TEMON DAN LAHEI MENGHILANG!
Temon dan Lahei, adalah penjelajah yang terampil dan independen dari kelompok Sekolah Hutan di Pusat Rehabilitasi Nyaru Menteng, menghilang!
Bunglon jambul (Bronchocela cristatella) termasuk ke dalam keluarga Agamidae.
Menurut International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN), bunglon ini masuk ke dalam Least concern atau berisiko rendah. Namun, data ini juga bisa disebabkan karena kurangnya data identifikasi mengenai bunglon jenis ini. Berbeda dari IUCN, Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES) memasukkan status konservasi bunglon jambul ke dalam daftar appendix II atau tidak boleh diperdagangkan dalam jumlah yang banyak karena akan menurunkan populasinya di alam liar. Sayangnya, bunglon jenis ini masih banyak diperdagangkan dan banyak dipelihara sebagai koleksi terutama oleh para pecinta reptil.
Satwa monogami ini biasanya tersebar di Kepulauan Nikobar, Semenanjung Malaya, Asia Tenggara termasuk Indonesia, hingga Filipina. Ia tinggal di dalam hutan primer, sekunder, maupun area yang dekat dengan pemukiman. Ia juga merupakan satwa diurnal atau satwa yang aktif mencari makanannya di siang hari. Kebiasaannya dalam mengonsumsi semua jenis serangga menjadikannya salah satu predator alami hama tumbuhan di alam.
Baca juga: SI ULAR PUCUK
Bunglon jambul jantan memiliki gerigi yang lebih menonjol pada bagian tengkuknya dika dibandingkan dengan betina. Mereka umumnya berwarna hijau terang dengan sedikit warna kebiruan pada tubuhnya. Ketika merasa terancam maupun tertarik dengan lawan jenisnya, bunglon jambul akan mengubah warna kulitnya menjadi cokelat gelap. Warna ini juga lah yang menjadikannya nyaman bersarang di atas pepohonan atau batang-batang pohon yang lebat agar terhindar dari predator alaminya, yaitu ular dan elang. Selain itu, kemampuannya dalam berkamuflase cukup membantunya menghindar dari predator alami tersebut.