ORANGUTAN FAQ

Orangutan dikelompokkan sebagai omnivora, yang berarti mereka mengonsumsi baik tumbuhan maupun hewan, meski mayoritas diet mereka adalah tumbuhan. Orangutan dikenal pandai beradaptasi dan tercatat mampu mengonsumsi 2.000 jenis tumbuhan yang berbeda. Bagian yang paling disukai adalah buah, namun mereka juga makan umbut, daun, kulit batang, bunga, jamur, empulur, serangga, madu, dan terkadang, telur. Ada satu-dua laporan menyebutkan orangutan memakan mamalia kecil.

Kendati dipengaruhi musim dan lokasi, orangutan bisa menghabiskan 60% waktu mereka di siang hari makan berbagai jenis pakan. Mereka menghabiskan sekitar 10% waktunya menjelajah, biasanya mencari daerah sumber pakan baru. Sementara 30% sisa waktunya dihabiskan untuk istirahat, merawat diri, bermain dan bersosialisasi dengan orangutan lain.

Di alam liar, mereka bisa hidup sampai usia 35-40 tahun, tapi ada sejumlah individu yang diperkirakan berusia 50 tahunan. Dalam peliharaan, rekor harapan hidup terlama orangutan kalimantan dimiliki oleh ‘Gypsy,’ yang mati di usia 62 di Tama Zoological Park, Tokyo, Jepang.

Orangutan terekam mampu menghasilkan 30 vokalisasi yang berbeda! Kendati fungsi dari suara-suara ini umumnya masih membingungkan peneliti modern, beberapa di antaranya telah cukup dipahami. Bayi orangutan diketahui menangis seperti bayi manusia, dan orangutan muda menangis dan berteriak saat ‘mengamuk’. Orangutan di berbagai usia dan jenis kelamin menghasilkan suara ‘kiss-squeak’ untuk menunjukkan ketidaknyamanan. Suara paling mengesankan yang dihasilkan orangutan adalah ‘long call’. Panggilan berulang bernada rendah ini hanya dihasilkan jantan dewasa berbantalan pipi, dan bisa terdengar dari jarak lebih dari 2 km jauhnya!

Bayi orangutan umumnya berbobot 1 kg saat lahir. Berat mereka bertambah dengan cepat, dengan betina dewasa bisa berbobot 30-45 kg dan jantan berbobot 80 sampai lebih dari 120 kg!

Dengan selisih bobot antara betina dan jantan dewasa yang bisa mencapai 2 kali lipatnya, orangutan memiliki dimorfisme seksual terbesar di dunia primata! Sebagai tambahan, wajah mereka juga sangat berbeda. Jantan yang mencapai puncak kedewasan berambut panjang, memiliki kantung leher, dan bantalan pipi. Ukuran bantalan pipi ini bervariasi tergantung hormon dan posisi dalam kelompoknya, apakah dominan atau tidak.

Setelah masa kehamilan selama 8,5 bulan, bayi orangutan lahir. Namun, meski langka, ada catatan mengenai kelahiran orangutan kembar! Begitu induk orangutan melahirkan, umumnya baru 8 tahun kemudian ia siap melahirkan kembali. Hal ini berarti orangutan memiliki jarak antar kelahiran terlama di antara mamalia, termasuk manusia!

Anak orangutan tinggal bersama induknya selama beberapa tahun, biasanya sampai mencapai usia sekitar 8 tahun. Ia menyusu selama 3 tahun sembari belajar makan dengan mengikuti jejak induknya. Lamanya periode ketergantungan pada induk ini menunjukkan perlunya orangutan belajar keterampilan menyintas dari induknya.

Tidak. Sebagai makhluk semi-soliter, orangutan jantan menghabiskan waktunya sendirian, kecuali pasangan induk-anak yang terus-menerus hidup bersama selama sekitar 8 tahun. Induk dan kerabat betina juga diketahui sesekali berkumpul terutama di saat musim buah sementara para anak orangutan bermain bersama.

Orangutan betina mencapai kedewasaan seksual di kisaran usia 10-15 tahun. Meski umumnya di alam liar mereka pertama kali melahirkan dalam rentang usia ini, ada sejumlah bukti yang menunjukkan kehamilan terjadi lebih cepat bagi orangutan yang dipelihara. Orangutan jantan mengalami apa yang disebut pertumbuhan fisik bimodal. Para jantan mencapai kedewasaan seksual di usia 10-12 tahun, lalu di sekitar usia 15 sampai menjelang 20 tahun, mereka mengalami pertumbuhan seksual sekunder yang mencakup berat badan, rambut yang lebih panjang, kantung leher, dan bantalan pipi.

Orangutan tidak membangun rumah atau sarang permanen. Mereka membangun sarang baru setiap malam sebelum tidur.

Orangutan tidur di sarang, yang biasanya dibangun menjelang malam. Sarang terbuat dari patahan ranting yang dianyam ke cabang pohon beralaskan tumpukan daun. Umumnya terbuat dengan sangat rapi, seperti keranjang besar, bisa berukuran 1 meter lebarnya. Orangutan juga membangun sarang di siang hari untuk beristirahat, dan induk yang hidup bersama anaknya bisa membuat sarang sampai 3 kali sehari. Induk orangutan juga melahirkan anaknya di sarang.

Umumnya tidak. Namun dalam lingkungan peliharaan, mereka bisa bersifat agresif akibat perlakuan yang diterima. Mereka jauh lebih kuat daripada manusia, dengan tangan, kaki, dan gigitan yang sangat kuat. Orangutan umumnya lebih menyukai ketenangan. Jika ada dua jantan dewasa bertemu, mereka awalnya menghindari perkelahian dengan bertukar gestur mengancam, dan baru benar-benar berkelahi apabila upaya ini gagal.

Ya, dan yang paling berbahaya adalah MANUSIA! Pemangsa lain di hutan mencakup macan dahan, harimau sumatra, buaya, dan ular.

Pusat-pusat rehabilitasi kami dibuat untuk menampung orangutan yang diselamatkan dan disita, umumnya sempat dipelihara secara ilegal. Tujuannya adalah untuk melatih keterampilan dan perilaku yang dibutuhkan untuk menyintas di alam liar. Banyak orangutan telah berhasil direhabilitasi dan dilepasliarkan ke habitat alaminya.

Nah, ini pertanyaan yang rumit! Namun singkatnya, kita manusia, menghancurkan hutan rumah mereka! Kedua, mereka berkembang biak sangat lambat, hanya satu bayi lahir setiap 8 tahun di alam liar. Ketiga, manusia memburu orangutan untuk dimakan, dan anak orangutan dijual secara ilegal. Baca lebih jauh tentang ‘ancaman terhadap orangutan’.