Apakah kamu member?

PELEPASLIARAN ORANGUTAN DAN PERESMIAN PONDOK MONITORING ORANGUTAN "LEWUN KAHIO" DI TAMAN NASIONAL BUKIT BAKA BUKIT RAYA


Nyaru Menteng, Kalimantan Tengah

Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati, Balai Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (TNBBBR) dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah, bekerjasama dengan mitra Yayasan BOS (Borneo Orangutan Survival Foundation), melakukan pelepasliaran 3 (tiga) individu orangutan kalimantan di kawasan Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya. Batola (jantan, 17 tahun); Paduran (betina, 12 tahun), dan Unyu (betina, 6 tahun) dilepasliarkan di Resort Tumbang Hiran, Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah II Kasongan, di tanggal 17 Februari kemarin.

Tiga orangutan ini diberangkatkan dari Pusat Rehabilitasi Orangutan Nyaru Menteng langsung ke lokasi pelepasliaran dalam perjalanan lebih kurang selama 15 jam. Kegiatan pelepasliaran ini dihadiri oleh Direktur Keanekaragaman Hayati Ditjen KSDAE-KLHK yang juga berkenan meresmikan pondok monitoring orangutan baru. Pondok ini diberi nama ‘Lewun Kahio’ yang dalam bahasa setempat berarti ‘Kampung Halaman Orangutan’.

DRH. INDRA EKSPLOITASIA, Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KKH-KLHK) Republik Indonesia, memberikan apresiasi yang tinggi terhadap upaya pelepasliaran orangutan ini dan menyatakan bahwa, «Dengan melepasliarkan tiga individu orangutan hasil rehabilitasi ini ke alam, diharapkan dapat meningkatkan populasi orangutan di alam, meningkatkan peran serta masyarakat dalam upaya pelestarian orangutan dan meningkatkan kolaborasi berbagai pihak terutama masyarakat yang ada di sekitar kawasan hutan dalam upaya perlindungan keanekaragaman hayati di Indonesia. Kita menyadari bahwa upaya konservasi tidak bisa dikerjakan sendiri-sendiri, kita perlu bergandengan tangan dengan pemerintah daerah, kementerian! lembaga lain, masyarakat setempat, pelaku bisnis, dan lembaga-Iembaga masyarakat sehingga kelestarian alam dan seisinya tetap terjaga, untuk itu saya menyampaikan terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya terhadap semua pihak yang telah membantu dan mendukung kegiatan pelepasliaran tiga orangutan ini.

Saya berkesempatan turut serta ke lokasi untuk menemani tim melepasliarkan orangutan, serta meresmikan pondok monitoring orangutan Lewun Kahio. Tim pelepasliaran ini melibatkan personil dari Balai TNBBBR, Balai KSDA Kalteng, dan mitra Yayasan BOS Nyaru Menteng yang bertugas memastikan orangutan hasil rehabilitasi dapat kembali hidup liar ke habitatnya di hutan. Saya harap, keberadaan pondok monitoring baru ini membantu meningkatkan semangat dan kinerja kawan-kawan.»

AGUNG NUGROHO, S.SI., M.A., Kepala Balai Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (BTNBBBR) Wilayah Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat, menambahkan, «Kawasan TNBBBR yang menjadi areal pelepasliaran telah melalui beberapa kajian sehingga memenuhi syarat sebagai rumah baru bagi orangutan rehabilitan, antara lain ketersediaan jenis-jenis tumbuhan pakan, ketinggian dari permukaan laut, tidak ada keberadaan populasi orangutan liar, daya tampung areal yang besar, serta jauh dari akses aktivitas manusia. Hal ini untuk menjamin orangutan yang dilepasliarkan dapat berkembang dengan baik dan mampu membentuk populasi baru.»

Tim PRM (Post Release Monitoring) akan melakukan pemantauan dan pengamatan intensif selama 2 bulan untuk setiap individu yang dilepasliarkan. Hal ini dilakukan untuk memastikan kondisi orangutan yang telah dilepasliarkan tersebut termonitor dengan baik dan dapat bertahan hidup di alam.

