Apakah kamu member?

MENYELAMATKAN ORANGUTAN KORBAN KEBAKARAN HUTAN

Kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Tengah bukan hanya menimbulkan kabut asap pekat namun juga menyebabkan satwa penghuni hutan terancam keberadaannya. Di bulan September 2015 lalu, BOS Foundation Nyaru Menteng berhasil menyelamatkan 2 individu orangutan yang terjebak akibat kebakaran hutan dan lahan dalam selang waktu seminggu.

Pada 21 September 2015, tim dari Nyaru Menteng bersama BKSDA menyita satu individu orangutan jantan berusia 4 bulan dengan berat badan hanya 1,5 kilogram dari seorang warga di daerah transmigrasi Hiang Bana, Kabupaten Katingan. Menurut pengakuannya, ia mendapatkan orangutan itu di pinggiran hutan yang terbakar sendirian. Hal ini sangat tidak mungkin karena induk orangutan tidak akan pernah meninggalkan bayi mungilnya sendirian. Ia pun sempat memeliharanya selama beberapa hari sebelum akhirnya diselamatkan oleh tim rescue BKSDA Kalimantan Tengah dan BOSF-Nyaru Menteng. Saat kami datang, bayi orangutan malang itu dalam kondisi kurus, lemah dan kekurangan gizi.

Di Nyaru Menteng, bayi orangutan jantan yang kami beri nama Napri ini segera mendapatkan penanganan medis dan menjalani proses karantina untuk memulihkan kembali kondisi serta mengetahui lebih lanjut status kesehatannya.

Hanya berselang satu minggu, Nyaru Menteng kembali menerima laporan BKSDA adanya orangutan liar di kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur. Warga melaporkan orangutan itu sudah berada di sana selama empat hari dan memohon agar orangutan itu segera dievakuasi.

Nyaru Menteng segera mengirimkan tim rescue-nya, untuk bergabung dengan petugas BKSDA Kalteng menuju Sampit. Perjalanan kami tempuh dalam waktu 4 jam. Setiba di Sampit kami langsung berkoordinasi dengan BKSDA setempat dan mendapat informasi terkini posisi orangutan dimaksud.

Setiba di lokasi, kami melihat titik cukup berwarna kemerahan bergerak di puncak pohon. Letak pohon itu hanya berjarak sekitar 5 meter dari rumah terdekat. Ia mencoba bertahan di sisa hutan yang luasnya tinggal sekitar setengah hektar dalam wilayah proyek pembangunan taman wisata air di pinggiran kota Sampit. Sementara di sisi lainnya terlihat asap dari sepetak lahan gambut yang masih membara dari sisa-sisa kebakaran. Kami menduga orangutan itu masuk ke wilayah pemukiman warga karena terjebak kebakaran hutan.

Orangutan malang itu tampak stres dan ketakutan ketika melihat warga yang berkerumun ingin melihat proses evakuasi kami. Akibatnya ia mencoba terus bergerak di areal hutan yang tersisa dan mengeluarkan kiss squeak, tanda bahwa ia tidak suka dengan kehadiran manusia. Butuh waktu hampir 2 jam baru akhirnya kami berhasil membius dan mengevakuasi orangutan itu ke kantor BKSDA Sampit.

Pemeriksaan awal oleh drh. Lia Kristina menunjukkan bahwa orangutan betina ini berusia sekitar 11 tahun, dan sangat kelaparan.

Namun menilai dari kondisi kesehatan, usia yang cukup, serta perilaku liar yang masih kuat, kami memutuskan orangutan betina ini bisa segera ditranslokasi ke lokasi hutan yang lebih aman.


Menyelamatkan Orangutan Korban Kebakaran Hutan (Kredit foto: BOSF 2015)

Menyelamatkan Orangutan Korban Kebakaran Hutan (Kredit foto: BOSF 2015)

Menyelamatkan Orangutan Korban Kebakaran Hutan (Kredit foto: BOSF 2015)

Menyelamatkan Orangutan Korban Kebakaran Hutan (Kredit foto: BOSF 2015)

Menyelamatkan Orangutan Korban Kebakaran Hutan (Kredit foto: BOSF 2015)

Menyelamatkan Orangutan Korban Kebakaran Hutan (Kredit foto: BOSF 2015)

Kami menyerahkannya kepada Komandan Pos Jaga BKSDA Sampit, dan rencananya mereka akan memindahkannya ke Suaka Margasatwa Lamandau.

Menurut Muriansyah, Komandan Pos Jaga BKSDA Sampit, saat ini setidaknya ada 4 laporan terkait orangutan masuk ke pemukiman warga yang perlu diverifikasi lebih lanjut. Hal ini bukan sesuatu yang mengejutkan mengingat kebakaran hutan dan lahan yang signifikan terjadi di wilayah kota Sampit dan di seluruh Kalimantan Tengah. Hilangnya habitat orangutan karena kebakaran, menyebabkan orangutan masuk ke wilayah-wilayah yang dekat dengan manusia karena mereka tidak punya pilihan lain untuk mencari makan dan setidaknya untuk menyelamatkan diri dari kebakaran.

Inilah akibat dari pembakaran hutan dan lahan yang membabi buta di Kalimantan, tidak hanya manusia yang menderita, satwa liar seperti orangutan juga harus kehilangan hutan rumah mereka bahkan nyawa mereka. Kami beruntung dapat menyelamatkan dua orangutan ini; pasti ada banyak orangutan di luar sana yang tidak dapat bertahan hidup karena kebakaran lahan dan hutan.




Menurutmu orang lain perlu tahu? Bagikan!

image image image

CATATAN!



OK

YA, AMPUN!



Tutup