Apakah kamu member?

JAKAI: KATAK TANPA PARU-PARU PENGHUNI TNBBBR

Keberadaan orangutan di Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (TNBBBR) berdampak baik terhadap banyak spesies lainnya. Sebagai spesies payung, keberadaannya secara tidak sengaja ikut melestarikan spesies lainnya yang hidup berdampingan di habitat yang sama. Salah satunya adalah Katak Kepala Pipih Kalimantan (Barbourula Kalimantanensis) atau oleh masyarakat lokal disebut jakai, spesies istimewa karena satu-satunya katak di dunia yang hidup tanpa memiliki paru-paru.

Bulan Juli lalu, Tim Post-Release Monitoring (PRM) kami di Kamp Hiran melakukan radio tracking dan berjumpa dengan Jakai yang sedang berada di atas bebatuan sungai. Katak ini adalah salah satu spesies endemik langka yang diketahui memiliki sebaran terbatas yaitu hanya ditemukan di hutan hujan Kalimantan.


Jakai memiliki ukuran sedang. Katak jantan memiliki panjang tubuh sekitar 6,6 cm dan katak betina sekitar 7,7 cm. Bentuk kepalanya pipih mendatar, sedangkan bagian moncongnya lebar membundar, serta memiliki badan yang gempal. Katak ini juga memiliki tungkai depan dan belakang yang penuh dengan selaput renang hingga ujung jarinya. Karena tidak memiliki paru-paru sebagai organ pernafasannya, katak langka ini sepenuhnya bernafas melalui kulitnya.

Di Indonesia sendiri, jakai tidak dilindungi dan tidak termasuk ke dalam daftar Convention on International Trades on Endangered Species of Wild Flora and Fauna (CITES). Namun, di dalam daftar International Union for Conservation of Nature (IUCN) masuk ke dalam kategori ‘Genting’. Karena jangkauannya yang terbatas, mereka berada di bawah ancaman kepunahan disebabkan oleh berkurangnya habitat hidup mereka. Kita perlu menjaga habitat jakai dan orangutan untuk tetap melestarikan populasinya di masa depan!




Menurutmu orang lain perlu tahu? Bagikan!

image image image

CATATAN!



OK

YA, AMPUN!



Tutup