Apakah kamu member?

PULAU PRA-PELEPASLIARAN SALAT NUSA AKHIRNYA DIPERGUNAKAN

Perjuangan BOSF Nyaru Menteng untuk mencari wilayah pra-pelepasliaran baru untuk orangutan rehabilitasi yang telah lulus Sekolah Hutan akhirnya menunjukkan hasilnya, setelah pekan lalu melepaskan 12 orangutan yang pertama kali ke wilayah Pulau Badak Kecil di Pulau Salat Nusa, Kabupaten Pulang Pisau.

Sebenarnya sejak tahun lalu, BOS Foundation telah berhasil mengamankan 655 hektar wilayah di Pulau Badak Besar dan Badak Kecil, namun pelaksanaan operasional masih terbentur berbagai hambatan. Hal ini teratasi setelah kami membangun kemitraan dengan berbagai pihak, pemerintah kabupaten, masyarakat desa, dan PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk. (PT SSMS), sebuah perusahaan yang menunjukkan komitmen positif terhadap upaya pelestarian lingkungan. Maka kemitraan ini pun bergerak cepat, mengingat semakin tingginya kebutuhan pemanfaatan pulau pra-pelepasliaran bagi BOSF Nyaru Menteng.

Program Reintroduksi Orangutan BOSF di Nyaru Menteng saat ini merehabilitasi tidak kurang dari 470 orangutan, dengan 91 berada di 3 pulau prarilis yang saat ini ada, yaitu Palas, Kaja, dan Bangamat yang luasan totalnya mencapai 221 hektar. Sementara itu, hampir 100 orangutan lainnya telah menanti di kompleks kandang di Nyaru Menteng karena telah menyelesaikan proses rehabilitasi di Sekolah Hutan.

Keberadaan Pulau Salat yang menurut survei kami sangat sesuai untuk pulau prarilis, merupakan sebuah terobosan penting (Baca lebih jauh mengenai Pulau Salat di sini: Sepotong Kecil Surga Orangutan).  Terlebih lagi kerja sama dengan PT. SSMS telah membantu kami memperluas area yang tersedia menjadi 1.434 hektar.

Pelepasan 12 orangutan ke Pulau Badak Kecil dilaksanakan dalam 2 tahap. Tahap pertama tanggal 3 November 2016, dimeriahkan dengan pembukaan kandang oleh sejumlah undangan, yaitu Gubernur Kalimantan Tengah H. Sugianto Sabran, perwakilan Bupati Pulang Pisau, Kepala Desa setempat, Kepala BKSDA Kalimantan Tengah Dr. Nandang Prihadi, MSc., dan Direktur Utama PT SSMS Vallauthan Subraminam, yang tentunya didampingi oleh CEO BOSF, Dr. Ir. Jamartin Sihite. Partisipasi para undangan ini menunjukkan kerja sama aktif dari para pemangku kepentingan dalam upaya konservasi orangutan dan habitatnya di Kalimantan Tengah.


Pulau Pra-Pelepasliaran Salat Nusa Akhirnya Dipergunakan (Kredit foto: BOSF 2016)

Pulau Pra-Pelepasliaran Salat Nusa Akhirnya Dipergunakan (Kredit foto: Indrayana)

Pulau Pra-Pelepasliaran Salat Nusa Akhirnya Dipergunakan (Kredit foto: Indrayana)

Pulau Pra-Pelepasliaran Salat Nusa Akhirnya Dipergunakan (Kredit foto: BOSF 2016)

Pulau Pra-Pelepasliaran Salat Nusa Akhirnya Dipergunakan (Kredit foto: Indrayana)

Di tahap pertama, kami melepaskan 7 orangutan yang terdiri dari 5 betina dan 2 jantan. BOSF Nyaru Menteng juga menyediakan tim teknisi dan seorang dokter hewan yang bersiaga di areal pulau prarilis untuk mengamati perkembangan dan adaptasi para orangutan di situ. Di tahap kedua yang dilaksanakan keesokan harinya, tanggal 4 November 2016, 5 orangutan kami lepaskan di lokasi yang sama. Tim pemantau sejauh ini melaporkan perkembangan positif dari ke-12 orangutan tersebut.

BOSF Nyaru Menteng menargetkan untuk memindahkan semua orangutan yang telah siap ke pulau prarilis dalam kurun setahun ke depan. Kami yakin dengan adanya kerja sama yang baik dari seluruh pemangku kepentingan, terutama pemerintah dan masyarakat Kabupaten Pulang Pisau, hal ini tentu dapat terwujud. Semoga kita semua bisa selalu melindungi orangutan dan habitatnya.




Menurutmu orang lain perlu tahu? Bagikan!

image image image

CATATAN!



OK

YA, AMPUN!



Tutup