Apakah kamu member?

PESAN DARI CEO – COVID-19 AND ORANGUTANS


Bogor, Indonesia

KEPADA PARA PENDUKUNG KONSERVASI ORANGUTAN,

Pada 11 Maret 2020, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendeklarasikan adanya pandemi akibat penyebaran coronavirus jenis baru, yang pertama kali diidentifikasi di Wuhan, Cina pada 2019 (COVID-19). Penyakit ini pada awalnya diduga ditularkan spesies hewan eksotis di pasar tradisional ke manusia, sekarang muncul sebagai infeksi pernapasan dengan beberapa gejala berupa demam, batuk, sesak dan kesulitan bernapas. Dalam kasus tertentu, infeksi dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan kematian. Sementara itu dalam beberapa kasus, terutama pada penderita yang masih muda dan sehat, gejalanya bisa minimal, membuat penularan sulit untuk diketahui dan dicegah. COVID-19 dikonfirmasi terus menyebar ke seluruh dunia, kecuali Antartika.

Di Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo atau BOS Foundation, kami bekerja di kantor-kantor yang terletak di Pulau Kalimantan dan Jawa didukung oleh lebih dari 400 karyawan, mengelola 3 situs hutan pelepasliaran, menjalankan dua proyek penanaman berskala besar, sejumlah proyek pemberdayaan masyarakat, dan mengoperasikan dua pusat rehabilitasi orangutan. Akibat hubungan yang dekat dengan manusia, penularan penyakit dari manusia ke orangutan adalah risiko yang selalu kami minimalkan melalui pemeriksaan kesehatan rutin bagi staf dan persyaratan pengujian kesehatan ketat bagi pengunjung. Saat ini belum ada kasus penularan COVID-19 dari manusia ke kera besar, tetapi potensi penularannya masih merupakan kemungkinan yang sangat nyata yang harus kami antisipasi, terutama karena kita tidak mengetahui dampak COVID-19 terhadap orangutan. Mungkin saja virus ini memengaruhi mereka lebih sedikit daripada manusia, tetapi mungkin sebaliknya, lebih mematikan, dan ini risiko yang tidak bisa kami ambil.

TINDAKAN BOS FOUNDATION

Terhitung sejak 17 Maret 2020, seluruh pusat rehabilitasi orangutan milik BOS Foundation ditutup bagi umum. Ini mencakup Pusat Informasi kami di Pusat Rehabilitasi Orangutan Nyaru Menteng di Kalimantan Tengah dan Samboja Lodge di Pusat Rehabilitasi Orangutan Samboja Lestari di Kalimantan Timur. Di kedua lokasi ini, kami tidak menerima pengunjung atau sukarelawan sampai risiko penyakit telah dieliminasi sepenuhnya. Sebagai tambahan, situs-situs pelepasliaran dan penelitian, termasuk kamp-kamp kami di Hutan Lindung Bukit Batikap, Taman Nasional Bukit Baka, Hutan Kehje Sewen, dan Stasiun Penelitian Tuanan, tidak akan menerima sukarelawan atau peneliti baru. Kami akan mengevaluasi ulang situasi dan mengambil keputusan untuk terus menutup atau membuka kembali kegiatan setiap satu bulan.

Kami tidak dapat meniadakan kontak antara manusia dan orangutan sepenuhnya, karena mereka membutuhkan makanan dan perawatan sehari-hari. Karyawan yang terus bekerja dengan orangutan akan diperiksa suhu tubuhnya dua kali sehari dan diberikan cuti begitu merasa demam atau tidak sehat. Karyawan yang bekerja diwajibkan lebih sering mencuci tangan, menggunakan masker, dan sarung tangan. Semua barang sekali pakai akan dibakar setelah hari kerja usai. 

Kantor-kantor kami yang tidak terlibat langsung dalam kegiatan perawatan satwa, seperti Kantor Pusat di Bogor atau Kantor Proyek Konservasi Mawas di Palangka Raya, akan ditutup sejak 17 Maret 2020 dan semua karyawan akan diberikan dukungan yang dibutuhkan untuk bekerja dari rumah. Pertemuan diselenggarakan secara digital atau ditunda sesuai kebutuhan. Kami juga menghentikan perjalanan para karyawan manajerial dan administrasi ke pusat rehabilitasi di Kalimantan untuk mengurangi risiko penularan penyakit. Penutupan kantor dan perjalanan antar program akan kami evaluasi ulang setiap dua minggu.

