Memperingati World Nature Conservation Day atau Hari Konservasi Alam Sedunia yang jatuh setiap tanggal 28 Juli, delapan orangutan hasil program rehabilitasi akan pulang ke habitatnya, berkat kerja bersama antara Yayasan BOS (Borneo Orangutan Survival Foundation), Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah, Balai Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (TNBBBR), dan USAID LESTARI.
Yayasan BOS terus bekerja bersama para pemangku kepentingan untuk melakukan pelepasliaran orangutan dari dua pusat rehabilitasi orangutan ke hutan. Setelah melepasliarkan 4 orangutan di Kalimantan Timur pekan lalu, kini Yayasan BOS bekerja sama dengan BKSDA Kalimantan Tengah, Balai TNBBBR, dan USAID LESTARI melepasliarkan orangutan hasil proses panjang rehabilitasi sebanyak 8 individu ke Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya di Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah. Pelepasliaran ini adalah yang ke-16 kalinya di TNBBBR sejak pertama kali di bulan Agustus 2016, sekaligus yang ke-29 di Kalimantan Tengah sejak tahun 2012, dan akan menambah populasi orangutan hasil rehabilitasi di taman nasional tersebut menjadi 128 individu.
DR. IR. JAMARTIN SIHITE, MSC., CEO Yayasan BOS mengatakan, “Bagi kami di Yayasan BOS, ini seperti berpacu dengan waktu. Jumlah orangutan di pusat rehabilitasi yang siap untuk dilepasliarkan terus bertambah sepanjang hari, mendorong kami secara teratur melaksanakan kegiatan pelepasliaran dengan urgensi meningkat untuk mengembalikan mereka ke hutan alami. Namun di sisi lain, hutan-hutan tempat pelepasliaran orangutan yang kami kelola telah mendekati daya tampung maksimal, dan kami terus berupaya mencari hutan yang memenuhi syarat bagi orangutan yang menanti giliran mereka. Kami bekerja keras mencari hutan-hutan ini bagi orangutan yang telah menyelesaikan proses rehabilitasi. Kami juga mengampanyekan perlunya upaya penindakan hukum yang lebih tegas terhadap pelanggar hukum perusak lingkungan dan membahayakan masa depan orangutan dan habitatnya. Namun kami butuh dukungan dari semua pemangku kepentingan untuk merealisasikan ini. Konservasi bukan one man show, tapi kerja sama antara berbagai pihak.»
Kedelapan orangutan ini terdiri dari tiga jantan dan lima betina. Mereka akan dibawa dalam dua kali pemberangkatan, yang pertama tanggal 30 Juli lalu dan kedua hari ini, 1 Agustus. Berbeda dengan pelepasliaran sebelumnya, kali ini tim rilis akan menempuh perjalanan panjang menuju DAS Hiran yang membutuhkan waktu sekitar 15 jam. Lokasi pelepasliaran sebelumnya terletak di DAS Bemban. Lokasi pelepasliaran baru di sepanjang Sungai Hiran kami pilih untuk lebih memaksimalkan persebaran populasi orangutan hasil pelepasliaran. Hutan taman nasional di wilayah ini telah disurvei sebelumnya dan menunjukkan potensi dukungan yang cukup baik bagi kegiatan pelepasliaran orangutan.
IR. ADIB GUNAWAN, Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah, mengatakan, “Bersama semua pemangku kepentingan, BKSDA Kalimantan Tengah terus bekerja keras melestarikan lingkungan kita. Kerja sama dengan Yayasan BOS, Balai TNBBBR, USAID LESTARI, pelaku bisnis, dan pemerintah daerah, telah berhasil merehabilitasi ratusan orangutan korban deforestasi dan melepasliarkan mereka, sejak tahun 2012 lalu, ke hutan-hutan alami di Kalimantan Tengah. Setelah pelepasliaran kali ini, jumlah total individu orangutan yang telah dilepasliarkan di TNBBBR mencapai 128. Kami siap membantu semua pemangku kepentingan yang berminat mereplikasi atau mengembangkan upaya seperti ini lebih jauh, demi terlaksananya pelestarian lingkungan alam di provinsi Kalimantan Tengah yang kita cintai ini.»