Sejak tahun 2016, Balai Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya bekerja sama dengan Balai KSDA Kalimantan Tengah dan Yayasan BOS telah melepasliarkan sebanyak 168 individu orangutan. Dengan pelepasliaran 3 individu kali ini maka total yang telah dilepasliarkan sejumlah 171, dengan tiga di antaranya merupakan translokasi dari wilayah konflik.

DR. IR. JAMARTIN SIHITE, MSC., CEO Yayasan BOS mengatakan, «Dalam beberapa tahun terakhir kami terus-menerus melakukan pelepasliaran dalam jumlah dan intensitas yang sangat tinggi. Kini saatnya bagi kami untuk kembali berfokus mempersiapkan orangutan muda yang masih tersisa di pusat rehabilitasi. Kami perlu memanfaatkan kesempatan ini untuk mencari hutan yang memenuhi syarat sebagai situs pelepasliaran untuk menampung ratusan orangutan yang masih menanti pelepasliaran. Kami berharap dukungan dari pemerintah dan swasta untuk mewujudkan upaya ini, karena konservasi adalah upaya bersama. Kita tidak akan berhasil melakukan upaya konservasi tanpa kerja sama semua pihak terkait.»


Untuk mendukung kesuksesan upaya konservasi yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan, Yayasan BOS selalu bekerja sama erat dengan Pemerintah Indonesia di semua tingkat: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah, Pemerintah Kabupaten Katingan dan Kabupaten Pulang Pisau, BKSDA Kalimantan Tengah, dan Balai Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya.

Yayasan BOS juga memberikan penghargaan setinggi-tingginya atas dukungan dan kontribusi sejumlah mitra seperti masyarakat Kabupaten Katingan dan Kabupaten Pulang Pisau, mitra global (BOS Australia, BOS Inggris, BOS Jerman, BOS Swiss, dan Save the Orangutan), donor dari dunia usaha seperti PT. BNI Tbk., PT. SSMS Tbk., dan PT. Kayu Waja, lembaga-lembaga konservasi lain, seperti Orangutan Outreach, serta donor perseorangan dari seluruh dunia, yang mendukung kerja konservasi kami dan pelestarian alam di Indonesia. 

Editors Note :

Agung Nugroho, S.Si., M.A.
Head of the Bukit Baka Bukit Raya National Park Authority
Telepon: +62 812 7876 148 

Paulina Laurensia
Communication Specialist 
Alamat Surel: pauline@orangutan.or.id
Telepon: +62 813 4733 7003  

Hermansyah
Communication Staff of BOSF Nyaru Menteng
Alamat Surel: herman@orangutan.or.id
Telepon: +62 822 5578 8784

Dokumentasi lengkap berupa foto dan video tersedia di tautan Dropbox ini.

Siaran Pers dapat diunduh di tautan berikut:



KAMI JUGA MENYARANKAN

SATU BAYI ORANGUTAN YANG DISELUNDUPKAN KE KUWAIT BERHASIL DIKEMBALIKAN KE INDONESIA

Pemerintah Indonesia dalam hal ini Direktorat Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kuwait bekerja sama dengan Yayasan BOS telah berhasil memulangkan...

[PRESS RELEASE] YAYASAN BOS DI SAMBOJA LESTARI KEMBALI MELEPASLIARKAN 2 ORANGUTAN REHABILITAN

Setelah berhasil melepasliarkan 3 orangutan rehabilitan pada bulan lalu, Yayasan BOS melalui programnya di Samboja Lestari kembali meleapasliarkan 2 orangutan rehabilitan ke Hutan Kehje Sewen.

PASCA KEBAKARAN HUTAN, YAYASAN BOS LUNCURKAN MISI PENYELAMATAN ORANGUTAN BERSKALA BESAR DI KAPUAS

Menindaklanjuti kebakaran hutan di sebagian wilayah Mawas serta penemuan dua tengkorak orangutan di sepanjang Sungai Mangkutub, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, tim gabungan dari BKSDA Kalimantan Tengah dan Yayasan BOS...

CATATAN!



OK

YA, AMPUN!



Tutup