Ia pandai bergaul dan gemar menjelajah.

Cinta kini telah berusia 11 tahun dengan berat badan 28 kg. Setelah menjalani proses rehabilitasi panjang, Ia kini telah siap untuk kembali hidup liar dan bebas di hutan TNBBBR.

Liti
Liti diselamatkan oleh tim gabungan dari Yayasan BOS dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah dari Desa Petuk Liti, Kabupaten Pulang Pisau, Provinsi Kalimantan Tengah pada 28 September 2013. Saat tiba di Nyaru Menteng orangutan betina ini masih berusia 9 bulan dengan berat badan 2,5 kg, tanpa induk.

Di Nyaru Menteng, Liti terlebih dulu menjalani proses karantina. Ia kemudian mengikuti Sekolah Hutan dan lulus dengan baik. Pada 28 September 2013, Liti mendapat kesempatan melanjutkan ke tahap pra-pelepasliaran di Gugusan Pulau Salat untuk melanjutkan pembelajarannya. Liti adalah orangutan yang mudah terganggu dengan kehadiran orang yang baru dikenalnya. Ia mudah bergaul dengan orangutan lainnya dan sangat gemar menjelajah.

Kini Liti telah berusia 10 tahun dengan berat badan 25,3 kg. Setelah menjalani proses rehabilitasi selama hampir 10 tahun, kini Liti telah siap pulang ke kampung halamannya sebagai orangutan liar sejati.

Lala
Lala adalah orangutan betina yang diselamatkan melalui operasi gabungan antara Yayasan BOS dan BKSDA Kalimantan Tengah pada 16 November 2014. Saat kami selamatkan Lala masih berusia 8 bulan dengan berat badan 2,4 kg.

Setelah menyelesaikan masa karantina, Lala bergabung di Sekolah Hutan dan berhasil menyelesaikannya dengan baik. Ia pun kemudian melanjutkan pembelajarannya ke tahapan pra-pelepasliaran di Pulau Bangamat pada 6 Desember 2021. Lala adalah orangutan betina yang lembut. Ia cenderung lebih suka menyendiri. Meski demikian, ia mampu membela diri saat diperlukan. 

Lala kini telah berusia 9 tahun dengan berat badan 29 kg. Kini ia telah siap menjalani petualangan baru di Hutan TNBBBR, Kalimantan Tengah.

Tomang
Tomang diselamatkan dari Desa Bangkoang, Kabupaten Katingan, Provinsi Kalimantan Tengah pada 18 Agustus 2016. Saat diselamatkan orangutan jantan ini masih berusia 4 tahun dengan berat badan 18,7 kg.

Selepas masa karantina, Tomang mengikuti Sekolah Hutan untuk mengasah keterampilan dan kemampuannya dan berhasil lulus dengan baik. Pada 7 Desember 2021, Tomang dipindahkan ke Pulau Pra-Pelepasliaran Kaja untuk menjalani tahapan terakhir dari seluruh rangkaian pelepasliaran. Tomang sangat gemar berpetualang dan sudah sangat terampil mencari pakan alami. Ia juga mudah bergaul dengan orangutan lainnya.

Kini Tomang telah berusia 11 tahun dengan berat badan 37,5 kg. Ia telah siap untuk kembali hidup liar dan bebas di Hutan TNBBBR.


Cinta (Kredit foto: Indrayana)

Liti (Kredit foto: Indrayana)

Lala (Kredit foto: Indrayana)

Tomang (Kredit foto: Indrayana)

Fajar (Kredit foto: Indrayana)

Fathia (Kredit foto: Indrayana)

Wanto (Kredit foto: Indrayana)

Ojes (Kredit foto: Indrayana)

Fajar
Fajar diselamatkan oleh tim gabungan dari Yayasan BOS dan BKSDA Kalimantan Tengah dari Desa Kereng Pangi, Kabupaten Katingan pada 1 juni 2012. Saat tiba di Nyaru Menteng orangutan betina ini masih berusia 1,5 tahun dengan berat badan 6 kg.

Di Nyaru Menteng, Fajar terlebih dulu menjalani proses karantina. Ia kemudian mengikuti Sekolah Hutan dan lulus dengan baik. Kemudian ia melanjutkan ke tahap pra-pelepasliaran di Pulau Kaja pada 7 Februari 2019. Fajar adalah orangutan yang mudah terganggu dengan kehadiran orang yang baru dikenalnya. Ia pandai bergaul dan suka menjelajah. 

Fajar kini telah berusia 12 tahun dengan berat badan 32,9 kg. Berbekal kemampuan yang dipelajarinya, ia telah siap menikmati kebebasan sejati di Hutan TNBBBR.

Fathia
Fathia diselamatkan dari Desa Linau, Kabupaten Gunung Mas, Provinsi Kalimantan Tengah pada 1 September 2015. Orangutan betina ini masih berusia 1 tahun dengan berat badan 2,5 kg saat kami selamatkan.

Setelah menyelesaikan masa karantina dan Sekolah Hutan, Fathia dipindahkan ke pulau Bangamat pada 7 Desember 2021. Fathia cenderung lebih suka menyendiri. Ia pandai membaca situasi dan mudah curiga.

Kini Fathia telah berusia 9 tahun dengan berat badan 29,2 kg. Kini ia telah siap menjelajahi rumah sejatinya di TNBBBR.

Wanto
Wanto diselamatkan dari Kalimantan Barat pada 24 Desember 2008.  Saat diselamatkan orangutan jantan ini masih berusia 1,5 tahun dengan berat badan 7,8 kg.

Selepas masa karantina, Wanto mengikuti Sekolah Hutan untuk mengasah keterampilannya. Ia pun berhasil lulus dengan baik dan berhak melanjutkan ketahapan pra-pelepasliaran di Pulau Kaja pada 31 Desember 2019. Wanto memiliki rasa ingin tau yang tinggi. Ia pandai membaca situasi dan cenderung agresif dengan orang yang baru dikenalnya.

Saat ini Wanto telah berusia 17 tahun. Setelah lulus dari semua tahapan, ia kini telah siap menjelajahi Hutan TNBBBR sebagai orangutan liar sejati.

Ojes
Ojes diselamatkan dari Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah pada 25 Januari 2009. Orangutan jantan ini tiba di Nyaru Menteng saat berusia 2 tahun.

Setelah melewati masa karantina Ojes bergabung ke Sekolah Hutan dan menyelesaikannya dengan baik. Pada 5 Desember 2019, Ojes di Pindahkan ke Pulau Pra-Pelepasliaran Kaja untuk menjalani tahapan terakhir dari seluruh rangkaian rehabilitasi. Ojes dikenal sebagai orangutan yang mudah terganggu dan agresif. Ia juga sangat gemar menjelajah.

Kini Ojes telah berusia 16 tahun dengan berat badan 36 kg. Ia telah siap untuk kembali hidup liar dan bebas di hutan yang sesungguhnya bersama teman-temannya yang lain.




Menurutmu orang lain perlu tahu? Bagikan!

image image image

CATATAN!



OK

YA, AMPUN!



Tutup