Apakah kamu member?

PERSIAPAN PELEPASLIARAN ORANGUTAN KE-3 DI NYARU MENTENG!

"Flyover" dan persiapan berjalan lancar di Nyaru Menteng dan Bukit Batikap untuk pelepasliaran orangutan ke-3 dari Kalimantan Tengah. Beberapa bulan belakangan ini, tim kami di Nyaru Menteng dan Bukit Batikap sibuk mempersiapkan pelepasliaran orangutan ke-3 dari Kalimantan Tengah yang mudah-mudahan (jika cuaca mengijinkan) akan dilaksanakan pada tanggal 8-9 Agustus 2012.

Setelah berhasil melakukan flyover dengan helikopter kemarin untuk mensurvei titik-titik pelepasliaran yang baru di Batikap, para pilot pun memberikan "lampu hijau" untuk melakukan pelepasliaran. Titik pelepasliaran yang baru ini dimaksudkan agar orangutan yang dilepaskan tanggal 9 Agustus besok memiliki area sendiri, yang terpisah cukup jauh dari 15 orangutan yang telah dilepasliarkan di awal tahun ini, untuk menghindari kompetisi dan kepenuhan. Sebuah pondok sementara pun sedang dibangun di lokasi baru tersebut untuk memudahkan tim kami yang nantinya akan memonitor orangutan yang dilepaskan di area itu.

Pada 8 Agustus, delapan orangutan - Sempung, Sumbing, Jessica, Maradona, Abam, Onceng, Mama Ebol dan putrinya Ebol - akan diterbangkan dari Bandara Tjilik Riwut di Palangka Raya ke Puruk Cahu, di mana mereka akan beristirahat satu malam di kandang transit di IMK. Lalu keesokan harinya, tanggal 9 Agustus, mereka akan diterbangkan menggunakan helikopter ke Batikap dalam 2 kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 4 orangutan yang akan diangkat dengan sling. Tim di Batikap kini tengah mempersiapkan segala sesuatunya untuk menyambut kedatangan para orangutan ini dengan aman.

Sementara itu, tim dokumentasi yang dipimpin oleh Communications Specialist kami yang baru, Iwan Pribadi, berangkat dari Nyaru Menteng kemarin pagi melalui jalan darat. Dokumentasi untuk pelepasliaran kali ini disediakan secara gratis oleh Borneo Production International (BPI). Kami sangat berterima kasih atas dukungan dari tim BPI.

Sekitar pukul 14.30 kemarin, tim tiba di kawasan Sei Hanyuk di mana mereka harus menyeberangi sungai menggunakan sebuah feri tradisional. Beberapa jam kemudian, mereka pun mulai memasuki desa mungil di tepi sungai, yang bernama Tumbang Lahung di Kecamatan Permata Intan, Kabupaten Murung Raya. Persis sebelum malam menjelang, mereka akhirnya sampai di Tumbang Lahung. Tim kami menginap di sana semalam.

Pagi ini, Tim Dokumentasi melanjutkan perjalanan ke Batikap. Kapal cepat yang ditunggu, sayangnya, datang agak terlambat. Keberangkatan yang harusnya jam 08.00 terpaksa tertunda hingga jam 10.00. Namun hal ini tidak membuat tim kami berkecil hati. Mereka tampak riang dan bersemangat, seperti dilaporkan oleh Iwan pagi ini melalui Twitter.

Akhirnya, tim kami pun berhasil berangkat dari Tumbang Lahung sekitar pukul 10.20. Destinasi pertama pagi ini adalah Batu Ampar, sebuah desa kecil yang juga berada di tepian Sungai Barito yang menakjubkan. Bagian dari perjalanan ini memakan waktu 4-5 jam. Sinyal telepon masih ada di sana-sini di sepanjang sungai, namun dari Batu Ampar dan seterusnya sinyal akan sangat sulit dan bahkan tidak ada sama sekali, sehingga kelihatannya tim tidak akan bisa melapor lagi kepada kami. Jadi kami akan ceritakan saja jadwal mereka di sini.

