PERJALANAN SANG PETUALANG MENUJU KEBEBASAN DI ALAM LIAR
Runtu, orangutan betina berusia 23 tahun merupakan salah satu dari enam orangutan yang berhasil dilepasliarkan di TNBBBR.
PROFIL KANDIDAT PELEPASLIARAN ORANGUTAN KE 37 DARI PUSAT PENYELAMATAN DAN REHABILITASI NYARU MENTENG
1. AMBER
Betina ini diserahkan oleh seorang karyawan perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah. Ia tiba tanpa induk di Pusat Rehabilitasi Orangutan Nyaru Menteng tanggal 11 Mei 2006 dengan berat hanya 2 kilogram di usia yang masih muda, yaitu 6 bulan.
Setelah proses karantina, Amber melanjutkan proses rehabilitasinya di Sekolah Hutan dan setelah beberapa tahun menuntaskan tahap ini. Ia lanjut ke tahap pra-pelepasliaran saat dipindahkan ke Gugusan Pulau Salat tanggal 17 Desember 2019. Selama di pulau, Amber tumbuh menjadi orangutan yang gemar menjelajah dan belajar membangun sarang yang kuat. Amber tidak agresif dan mudah bergaul dengan orangutan lain, terutama dengan Barlian yang menjadi sahabatnya.
Amber kini berusia 16 tahun, dan setelah 15 tahun menjalani proses rehabilitasi di Nyaru Menteng, ia kini siap untuk menjalani petualangan baru di Hutan Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (TNBBBR), Kalimantan Tengah.
2. BARLIAN
Jantan ini dilaporkan ditemukan oleh karyawan perkebunan di tepi jalan dekat hutan di salah satu blok perkebunan kelapa sawit PT. MSAL, Kalimantan Tengah. Ia ditemukan dalam kondisi lemah dan tanpa induk. Barlian lalu diserahkan kepada aparat tanggal 20 Juni 2013. setelah sempat dipelihara warga selama 2 minggu. Saat tiba di Nyaru Menteng, ia berusia 2 tahun dengan berat badan 4,1 kilogram.
Setelah menyelesaikan Sekolah Hutan, Barlian melanjutkan ke tahap pra-pelepasliaran di Gugusan Pulau Salat sejak tanggal 17 Desember 2019. Ia dibawa ke pulau bersama sahabatnya, Amber. Barlian sangat aktif di pulau dan banyak menjelajah. Ia banyak menghabiskan waktu di atas pohon tinggi dan cenderung tak memedulikan manusia. Meski tidak dominan, Barlian mampu membela diri saat diperlukan.
Saat ini Barlian telah berumur 10 tahun, dan setelah proses rehabilitasi selama 8 tahun di Nyaru Menteng, ia siap menjelajah Hutan Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya sebagai orangutan sejati.
3. DARRYL
Darryl diserahkan oleh seorang warga Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah pada 11 Juli 2010. Warga itu mengaku membeli jantan ini dari seseorang di Bali, namun setelah memeliharanya selama seminggu, ia memutuskan untuk menyerahkan Darryl kepada BKSDA Kalimantan Tengah. Saat itu Darryl beratnya hanya 2,4 kilogram dengan perkiraan usia 6 bulan.
Setelah menyelesaikan Sekolah Hutan, Darryl kemudian mengikuti tahapan pra-pelepasliaran di Gugusan Pulau Salat pada 17 Desember 2019 bersama Amber dan Barlian. Meski Darryl bukanlah orangutan yang agresif, namun ia memiliki keingintahuan tinggi dan mudah curiga. Ia telah menjelajah seluruh pulau dan sangat terampil dalam bergerak di tajuk dan memanjat pohon. Ia sudah cukup mengembangkan kemampuan mengenali buah-buahan hutan yang layak makan di pulau, kemampuan yang kami percaya bisa membantu menyintas di hutan nanti.
Setelah menjalani proses rehabilitasi selama 11,5 tahun, Darryl kini telah berumur 12 tahun, dan siap menjelajah Hutan Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya dengan bebas.
