Apakah kamu member?

LAGI! LIMA ORANGUTAN REHABILITAN TELAH SAMPAI DI KEHJE SEWEN

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bersama Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Timur dalam kerja samanya dengan mitra Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo (BOS) berhasil melepasliarkan lima individu orangutan rehabilitan ke wilayah konsesi restorasi ekosistem Hutan Kehje Sewen.

Pelepasliaran ini digelar setelah sebelumnya absen selama dua tahun dari pelepasliaran yang terakhir di tanggal 18 Februari 2021. Pelepasliaran yang dilaksanakan pada 16 Mei 2023 ini berjalan sukses dengan lima individu orangutan yang telah berhasil menyelesaikan proses panjang rehabilitasi mereka di Pusat Rehabilitasi Samboja Lestari, Kalimantan Timur dan siap untuk tinggal di rumah mereka yang sebenarnya. 

Baca juga: SEPULUH ORANGUTAN DITERBANGKAN KE HUTAN

Meski Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mencabut status darurat pandemi COVID-19 pada 5 Mei lalu, Yayasan BOS tetap melaksanakan protokol kesehatan dalam pelepasliaran orangutan yang baru dengan ketat. Skema pelepasliaran yang telah dirancang dengan baik ini berlangsung lancar meskipun terdapat beberapa hal yang tidak terduga.

Tim bertolak ke Muara Wahau dari Pusat Rehabilitasi Samboja Lestari sejak pukul 11.00 waktu setempat dengan menggunakan mobil. Setelah memakan waktu kurang lebih 12 jam untuk sampai di pemberhentian pertama tersebut, tim melanjutkan perjalanan menuju Dermaga 67 dan menyeberangi Sungai Telen. Dermaga ini merupakan gerbang utama tim kami menuju titik pelepasliaran di Hutan Kehje Sewen. 

Namun, perjalanan untuk sampai ke Dermaga 67 tidaklah mudah. Tim kami dihadapkan pada tanah longsor dan jembatan darurat yang rusak, membuat jalur tersebut tidak mungkin kami lalui. Beruntungnya teknisi kami yang cekatan berhasil memperbaiki kerusakan tersebut. Semua penumpang manusia diharuskan untuk keluar dari mobil dan melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki selama melewati titik ini. Sementara itu, pengemudi kami yang terampil harus sangat berhati-hati dalam membawa kendaraan beserta orangutan yang juga melihat cemas dari dalam kandang angkut agar sampai di seberang jembatan. Penyeberangan ekstrem tersebut berhasil dilalui dan segera tim kami mengoper kandang angkut ke atas perahu motor yang telah menunggu mereka. Satu per satu kandang angkut akhirnya dipindahkan ke seberang Sungai Telen menuju titik pelepasliaran.

Setelah menempuh waktu selama kurang lebih 20 jam perjalanan darat dan sungai dari Pusat Rehabilitasi Samboja Lestari ke sisi selatan Hutan Kehje Sewen, lima kandang angkut orangutan berhasil dibuka. Kelima kandang orangutan rehabilitan ini dibuka di dua titik berbeda. Mayer dan Elaine berada di titik pelepasliaran pertama, sedangkan Andreas, Leann, dan Riana berada di titik pelepasliaran kedua.

Baca juga: PERJALANAN BERLIKU DALAM PELEPASLIARAN ORANGUTAN


Andreas (Kredit foto: Isna)

Melewati jembatan darurat yang rusak (Kredit foto: Ariella Kurnia)

Tim pelepasliaran menunggu giliran mereka untuk menyeberangi Sungai Telen (Kredit foto: Paulina L. Ela)

Kandang transportasi diturunkan dari perahu motor (Kredit foto: Isna)

Berjalan menuju titik pelepasliaran (Kredit foto: Isna)

Kandang angkut Elaine dibuka (Kredit foto: Ariella Kurnia)

Kandang angkut Leann dibuka (Kredit foto: Ariella Kurnia)

Mayer (Kredit foto: Ariella Kurnia)

Riana (Kredit foto: Ariella Kurnia)

Tim PRM-RHO (Kredit foto: BOSF-RHOI)

Kandang pertama yang dibuka ialah kandang angkut milik Mayer. Orangutan jantan ini sedikit agresif dengan keberadaan tim kami. Tindakan tersebut bukan hal baru bagi orangutan, terlebih saat mereka merasa stres setelah melalui perjalanan panjang. Respon yang ditunjukkan berbeda-beda setiap individu. Begitu dirinya mulai tenang, ia sama seperti teman-temannya yang lain dan lebih memilih untuk menghabiskan sisa-sisa makanan yang disediakan selama perjalanan sebelum akhirnya menemukan pohon pakan di mana dia bisa makan daun dan buah hutan. 

Lain halnya dengan Elaine. Orangutan betina ini tampak tidak sabar untuk mulai menjelajah lingkungan barunya. Ia aktif berpindah-pindah cabang setelah keluar dari kandang angkutnya. Persinggahan pertamanya di Hutan Kehje Sewen ialah cabang pohon rasamala (Altingia excelsa) yang nyaman. 

Baca juga: KANDIDAT PELEPASLIARAN ORANGUTAN KE-25

Kandang angkut milik Andreas dibuka di titik pelepasliaran selanjutnya. Andreas yang aktif langsung memanjat pohon yang ada di depannya. Ia langsung membuat sarang untuk singgah akan tetapi aktivitasnya tersebut akhirnya terjeda setelah kandang angkut Leann dibuka. Ia memilih untuk menyambut tetangga barunya dan berakhir melakukan kopulasi dengan Leann. Kami ikut senang dengan Andreas dan Leann yang sudah membuat diri mereka nyaman di rumah barunya dan berusaha secara alami meningkatkan populasi orangutan di Hutan Kehje Sewen!

Kandang angkut yang terakhir dibuka ialah milik Riana. Tidak banyak aktivitas yang dilakukan oleh Riana. Ia hanya melihat sekeliling sebelum akhirnya bergabung dengan Andreas dan Leann. Ketiga orangutan tersebut berkumpul dalam jarak dekat di hari pertama mereka sampai di alam liar. Seiring matahari yang mulai terbenam, Riana akhirnya membuat sarang untuk dirinya sendiri agar bisa tidur nyenyak malam itu.

Kami sangat berharap kelima orangutan rehabilitan ini dapat beradaptasi dengan baik di rumah baru mereka, Hutan Kehje Sewen, sebagaimana namanya dalam bahasa Dayak Wehea yang berarti “Rumah Para Orangutan”. Dengan kedatangan lima orangutan ini, populasi orangutan di Hutan Kehje Sewen bertambah menjadi 126 individu dan memiliki potensi meningkatnya jumlah kelahiran baru bayi orangutan di alam liar. Nikmati kebebasan yang telah dicapai dengan susah payah, Riana, Leann, Andreas, Elaine, dan Mayer!

Bantu kami membawa orangutan untuk hidup aman di hutan dengan mendukung perjalanan pulang mereka!




Menurutmu orang lain perlu tahu? Bagikan!

image image image

CATATAN!



OK

YA, AMPUN!



Tutup