Apakah kamu member?

APA KABAR BAYI ORANGUTAN YANG DISELAMATKAN PADA TAHUN 2021?

Pusat Rehabilitasi Orangutan Yayasan BOS di Nyaru Menteng dan di Samboja Lestari setiap tahunnya menerima orangutan yatim piatu. Di pusat rehabilitasi orangutan Yayasan BOS, mereka harus menjalani proses rehabilitasi yang panjang selama beberapa tahun, sebelum siap untuk dilepasliarkan kembali ke habitat alaminya di hutan yang aman. Pada tahun 2021, Yayasan BOS menerima beberapa bayi orangutan di kedua pusat rehabilitasi orangutan kami. Kira-kira seperti apa kabar mereka setelah satu tahun berlalu?

Pusat Rehabilitasi Orangutan Nyaru Menteng, Kalimantan Tengah

RAMANGAI: SI PENYENDIRI YANG BERJIWA BEBAS

Ramangai diselamatkan dari Desa Tumbang Hiran, Kecamatan Marikit, Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah, pada 2 Maret 2021. Saat diselamatkan, ia berusia 6,5 tahun dengan berat badan 2,6 kg, tiba dalam kondisi dehidrasi parah sehingga menyebabkan demam, kondisi rambut yang kusam, serta terlalu lemah untuk bergerak. Ditemukan bekas luka yang sudah mengering di lengan kirinya, paha kanan bawah, dan kulit di jari-jarinya yang mengelupas.

Saat ini kondisi Ramangai terpantau sangat baik. Kemandirian dan kepercayaan dirinya pun perlahan berkembang. Ia cukup percaya diri untuk menjelajah, bermain sendiri, dan memanjat pohon yang tidak terlalu tinggi.

Kondisi kesehatan Ramangai juga dipantau secara teratur, dan saat ini ia dalam kondisi sehat. Bahkan demam sekalipun bukanlah penghalang bagi Ramangai yang ceria untuk menjelajahi sekolah hutan. Ia sangat senang bermain di genangan air yang banyak ditemukan di sekolah hutan saat musim hujan seperti sekarang.

Kami yakin kedepannya Ramangai terus berkembang dan mampu melewati setiap proses tahapan rehabilitasi, hingga tiba saatnya ia mendapatkan kesempatan kedua untuk hidup bebas di hutan.

ONYER: SI PENYUKA PELUKAN

Orangutan jantan berwajah imut ini diserahkan oleh warga Desa Tahian Tambuk, Kecamatan Mihing Raya, Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah. Usianya 8 bulan dengan berat badan 2,25 kg ketika diserahkan oleh warga tersebut kepada tim rescue satwa liar BKSDA Kalimantan Tengah.
Warga tersebut mengaku menemukan Onyer sendirian tanpa induknya di lokasi tambang emas ketika ia pulang kerja pada 19 Januari 2021 lalu. Dia lalu membawa Onyer pulang ke rumahnya dan berusaha mencari informasi bagaimana menghubungi pihak berwenang untuk menyerahkan bayi orangutan ini. Sebulan kemudian, pada 25 Februari 2021, Onyer diserahkan kepada tim rescue BKSDA Kalimantan Tengah.

Onyer berkembang menjadi orangutan yang ceria, sangat percaya diri, dan sedikit agresif. Ia tidak akan ragu untuk menyerang siapa pun yang berkunjung ke sekolah hutan, seperti dokter hewan ketika melakukan pemeriksaan kesehatan harian pada orangutan, dan tampaknya mudah terusik dengan orang yang baru ia temui. Namun, ketika merasa terancam, Onyer akan lari ke ibu asuh atau temannya untuk mendapatkan perlindungan serta pelukan erat.

Susu adalah kesukaannya, dan bersama sahabatnya, Aiko, Onyer belajar memanjat pohon. Ada satu kebiasaan Onyer yang unik, ia sangat senang melihat bayangan dirinya dari pantulan lensa kamera. Kami memiliki banyak sekali foto Onyer yang sedang mengagumi bayangannya sendiri!

AIKO: SANG PEMANJAT

Aiko diserahkan oleh warga Desa Muroi di Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, pada Maret 2021. Kondisi badannya agak kurus ketika tiba di Nyaru Menteng dengan berat badan 2,95 kg, dan diperkirakan usianya sekitar 8,5 bulan.

Berdasarkan keterangan warga yang menyerahkannya, Aiko ditemukan sendirian tanpa induknya di kebun warga. Warga tersebut menduga ia terpisah dari induknya setelah dikejar anjing, karena warga sempat mendengar suara anjing menggonggong sebelum menemukannya. Aiko kemudian dirawat olehnya sebelum diserahkan ke pihak yang berwenang.

