Apakah kamu member?

PERESMIAN PONDOK MONITORING HIMBA PAMBELUM

Peresmian Pondok Monitoring Himba Pambelum berlangsung pada 15 Juni, tepat setelah empat orangutan dilepasliarkan di Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (TNBBBR) dalam perjalanan pertama tim pelepasliaran ke Daerah Aliran Sungai (DAS) Hiran. Pelepasliaran sekaligus peresmian pondok monitoring ini dihadiri oleh Kepala Balai Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (TNBBBR), Andi Muhammad Kadhafi, S.Hut., M.Si., dan CEO Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo (Yayasan BOS), Dr. Ir. Jamartin Sihite, MSc. 

Peresmian yang berlangsung khidmat ini diawali dengan upacara adat yang dipimpin oleh seorang mantir adat, seorang perangkat adat yang membantu damang di tingkat kecamatan. Upacara adat ini merupakan simbol telah diterimanya tim pelepasliaran dengan tujuan yang baik. Selain itu, semua keburukan yang mengikuti selama perjalanan diharapkan ikut hilang bersamaan ketika tim masuk ke dalam Pondok Monitoring Himba Pambelum. Nama dari Himba Pambelum sendiri memiliki arti yakni “Hutan Kehidupan”. 

Upacara adat ini unik sekaligus sakral bagi masyarakat Dayak. Dalam upacara tersebut, mantir adat dan tim pelepasliaran dibatasi oleh sebilah bambu hijau yang diselimuti kain dan melintang di depan pintu masuk pondok monitoring. Tim pelepasliaran tidak diperbolehkan melewati bambu tersebut sebelum upacara selesai.


Peresmian Pondok Monitoring Himba Pambelum (Kredit foto: Lalita)

Peresmian Pondok Monitoring Himba Pambelum (Kredit foto: Lalita)

Peresmian Pondok Monitoring Himba Pambelum (Kredit foto: Lalita)

Peresmian Pondok Monitoring Himba Pambelum (Kredit foto: Matsuyoko)

Peresmian Pondok Monitoring Himba Pambelum (Kredit foto: Indrayana)

Peresmian Pondok Monitoring Himba Pambelum (Kredit foto: Indrayana)

Peresmian Pondok Monitoring Himba Pambelum (Kredit foto: BOSF 2023)

Upacara tersebut diawali dengan nyanyian khas Dayak dan pembagian klawung atau penutup kepala khas Dayak kepada beberapa perwakilan tim pelepasliaran. Mantir adat yang memimpin acara kemudian menanyakan maksud kedatangan tim pelepasliaran yang langsung dijawab oleh Andi, Kepala Balai TNBBBR dan dilanjutkan dengan nyanyian penutup serta pemotongan ayam.

Andi, selaku Kepala Balai TNBBBR kemudian diminta untuk memotong batang bambu hijau tersebut dengan sebilah Mandau dan menginjak telur yang diletakkan di atas anak tangga. Tim yang telah diizinkan untuk memasuki pondok monitoring juga disucikan dengan air yang dipercikkan oleh mantir adat. Prosesi ini juga disebut dengan Potong Pantan atau Tetek Pantan. Dengan berakhirnya prosesi ini, maka Pondok Monitoring Himba Pambelum resmi digunakan.

Ke depannya, pondok monitoring yang baru diharapkan dapat memberikan kebermanfaatan tidak hanya bagi proses reintroduksi orangutan, tetapi juga bagi lingkungan sekitar, tempat di mana berdirinya pondok monitoring tersebut.




Menurutmu orang lain perlu tahu? Bagikan!

image image image

CATATAN!



OK

YA, AMPUN!



Tutup