Apakah kamu member?

PERAN PENTING

Meskipun orangutan bisa hidup di berbagai tipe habitat di seluruh Kalimantan, ada kesamaan yang menyatukan: peran penting mereka bagi alam dan bagi manusia.

Kerumitan berbagai ekosistem masih luput dari perhatian para peneliti sampai tingkat tertentu, tetapi kita tahu bahwa jika kita melindungi ekosistem ini, membiarkannya berfungsi secara teratur, mereka akan memberikan manfaat bagi kita. Hutan di seluruh dunia, terutama yang ada di Indonesia, berperan penting dalam pengaturan iklim. Di tingkat paling dasar, keanekaragaman tumbuhan yang sangat besar membantu menyerap karbon dari atmosfer dan memberi kita udara segar. Selain itu, vegetasi juga membantu mengatur siklus air dan mengurangi limpasan, yang pada akhirnya menjaga debit air dan mencegah banjir. Jadi, ketika banyak daerah ditebangi sampai gundul, hal ini akan meningkatkan kemungkinan terjadinya banjir yang berbahaya. Penggundulan hutan juga meningkatkan risiko bencana lain, yaitu kebakaran hutan.

Sebenarnya, kebakaran di hutan yang sehat adalah bagian normal dari siklus dan bisa terjadi secara alami. Masalah muncul ketika hutan terdegradasi terbakar karena api mudah merambat di luar kendali. Lebih berbahaya lagi jika lahan gambut terbakar. Karena gambut terdiri dari bahan organik yang membusuk, ia menyimpan karbon dalam jumlah yang sangat tinggi per meter kubiknya; ini berarti pembakaran lebih lambat, dapat terbakar di bawah tanah, dan dapat terbakar berkali-kali, sambil mengeluarkan asap berbahaya dan melepas karbon dalam jumlah besar. Di tahun 2015, saat kebakaran besar menghanguskan hampir 2,6 juta ha hutan di Indonesia, perkiraan emisi karbon dioksida setara lebih dari 1.750.000.000 metrik ton, hampir tiga kali lipat emisi tahunan reguler di seluruh Indonesia. Emisi karbon pada skala ini semakin mendorong perubahan iklim global, menempatkan kita semua pada risiko lebih banyak bencana alam, dan melanggengkan lingkaran setan.

Dengan hilangnya hutan ini, kita juga kehilangan sumber daya alam yang berharga yang, jika dikelola secara berkelanjutan, akan jadi sumber kehidupan bagi generasi berikutnya. Masyarakat setempat langsung merasakan manfaat, dari sumber makanan, seperti ikan dan buah-buahan, hingga air minum yang bersih. Bagi masyarakat sekitar, hutan ini juga merupakan sumber bahan baku pembangunan, untuk tenun dan kerajinan, campuran obat, madu alami, bahan mentah untuk karet, dan gaharu, bahan dasar parfum.
 
Hutan tidak hanya menjadi sumber kehidupan manusia, tetapi merupakan rumah bagi spesies yang tak terhitung jumlahnya. Kita sebenarnya saat ini menjelang kepunahan massal keenam [AK13], yang dikenal sebagai Kepunahan Antroposen. Meskipun perkiraannya bervariasi, ada banyak bukti menunjukkan bahwa bahaya kepunahan modern [AK14] jauh lebih besar daripada kepunahan yang terjadi secara alami. Perkiraan konservatif menempatkan tingkat kepunahan saat ini 100 kali lebih besar daripada tingkat kepunahan jaman dulu, sementara perhitungan yang lebih kritis bahkan menempatkannya setinggi 1.000 kali lebih dahsyat. Saat ini, dari spesies yang dievaluasi oleh IUCN (128.918), Hampir 28%-nya terancam punah (35.765). Hutan tropis, sebagai titik keanekaragaman, merupakan benteng pertahanan terakhir bagi banyak spesies. Kalimantan adalah bagian dari Sundaland, 1 dari 36 titik keanekaragaman hayati di dunia, dan merupakan rumah bagi lebih dari 16.000 spesies tumbuhan dan satwa. Namun di seluruh Indonesia, hampir setengah dari spesies mamalia endemik (132 dari 295) terancam punah, termasuk orangutan.

Jika kita mengusir satwa liar ke luar rumah mereka, peluang mereka bersentuhan dengan manusia meningkat, dan mungkin ini tampak sepele bagi kita yang tinggal jauh dari hutan, namun sebenarnya tidak demikian. Diperkirakan lebih dari 70% penyakit menular modern berasal dari satwa liar dan 31% penyakit baru dikaitkan langsung dengan deforestasi. Ini karena hutan sebenarnya bertindak sebagai penyangga alami antar spesies agar tidak hidup berdampingan, dan ketika patogen penyakit melompat di antara spesies inang, kemungkinan mutasi meningkat dan kami menemukan satu penyakit jinak di satu spesies dapat mematikan bagi spesies lain. Jadi, jika kita tidak ingin mengetahui seperti apa HIV, rabies, atau COVID-19 berikutnya, cara terbaik adalah dengan melindungi alam kita.

Dalam banyak hal, ekosistem di Kalimantan bermanfaat bagi manusia sama halnya pada orangutan. Namun begitu, karena manusia berpengaruh pada 75% wilayah Bumi yang tidak mengandung es, kita yang menentukan perlindungan terhadap ekosistem yang tersisa dan memperbaiki yang telah kita rusak. 

TENTANG HABITAT ORANGUTAN

Seperti namanya, orangutan kalimantan hidup hanya di pulau Kalimantan.

Pelajari Lebih Jauh

ORANGUTAN FAQ

Punya pertanyaan tentang orangutan? Mungkin pernah ditanyakan sebelumnya.

Pelajari Lebih Jauh

YANG KAMI LAKUKAN

Pelajari pendekatan kami dalam menyelamatkan orangutan kalimantan dan habitatnya, dan temukan alasan mengapa kami dianggap yang terdepan dalam bidang pelestarian orangutan.

Lebih jauh

CATATAN!



OK

YA, AMPUN!



Tutup