Kondisi kesehatan Aiko sangat baik, ia aktif memanjat pohon dan bermain bersama dengan orangutan lain. Aiko bersahabat dengan orangutan sebayanya yang bernama Onyer. Seperti Onyer, Aiko juga sangat suka minum susu. Ia akan merajuk kepada ibu asuhnya untuk mendapatkan jatah susu yang lebih banyak. 

Setelah kenyang makan buah dan minum susu, Aiko akan melanjutkan petualangannya di pepohonan. Keterampilannya memanjat pohon sudah jauh lebih baik dibanding teman-teman seusianya. Ia juga mandiri dan pandai bersosialisasi. Para ibu asuh kami yakin bahwa Aiko mampu melewati tahapan rehabilitasi dengan baik, dan suatu hari dapat kembali ke rumah sejatinya di hutan.


Ramangai
Onyer
Aiko
Feruza
Galaksi
Gami
Uli

Pusat Rehabilitasi Orangutan Samboja Lestari, Kalimantan Timur

FERUZA: YANG BERPRESTASI

Feruza berasal dari Desa Pondok Labu di Kecamatan Tabang, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Ia diselamatkan oleh tim wildlife rescue BKSDA Kalimantan Timur, kemudian dijemput oleh tim BOS Foundation Samboja Lestari pada 24 November 2021.

Feruza ditemukan di hutan oleh seorang warga bernama Rio. Menurut penuturan Rio, pada saat ditemukan, Feruza sedang duduk di samping jasad induknya yang sudah mati akibat terkena jerat babi hutan yang dipasang oleh penduduk Desa setempat. Awalnya Rio berencana menyerahkan Feruza ke perusahaan yang lokasinya tidak jauh dari rumahnya. Namun ia berubah pikiran dan memilih untuk merawatnya sendiri.

Selama dipelihara oleh Rio, Feruza diberi makan buah-buahan dan minum susu kemasan primer (kaleng). Setelah sekitar dua bulan dipelihara, akhirnya Rio menyerahkan Feruza kepada pihak yang berwenang. Feruza tiba di pusat rehabilitasi orangutan Samboja Lestari di usia sekitar 12 bulan dengan berat badan 4,1 kg. Kondisi psikisnya tampak trauma, matanya selalu terlihat berkaca-kaca, dan ketika merasa takut ia akan memeluk erat ibu asuh memohon perlindungan. Jika ditempatkan di keranjang untuk tidur, dia akan menangis, sehingga perlu perhatian ekstra dari ibu asuh.

Setelah empat bulan di grup nursery bayi, Feruza perlahan lebih percaya diri dan aktif. Berat badannya pun bertambah menjadi 4,8 kg. Ia sangat pintar dan ketika bermain di sekolah hutan suka memanjat dari satu pohon ke pohon lainnya. Biasanya dia akan bermain bersama Ruby, kadang dia juga terlihat bermain sendirian di atas pohon sembari makan pakan alami, seperti pucuk daun dan buah-buahan hutan. Perilaku alami dan kebiasaan baiknya sudah terbentuk meskipun usianya masih muda.

GALAKSI: SI PENCINTA BUAH

Galaksi berasal dari Kecamatan Bengalon di Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur. Orangutan jantan ini diselamatkan oleh tim wildlife rescue BKSDA Seksi Konservasi Wilayah (SKW) II Tenggarong. Dari informasi yang diberikan, diduga Galaksi ditemukan sendirian di sebuah hutan yang ada di seberang jalan poros.

Galaksi dipelihara selama satu malam oleh warga setempat bernama Herman. Beruntung, Herman mengetahui bahwa memelihara orangutan adalah tindakan ilegal, sehingga dia segera melaporkan kepada pihak yang berwenang bahwa dia memiliki bayi orangutan.

Pada tengah malam, 9 Agustus 2021, Galaksi tiba di pusat rehabilitasi orangutan Samboja Lestari, di dalam kandang angkut yang biasanya digunakan untuk membawa kucing. Setibanya di Samboja Lestari, ia langsung dijemput oleh ibu asuh yang sedang bertugas jaga malam dan dibawa ke baby house. Tim medis malam itu juga langsung melakukan pemeriksaan sembari diberi susu oleh ibu asuh. Kondisi fisik Galaksi tampak kurus dengan berat badan 2,4 kg dan diperkirakan berusia sekitar 7 bulan. Pemeriksaan fisik tidak menemukan ada luka di tubuhnya.