Kami bersyukur saat ini belum ada kasus terkait COVID-19 di dalam dan sekitar pusat rehabilitasi hewan kami. Saat hal ini terjadi, semoga kami telah siap. Kami putuskan jika terjadi wabah lokal, kami hanya akan mempekerjakan karyawan penting setiap harinya. Semua individu orangutan yang dicurigai tertular COVID-19 atau kemungkinan terpapar penyakit ini akan segera dikarantina dan dirawat oleh tim tanggap darurat COVID-19 kami, sekelompok dokter hewan dan teknisi perawatan hewan yang khusus ditunjuk untuk hanya bekerja dengan hewan yang terkena dampak selama durasi wabah. Semua alat yang mereka gunakan akan dimusnahkan dan pusat rehabilitasi akan disterilisasi secara menyeluruh dan teratur sampai wabah benar-benar hilang.

CARA ANDA MEMBANTU

Dengan situasi yang terus berubah, Anda perlu untuk selalu mengikuti informasi terkini, ikuti rekomendasi pemerintah, dan yang terpenting, jangan panik. Saat ini internet dibanjiri oleh meme dan lelucon tentang kekurangan kertas toilet dan pembersih tangan seharga emas, namun bagi pusat perawatan satwa liar seperti kami, ini berdampak serius. Dalam setahun rata-rata, staf kami menggunakan sekitar 75.000 masker bedah. Ini sangat penting untuk mengendalikan penyakit zoonosis, terutama untuk populasi besar orangutan yang menderita penyakit pernapasan kronis yang sepenuhnya bergantung pada perawatan kami seumur hidup mereka.

Sekarang kami tengah menghadapi badai besar yang mencakup peningkatan kebutuhan masker untuk pusat-pusat rehabilitasi kami, kenaikan harga akibat pembelian berdasarkan kepanikan, dan berkurangnya pendanaan akibat penghentian arus pendapatan berbasis pengunjung sementara dunia berada di tepi resesi. Kendati demikian, para karyawan kami yang berdedikasi terus bertahan karena ada lebih dari 400 orangutan yang mengandalkan kami untuk makanan dan perawatan, setiap hari. Bahkan untuk para karyawan yang tidak dapat bekerja demi mengurangi risiko penularan, kami pastikan upah mereka tidak akan terganggu, dan bahwa masyarakat dan produsen setempat yang bekerja sama dengan kami tidak terdampak secara ekonomi oleh pembatasan sementara ini.

Di sini, kami, segenap keluarga BOS Foundation berharap Anda tetap sehat dan situasi yang belum pernah terjadi ini segera berakhir. Jika Anda bisa, kami mohon untuk tidak melupakan orangutan dan terus berkampanye demi kelangsungan hidup mereka. Tetapi berikanlah dukungan itu melalui dunia maya dari rumah Anda yang aman.

Dan dari kami semua di sini di BOS Foundation, terima kasih banyak kami ucapkan kepada para tenaga kesehatan profesional yang sangat berdedikasi, badan pemerintah, dan masyarakat sipil di seluruh dunia yang terus memberi dukungan kepada kami di tengah masa-masa sulit ini.

Salam hangat,

Dr. Ir. Jamartin Sihite, MSc.
CEO BOS Foundation 



KAMI JUGA MENYARANKAN

SIARAN PERS: SELAMAT HARI KEMERDEKAAN, ORANGUTAN!

Setelah dilaksanakannya pelepasliaran 20 orangutan Kalimantan Tengah pada momen Hari Kasih Sayang bulan Februari lalu, Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo (Yayasan BOS) kembali melepasliarkan 18 orangutan dari Nyaru Menteng sebagai aksi nyata...

MENJELANG AKHIR TAHUN, DELAPAN INDIVIDU ORANGUTAN HASIL REHABILITASI DILEPASLIARKAN DI TNBBR

Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah bersama Balai Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (TNBBBR) dalam kerja samanya dengan mitra Yayasan Borneo Orangutan Survival (BOS) serta sejumlah pihak lainnya pada hari ini kembali melepa

LAHAN SAMBOJA LESTARI DISERANG PEMBALAKAN LIAR DAN API

Tidak hanya kebakaran, kini upaya pelestarian orangutan dan habitatnya kembali menghadapi ancaman baru: pembalakan liar. Yayasan BOS meminta dukungan berbagai pihak untuk membantu kami menghadapi hal ini.

CATATAN!



OK

YA, AMPUN!



Tutup