Tim Dokumentasi akan berhenti di Batu Ampar untuk berganti moda transportasi. Dari sini, mereka harus menggunakan mobil dobel gardan (4WD) untuk menuju sebuah areal transit bagi pekerja tambang yang dinamakan Camp B. Perjalanan ini akan ditempuh selama 2 jam, melalui sebuah jalan aspal yang luas, yang dibangun oleh perusahaan-perusahaan tambang maupun kayu di daerah itu.


Dari Camp B, perjalanan kembali dilanjutkan lewat air, dengan perahu tradisional Dayak yang disebut "ces". Tujuan kali ini adalah Desa Tumbang Naan, sekitar 2 jam ke arah hulu. Mereka akan berhenti sejenak di Tumbang Naan untuk berkunjung ke beberapa pemimpin adat Dayak setempat. Kemudian, barulah perjalanan dilanjutkan lagi selama 4 jam naik ces ke Desa Tumbang Tohan. Desa ini adalah pemukiman manusia terakhir di hulu Sungai Barito, dan merupakan desa terdekat dari Pondok Monitoring kami di Batikap. Tim Dokumentasi akan bermalam di sini nanti malam.

Esok hari, pagi-pagi sekali, tim akan berangkat dari Tumbang Tohan menuju destinasi akhir, yaitu Pondok Monitoring Yayasan BOS di Hutan Lindung Bukit Batikap (iya, masih menggunakan ces). Bagian perjalanan yang terakhir ini menempuh waktu sekitar 3 - 3,5 jam. Mereka akan bergabung dengan tim yang sudah berada di sana dan sepanjang hari besok akan mensurvei titik-titik pelepasliaran untuk menentukan tempat-tempat terbaik untuk memasang kamera, dll. Hari-hari ke depan akan sangat sibuk!

Di Nyaru Menteng, Iffa - Asisten untuk Dewan Pembina Yayasan BOS - dan semua anggota Tim Komunikasi di Nyaru Menteng yang dipimpin oleh Monterado Friedman (atau Agung) juga sibuk bekerja, merapikan detil-detil terakhir untuk pelepasliaran esok. Iffa pagi ini berkunjung ke kandang karantina yang disebut Midway, di mana kedelapan kandidat pelepasliaran menunggu waktu untuk kembali ke hutan. Ketika Iffa tiba di sana, Tim Pelepasliaran baru saja selesai menempelkan nama-nama setiap kandidat di kandang transport yang akan membawa mereka besok.

Setelah itu, Iffa menyaksikan drh. Riani melakukan pemeriksaan akhir kepada Sempung. Sempung terlihat sehat dan bahagia. Pasti dia sudah tidak sabar menunggu esok hari. Sedangkan Maradona, terlihat duduk di kandang tak jauh dari tempat Sempung. Dia kelihatan agak bosan. Jangan khawatir, Maradona... Satu hari lagi, dan kami akan mengantarmu pulang ke rumah!

Sore ini, Iffa melihat para teknisi yang sedang asyik mempersiapkan buah-buahan dan logistik yang akan dibawa besok. Truk pun sedang dibersihkan, dicuci dan disiapkan sebaik-baiknya untuk kegiatan esok hari. Super, super sibuk di Nyaru Menteng saat ini! Tapi kami semua sangat bahagia dan bersemangat.

Saatnya Pulang Kampung untuk Semua!

Yang menarik, meskipun kami tidak dengan sengaja merencanakannya, momen pelepasliaran kali ini bertepatan dengan saat-saat pulang kampung bagi semua umat Muslim di Indonesia maupun di dunia. Karena itu, merupakan sebuah kehormatan bahwa di saat banyak orang bersiap pulang kampung, kami berkesempatan mengantar kedelapan orangutan ini untuk juga pulang ke "kampung halaman" mereka, yaitu di hutan belantara!

Kami akan terus meng-update semua kegiatan kami. Jangan ketinggalan!




Menurutmu orang lain perlu tahu? Bagikan!

image image image

CATATAN!



OK

YA, AMPUN!



Tutup