Setelah tujuh bulan dirawat di grup nursery bayi, berat badan Galaksi bertambah 6,5 kg menjadi 8,9 kg! Dia selalu menghabiskan susu yang diberikan dan menikmatinya hingga tetes terakhir. Buah-buahan seperti buah naga dan pisang adalah buah kesukaannya.

Galaksi tumbuh menjadi orangutan yang pintar, suka bermain di sekolah hutan dan memanjat pohon sendiri. Jika melihat orang asing, dia akan segera turun dari pohon dan berlari menghampiri ibu asuh, lalu memeluknya untuk mendapatkan perlindungan.

GAMI: SI PENDIAM

Gami ditemukan di wilayah perusahaan yang beroperasi di antara jalan poros Samarinda – Bontang. Menurut laporan yang diterima, orangutan jantan ini tampak sering berkeliaran di area perusahaan dan terpantau tidak pernah membuat sarang selama sekitar enam bulan.

Gami diselamatkan oleh tim wildlife rescue BKSDA Kalimantan Timur, lalu dibawa ke pusat rehabilitasi orangutan Samboja Lestari pada 3 November 2021. Kondisi fisiknya ketika tiba sangat kurus dengan berat hanya 58 kg dan diperkirakan usianya sekitar 20 tahun. Gami langsung ditempatkan di kandang karantina Kompleks Sosialisasi C.

Sudah empat bulan sejak Gami tiba di Samboja Lestari. Hasil pemeriksaan kesehatannya masih belum keluar sehingga ia masih harus ditempatkan di Kompleks Sosialisasi C. Tubuhnya sekarang terlihat lebih gemuk dibanding saat awal kedatangan dan dia memakan semua pakan yang diberikan oleh teknisi.

Gami tidak pernah menunjukkan sikap agresif saat berada di kompleks sosialisasi; hal ini lebih karena dia selalu menghindari orang yang tidak dia kenal dan akan segera naik ke sisi atas kandang sembari mengamati orang yang datang. 

ULI: SI SULUNG

Uli adalah orangutan jantan dewasa berusia sekitar 21 tahun yang diselamatkan oleh warga Desa Loesan, Kecamatan Muara Komam, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur. Beberapa waktu lalu, Uli sempat viral di media sosial dikarenakan dia keluar dari hutan dan masuk ke pemukimam warga di pinggir hutan. Dia sangat jinak, bahkan penduduk setempat dengan leluasa bisa memberinya makan buah!

Setelah video Uli menyebar di media sosial, tim wildlife rescue BKSDA Seksi Konservasi Wilayah (SKW) III Balikpapan, Kalimantan Timur, dibantu oleh dokter hewan Muhtadin Wahyu, salah satu tim medis dari Yayasan BOS di Samboja Lestari, segera bergegas ke Desa Loesan untuk melakukan penyelamatan.

Uli tiba di pusat rehabilitasi orangutan Samboja Lestari (Samboja Lestari) pada 11 Juni 2021 dan langsung ditempatkan di Kompleks Sosialisasi C, kandang khusus yang digunakan untuk karantina orangutan selama masa pandemi.

Pemeriksaan kesehatan umum menunjukkan Uli memiliki berat badan 79 kg dan dalam kondisi sehat. Dari pemeriksaan fisik, ditemukan bahwa jari telunjuk kiri Uli bengkok. Menariknya, tim kami menemukan dua microchip di tubuh Uli, salah satunya terdaftar dalam database inventaris orangutan di Samboja Lestari. Dari data tersebut, Uli berasal dari Palangka Raya, Kalimantan Tengah, dan tiba di Wanariset Samboja (lokasi pusat rehabilitasi Yayasan BOS sebelum pindah ke Samboja Lestari) pada 6 Februari 1998. Uli telah dilepasliarkan ke Hutan Lindung Gunung Beratus oleh BOSF pada 9 September 1999, di usianya yang masih sangat muda.

Hasil pemeriksaan kesehatan umum pun memastikan bahwa Uli tidak menderita TBC, penyakit yang umum dijumpai pada orangutan yang kami selamatkan pada saat itu.

Di Kompleks Sosialisasi, Uli terlihat tenang dan tidak menunjukkan sikap agresif. Dia selalu makan pakan apa saja yang diberikan kepadanya, dan dari pengamatan terlihat dia tetap mengembangkan kemampuannya bermain dengan daun-daun yang diberikan teknisi. Uli sering terlihat di bagian atas kandang, di mana dia bisa leluasa memperhatikan teknisi yang sedang bekerja di area kompleks sosialisasi. 




Menurutmu orang lain perlu tahu? Bagikan!

image image image

CATATAN!



OK

YA, AMPUN!



Tutup