Rangkaian pelepasliaran orangutan terus berjalan, dengan adanya kerja sama antara Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah, Balai Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (TNBBBR), USAID LESTARI, dan Yayasan BOS (Borneo Orangutan Survival Foundation) yang kembali memulangkan orangutan hasil rehabilitasi ke habitatnya alami. Dalam waktu kurang dari sebulan memasuki tahun 2020, pelepasliaran kali ini menambah populasi orangutan hasil rehabilitasi di TNBBBR menjadi 166 individu.
Tiga orangutan hasil proses rehabilitasi di Pusat Rehabilitasi Orangutan Nyaru Menteng akan kembali dilepasliarkan ke habitat alami di hutan TNBBBR. Ketiga orangutan ini terdiri dari 1 jantan (Chio) dan 2 betina (Rizky dan Mia) yang usianya berkisar antara 13-18 tahun.
Ketiga orangutan akan diberangkatkan hari ini dari Nyaru Menteng langsung ke DAS Hiran dalam perjalanan yang diperkirakan berlangsung selama 19 jam. Daerah DAS Hiran di dalam wilayah TNBBBR, mulai dimanfaatkan sebagai daerah pelepasliaran orangutan sejak Agustus 2019 lalu. Daerah ini telah menampung 33 orangutan hasil rehabilitasi yang dilepasliarkan dalam 4 pelepasliaran.
ANDI MUHAMMAD KADHAFI, S.HUT., M.SI., Plt Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah, mengatakan, «Sebagai wakil pemerintah Indonesia dalam hal perlindungan satwa liar dan sumber daya alam, BKSDA Kalimantan Tengah bertanggung jawab dalam setiap upaya penyelamatan, rehabilitasi, dan pelepasliaran orangutan. Kami sangat mengapresiasi keterlibatan berbagai pemangku kepentingan dalam upaya pelepasliaran yang intensif ini.
«Memasuki tahun yang baru, sangat penting bagi kita untuk memulai dengan semangat baru pula. Oleh karena itu, kami senang bisa kembali melepasliarkan orangutan yang siap hidup liar, kali ini ada 3 individu. Terlepas dari upaya ini, kami juga menghimbau peran serta masyarakat untuk terlibat aktif melindungi orangutan dan habitatnya. Siapapun bisa menghubungi kami dan melaporkan upaya menangkap, memburu, atau memelihara orangutan. Kita bersama selayaknya menjamin orangutan berada di tempat yang sepantasnya. Mari kita bersama menjaga hutan dan seisinya demi anak cucu kita kelak.»
AGUNG NUGROHO, S.SI., M.A., Kepala Balai Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (BTNBBBR) Wilayah Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat, menambahkan, «Kami di Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya berkomitmen penuh menjaga keamanan orangutan hasil rehabilitasi yang dilepasliarkan di sini. Hutan di taman nasional ini sanggup menampung para orangutan untuk hidup liar dan bebas, terlindungi, dan berkesempatan untuk berkembang biak.
«Pemanfaatan DAS Hiran untuk pelepasliaran orangutan sejak tahun lalu adalah upaya untuk menjaga persebaran orangutan rehabilitasi yang dilepasliarkan di taman nasional ini. Upaya ini telah membantu orangutan berkembang biak dengan baik, dengan tercatat 2 kelahiran alami di sini. Ini tentu kabar menggembirakan bagi keberadaan orangutan kalimantan yang saat ini berstatus ‘sangat terancam punah’. Kita wajib menjaga mereka untuk tak hanya bertahan, namun juga hidup sejahtera.»
ERLINDA EKAPUTRI, USAID LESTARI Deputy Chief of Party untuk Lanskap Aceh dan Kalimantan Tengah, menegaskan komitmen USAID membantu program pemerintah Indonesia, «USAID LESTARI selalu berkomitmen penuh untuk membantu Pemerintah Indonesia dalam menjaga kelestarian lingkungan. Di kesempatan ini, kami mendukung pelestarian orangutan kalimantan yang meski berperan sangat penting dalam menjaga kualitas hutan dan keutuhan ekosistem, dan dilindungi undang-undang, masih menyandang status ‘sangat terancam punah’. Kami percaya, bahwa pelestarian spesies payung ini di hutan-hutan Kalimantan dan Sumatra, akan memberi manfaat yang besar bagi kita semua, karena kita tidak bisa hidup tanpa hutan yang sehat.»