4. REREN
Betina ini sempat dipelihara seorang warga Jabiren, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, yang mengaku menemukannya berkeliaran tanpa induk di pematang tanggul sawah tepi Sungai Kahayan. Saat itu, lahan tempat Reren ditemukan telah dibuka seluas 100 hektar untuk pertanian dan rencananya akan dibuka 150 hektar lagi untuk perluasan perkebunan kelapa sawit seluas 250 hektar. Melalui operasi gabungan tim wildlife rescue BKSDA dan BOSF, Reren diselamatkan pada tanggal 17 Juli 2014, di usia setahun dengan berat badan 3 kilogram.
Setelah menyelesaikan semua tahapan Sekolah Hutan, Reren melanjutkan ke tahapan pra-pelepasliaran di Gugusan Pulau Salat sejak 7 November 2019. Betina menawan ini lembut dan pandai bergaul dengan orangutan lain. Dia mampu membuat sarang yang kuat dan benayk menghabislan waktu di atas pohon. Sebagai penjelajah aktif, ia biasa tidak mengacuhkan kehadiran manusia.
Setelah proses rehabilitasi selama 7 tahun, ini Reren yang telah berusia 8 tahun kini akan segera bergabung dengan teman-temannya menjelajahi Hutan Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya.
5. SUAYAP
Suayap direpatriasi dari Thailand dan tiba di Nyaru Menteng pada tanggal 22 November 2006. Saat itu betina ini diperkirakan berusia 6 tahun dengan berat 23 kilogram. Usianya telah melewati batas ideal untuk proses rehabilitasi dan perilakunya dinilai kurang sesuai untuk mengikuti Sekolah Hutan.
Setelah masa karantina dan bertahun-tahun belajar mengembangkan keterampilannya melalui penggunaan enrichment atau pengayaan, Suayap diberi kesempatan melanjutkan tahap pra-pelepasliaran di Gugusan Pulau Salat sejak 26 Juni 2019. Meski bukan orangutan agresif, Suayap mampu membela diri saat diperlukan. Ia rajin menjelajah dengan aktif, pandai mencari pakan alami, dan bertindak dengan tepa tapa pun situasi yang dihadapi.
Kini Suayap berusia 22 tahun, dan setelah proses rehabilitasi selama 16,5 tahun, ia telah siap memulai hidup baru di hutan Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya.
6. RANDY
Randy diselamatkan melalui operasi gabungan tim wildlife rescue BKSDA dan BOSF dari seorang warga Desa Timpah, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah pada tanggal 16 Juni 2007. Saat tiba di Nyaru Menteng, jantan ini masih berusia 5 bulan dengan berat badan 3 kilogram.
Setelah menyelesaikan Sekolah Hutan, Randy melanjutkan proses rehabilitasinya ke tahapan pra-pelepasliaran di Gugusan Pulau Salat sejak tanggal 29 Januari 2020. Randy adalah orangutan yang tidak mengacuhkan kehadiran manusia, tetapi sangat mudah bergaul dengan orangutan lain. Ia aktif menjelajah pulau dan menghabiskan sebagian besar waktunya berkegiatan di atas pohon tinggi sambil mencari pakan alami.
Saat ini Randy telah berusia 14 tahun, dan siap bergabung bersama teman-temannya menjalani hidup sebagai orangutan liar sejati di Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya.
7. UNGGANG
Unggang diserahkan oleh warga Desa Karya Unggang Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah pada 17 Desember 2014. Jantan ini tiba dalam kondisi yang memprihatinkan, dengan bekas luka bakar di telapak tangan, kaki, dan sebagian wajahnya, membuat kami menduga ia korban kebakaran hutan. Sebelum diserahkan, Unggang sempat dipelihara di dalam kandang ayam selama beberapa hari. Saat tiba di Nyaru Menteng Unggang diperkirakan berusia 3 tahun dengan berat badan 6.5 kilogram.
Setelah menyelesaikan tahapan Sekolah Hutan, Unggang melanjutkan pembelajarannya ke tahap pra-pelepasliaran di Gugusan Pulau Salat sejak 5 Februari 2020. Di pulau, jantan ini cenderung menghindari manusia, dan senang menjelajah pulau sembari mencari pakan alami. Unggang juga aktif di tajuk hutan dan membuat sarang yang kuat dan kokoh.
Saat ini Unggang berusia 10 tahun, dan setelah proses rehabilitasi selama 7 tahun, ia siap untuk hidup liar dan bebas di Hutan Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya.