SELFIE: BAYI ORANGUTAN YANG DISELAMATKAN DARI TUMBANG SAMBA
Selfie adalah bayi orangutan betina yang diselamatkan dari Desa Tumbang Samba oleh gabungan tim Wildlife Rescue BKSDA Kalimantan Tengah.
Hari Perempuan Internasional jatuh setiap tanggal 8 Maret, dan tema tahun ini adalah #BreakTheBias atau runtuhkan bias (gender). Di BOS Foundation, ada banyak staf perempuan yang bekerja dan menghasilkan dampak positif tak hanya dalam aspek lingkungan hidup dan pelestariannya, namun juga dalam kehidupan sehari-hari.
Kami bertanya kepada lima orang di antaranya apa makna #BreakTheBias secara pribadi, bagaimana perjuangan mereka hingga mencapai titik tempat mereka berada saat ini, apa pencapaian dan tantangan terbesar mereka, dan apa saran bagi perempuan lain yang berminat untuk bekerja di bidang konservasi.
Hanny Puspita Sari
Enrichment Team, Nyaru Menteng, Kalimantan Tengah
Shintya Anjani
Head of Fundraising, BOSF Headquarters, Jawa Barat
BAGAIMANA RASANYA BEKERJA DI DUNIA KONSERVASI SEBAGAI SEORANG PEREMPUAN?
Menurut saya berkerja di dunia konservasi maupun bisnis tak ada bedanya bagi laki-laki atau perempuan, sama-sama membawa kelebihan dan menghadapi tantangan. Sebelum terjun di dunia konservasi, saya bekerja di dunia bisnis yang mayoritas laki-laki selama lebih dari 15 tahun.
Stigma dan norma sosial umumnya membatasi gerak perempuan dan menyisakan tugas dan peran yang dianggap kurang penting. Namun, apabila seorang perempuan diberi kesempatan setara, edukasi yang sama, dan diberdayakan, ia akan sanggup mengerjakan apapun!
Bagi saya, kesetaraan gender di tempat kerja berarti adanya peluang setara dalam akses pekerjaan, kepemimpinan, dan pengambilan keputusan di semua tingkat. Sebagai perempuan, saya yakin jika kita kompeten, bertekad kuat, dan bekerja keras, kita akan bisa menjadi apapun yang kita inginkan.
Dalam dunia konservasi orangutan, perempuan memberi keseimbangan ke dalam tim yang didominasi laki-laki, dan membuat lingkungan kerja menjadi lebih menarik. Dengan kelembutan, kasih sayang dan intuisi sebagai kekuatan kami, perempuan memberikan dampak berarti, postifi dalam proses perawatan dan rehabilitasi orangutan yang terancam kepunahan.
TERLEPAS DARI SADAR ATAU TIDAK, BIAS GENDER BISA MEMBUAT PEREMPUAN SULIT MAJU DALAM MENITI KARIR. MENGETAHUI ADANYA BIAS TERSEBUT, APA MAKNA UPAYA MEMATAHKAN ANGGAPAN ITU (#BREAKTHEBIAS) BAGI ANDA DAN BAGAIMANA CARA ANDA MELAKUKANNYA?
Bagi perempuan, dampak bias gender yang paling umum terjadi adalah diskriminasi gender, kekerasaan, dan pelecehan seksual. Menurut saya, bias gender dapat dicegah sejak dini melalui pendidikan dan mengasuh anak secara adil apapun jenis kelamin anak tersebut.
Menurut saya, apabila seorang perempuan mendapat kesempatan yang sama, pemberdayaan, dan kepercayaan yang diperoleh laki-laki, ia akan mempunyai kemampuan setara dengan laki-laki. Karenanya, dukungan bagi perempuan, bimbingan dan pelatihan untuk pengembangan diri, serta kesempatan untuk berkembang di lingkungan profesional dapat mengurangi adanya bias gender dan mendorong kesetaraan gender.
APA SARAN ANDA BAGI PEREMPUAN YANG INGIN BEKERJA DI BIDANG KONSERVASI?
Saran saya bagi perempuan, jika terjun ke dunia konservasi adalah gairah, impian Anda, kejarlah dengan segala kemampuan! Jangan pernah berpikir Anda layak dinomorduakan hanya karena Anda perempuan. Kerja di dunia konservasi terbuka bagi semua gender. Keberagaman itu indah!
Bekerja di dunia konservasi tidaklah berbeda dengan dunia bisnis atau profesi lain. Intinya adalah PASSION. Di mana pun Anda bekerja, bekerjalah dengan passion Anda dan sepenuh hati. Terlepas dari gender, ada 3 hal yang menurut saya merupakan kunci sukses dalam bekerja: jujur, tekad kuat, dan kerja keras. Jika menerapkan ketiganya, Anda pasti akan mencapai kesuksesan yang diharapkan.
Menurut saya, tak ada pekerjaan sulit, dan tidak ada yang tidak mungkin. Intinya, Anda bisa meraih apa pun, terlepas dari masalah gender, jika memiliki kesempatan yang sama dan mendapat bimbingan dan pelatihan untuk memperkaya diri mereka.
Terima kasih.
Aldina Ramadan
Junior Coordinator, Mawas Program, Kalimantan Tengah
Ayu Siti Nurika Agustina
Camp Coordinator, Rehabilitasi Habitat Orangutan Indonesia (RHOI), Kalimantan Timur
BAGAIMANA RASANYA BEKERJA DI DUNIA KONSERVASI SEBAGAI SEORANG PEREMPUAN?
Rasanya luar biasa banget dan ternyata menarik sekali bekerja di dunia konservasi, terutama bagi perempuan. Di sini kita bekerja di luar zona nyaman, dan terasa seperti petualangan baru setiap harinya! Saya juga menikmati keindahan alam hutan, terutama di Kalimantan Timur tempat saya bekerja.
TERLEPAS DARI SADAR ATAU TIDAK, BIAS GENDER BISA MEMBUAT PEREMPUAN SULIT MAJU DALAM MENITI KARIR. MENGETAHUI ADANYA BIAS TERSEBUT, APA MAKNA UPAYA MEMATAHKAN ANGGAPAN ITU (#BREAKTHEBIAS) BAGI ANDA DAN BAGAIMANA CARA ANDA MELAKUKANNYA?
Pertama, saya piker kita perlu mutual respect. Dengan saling menghormati satu sama lain, terutama terkait pekerjaan atau tupoksi masing-masing. Kedua, perlu mutual trust. Kita percaya satu sama lain saat memimpin dan sekaligus menerima kepemimpinan yang lain. Yang ketiga adalah mutual benefit. Dalam satu tim kita bekerja mencapai tujuan bersama.
APA SARAN ANDA BAGI PEREMPUAN YANG INGIN BEKERJA DI BIDANG KONSERVASI?
Saran bagi teman-teman adalah usahakan untuk melatih fisik agar kuat. Berikutnya adalah kenali medan atau wilayah kerja Anda. Bagi saya, menghafal kondisi transek terdekat sampai terjauh, transek tertinggi ataupun yang terletak di lerengan. Yang ketiga adalah selalu utamakan keselamatan. Karena kita bekerja di tengah alam liar, kita harus pintar-pintar membaca situasi di sekeliling.
Dewi Sulistiowati
Sun Bear Coordinator, Samboja Lestari, Kalimantan Timur
BANTU WUJUDKAN KERJA KAMI
Kami membuka kesempatan khusus untuk memberi dukungan bagi para perempuan di dunia konservasi, dan kami ingin Anda bergabung sebelum tengah malam. Bersediakah Anda memberi bantuan kepada para perempuan pelindung orangutan?
.