MEMPERINGATI HARI PAHLAWAN DENGAN PELEPASLIARAN 3 ORANGUTAN DI HUTAN KEHJE SEWEN
Samboja, Kalimantan Timur
Kerja sama antara Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Timur, Borneo Orangutan Survival Foundation (Yayasan BOS), dan PT. Restorasi Habitat Orangutan Indonesia (RHOI) kembali melepasliarkan tiga orangutan hasil rehabilitasi ke Hutan Kehje Sewen di Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur. Pelepasliaran kali ini sekaligus memperingati Hari Pahlawan, yang kita rayakan setiap tanggal 10 November.
BKSDA Kalimantan Timur kembali bekerja sama dengan Yayasan BOS dan PT. RHOI melepasliarkan 3 (tiga) orangutan yang telah siap untuk hidup liar di habitat alami. Hari ini, ketiga orangutan itu diberangkatkan dari Pusat Rehabilitasi Orangutan Samboja Lestari menuju Hutan Kehje Sewen, hutan konsesi Restorasi Ekosistem seluas 86.450 hektar berlokasi di Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur.
Sisi Selatan Hutan Kehje Sewen, lokasi yang dituju kali ini, dimanfaatkan untuk pelepasliaran orangutan sejak tahun 2015 lalu. Perjalanan mencapai lokasi ini mengandalkan kendaraan darat berpenggerak 4 roda, perahu, serta tenaga pengangkut untuk membawa kandang transport berisi orangutan ke titik-titik pelepasliaran di hutan. Waktu total perjalanan sekitar 20 jam.
Tiga orangutan yang akan dilepasliarkan kali ini adalah pasangan ibu-anak Jubaedah (20 tahun) dan Jubaedi (2), serta jantan dewasa bernama Titon (19). Jubaedah dan Jubaedi kami selamatkan di awal tahun ini. Mereka menderita luka-luka dan malnutrisi parah. Setelah menjalani perawatan selama beberapa bulan, mereka kini telah sepenuhnya pulih dan siap dilepasliarkan. Sementara Titon adalah orangutan yang lahir di Samboja Lestari dan seiring waktu, ia mengasah keterampilan alami dan bertambah mandiri. Kini Titon dinilai telah siap untuk hidup liar di habitatnya.
Pelepasliaran ini membuat jumlah populasi orangutan hasil rehabilitasi yang dilepasliarkan di Hutan Kehje Sewen menjadi 118 individu.
IR. SUNANDAR TRIGUNAJASA N., M.M., Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Timur, mengatakan, “Ini merupakan pelepasliaran terakhir di Kalimantan Timur yang kami rencanakan untuk tahun ini. Di sepanjang tahun 2019 ini, kerja sama kami bersama Yayasan BOS dan PT. RHOI telah menghasilkan 6 kali kegiatan pelepasliaran, dan memulangkan 21 individu orangutan ke habitat alami mereka.”
«Masih banyak pekerjaan yang harus kami lakukan, masih banyak orangutan yang menanti kebebasan di Pusat Rehabilitasi Orangutan Samboja Lestari. Untuk bisa merealisasikan upaya pelestarian orangutan dan perlindungan habitatnya secara menyeluruh, kami membutuhkan dukungan dan partisipasi semua pihak. Kita semua merasakan manfaat akhir, yaitu udara segar, air bersih, iklim yang teratur, serta berbagai bahan obat-obatan.”
«Anda bisa bergabung! Caranya tidak lagi menangkap, membunuh, atau memelihara orangutan. Hal ini berpotensi mengganggu keseimbangan proses ekologis di ekosistem hutan kita. Jika melihat ada orang memelihara orangutan, silakan laporkan kepada kami atau Yayasan BOS. Mari kita jaga hutan kita dan seisinya.”
DR. IR. JAMARTIN SIHITE, MSC., CEO Yayasan BOS mengatakan, “Masih banyak orangutan yang menanti kesempatan untuk dilepasliarkan, namun di sisi lain, kami harus mencari hutan baru untuk tempat pelepasliaran. Hutan Kehje Sewen telah mendekati kapasitas maksimalnya, menampung 150 orangutan. Menurut perhitungan kami, ruang tersisa hanya cukup untuk 30 individu lagi. Kami sangat membutuhkan hutan baru yang dikelola dalam skema IUPHHK-RE sebagai situs pelepasliaran orangutan, dan kami butuh semua pihak membantu mendapatkan ini.”
«Hari Pahlawan memperingati perjuangan para pendahulu kita yang rela mati demi kebebasan yang kita nikmati sekarang. Kita juga bisa menjadi pahlawan dengan membantu orangutan mendapatkan kebebasan di hutan. Ini tentu tindakan yang sangat sesuai dengan Hari Pahlawan. Mari kita jadi pejuang lingkungan dengan membantu pelestarian orangutan dan habitatnya. Dukungan Anda terhadap rehabilitasi orangutan di Samboja Lestari berarti juga mendukung keberadaan ibukota baru yang berkonsep hutan kota.»
Yayasan BOS menyampaikan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, BKSDA Kalimantan Timur, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, Pemerintah Daerah di Kabupaten Kutai Timur dan Kutai Kartanegara, serta masyarakat Kabupaten Kutai Timur dan Kutai Kartanegara. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada para donor dalam mendukung terwujudnya kegiatan pelepasliaran ini: Arcus Foundation melalui kampanye Giving Day For Apes, dan pendonor dari Swiss yang memberikan matching grant, serta semua pendonor privat, BOS Australia, BOS Jerman, BOS Swiss, BOS UK, dan Save the Orangutan); serta para pelaku bisnis seperti Kitabisa.com, Pupuk Indonesia, Pupuk Kaltim, dan Rekayasa Industri. Kami juga berterima kasih kepada para pendukung konservasi di seluruh dunia atas upaya penyelamatan dan rehabilitasi orangutan, dan konservasi orangutan yang lebih luas di Kalimantan.
Editors Note :
Djati Witjaksono Hadi
Head of Public Relations Bureau of the Ministry of Environment and Forestry