Apakah kamu member?

FAJAR: SI ORANGUTAN BERKISAH

Namaku Fajar, anak orangutan betina dari Desa Unggang, Kabupaten Katingan di Kalimantan Tengah. Sekarang aku tinggal dan diasuh bersama teman-teman seusiaku di nursery group Yayasan BOS Nyaru Menteng, sebuah yayasan penyelamatan dan rehabilitasi orangutan terbesar di dunia.

Mau tahu kisahku hingga aku berada di pusat rehabilitasi ini?

Masih teringat kuat dalam benakku hari di mana aku dipisahkan dari ibuku, tempat asalku  dan teman-teman bermainku. Kejadiannya belum lama, baru sekitar sebulan yang lalu.

Sore itu aku bersama ibuku dan beberapa orangutan betina dewasa yang juga membawa anaknya, keluar dari dalam hutan kecil dan gersang di mana kami tinggal selama ini. Kami menuju lahan perkebunan kelapa sawit yang mengepung tempat tinggalku. Kami terpaksa keluar dari hutan itu karena sulitnya mendapatkan makanan. Pepohonan tempat bermain pun semakin sedikit, karena ditebang dan dibakar oleh manusia untuk dijadikan lahan perkebunan kelapa sawit.

Para ibu kami asyik mencari makan, sementara aku melepaskan diri dari pelukan ibu dan asyik pula bermain buah kelapa sawit yang terlepas dari tandannya dan jatuh di tanah. Tak kusadari, aku sudah terpisah agak jauh dari ibu. Karenanya, aku terkejut bukan kepalang dengan kemunculan tiba-tiba sekelompok warga desa yang berteriak-teriak dengan keras di dekat kami.

Ibu bersama orangutan lainnya panik, lalu lari lintang pukang berhamburan masuk ke dalam hutan. Aku yang masih kecil dan berada agak jauh dari ibu, tertinggal dan ditangkap tanpa mampu berontak untuk menyelamatkan diri. Aku lalu dimaksukkan ke dalam kandang kayu dan hanya bisa melihat untuk terakhir kalinya raut wajah sedih ibu yang menangis dari kejauhan.
Sambil menangis dan menjerit ketakutan, aku dibawa oleh warga desa ke perkampungan. Aku tinggal dan dipelihara selama satu bulan oleh pemilik kebun kelapa  sawit. Ditempatkan dalam kandang kayu, aku selalu kepanasan. Aku pun diberi makanan seadanya yang asing bagiku. Sangat sedih dipisahkan dari ibu dan itu selalu teringat olehku. Apalagi usiaku baru 1 tahun. Aku masih membutuhkan ibu. Sekarang aku malah menjadi tontonan warga desa. Oleh pemilik kebun aku diberi nama Fajar. Entah kenapa namaku Fajar akupun tak tahu.


Karena takut dengan gencarnya pemberitaan kasus hukum pembantaian orangutan di televisi, pemilik kebun yang memeliharaku itu kemudian menitipkan aku kepada seorang  polisi yang bertugas di Pos Polisi Desa Unggang untuk diserahkan ke tempat rehabilitasi  orangutan, Yayasan BOS di Nyaru Menteng, Palangka Raya.

Tidak berapa lama setelah aku dititipkan, pak polisi membawaku naik sepeda motor ke Nyaru Menteng. Di Nyaru Menteng aku diterima dengan ramah oleh seorang dokter hewan yang kemudian memeriksa kondisi kesehatanku. Aku diperlakukan dengan baik oleh para babysitter yang juga ikut menyambut kedatanganku. Setelah proses serah terima antara pak polisi dan Yayasan BOS selesai, aku dibawa oleh babysitter ke sebuah ruangan di mana ternyata sudah ada beberapa bayi orangutan seusiaku asyik bermain. Di sini aku akan segera menjalani proses karantina dan sekolah hutan bersama teman-teman baruku.

Semoga di sini aku tetap sehat, bisa cepat belajar apa yang harus aku ketahui dan menjadi orangutan dewasa yang mandiri dan siap kembali ke hutan, rumah asliku. Pelajaran hidup yang tidak pernah aku dapatkan dari ibu kandungku secara alami, tetapi masih bisa aku pelajari dari ibu asuhku, para babysitter di Nyaru Menteng.




Menurutmu orang lain perlu tahu? Bagikan!

image image image

CATATAN!



OK

YA, AMPUN!



Tutup