Apakah kamu member?

PROFIL KANDIDAT PELEPASLIARAN ORANGUTAN SAMBOJA LESTARI

Emerson
Emerson adalah orangutan dewasa muda berusia sekitar 15 tahun yang diselamatkan di Sangatta dan dibawa ke Samboja Lestari pada tanggal 11 Februari 2001. Karena ukuran tubuhnya serta kapasitas di Samboja Lestari yang ketika itu telah mencapai maksimum, Emerson ditempatkan di sebuah kandang individu.

Meskipun secara wajar ia menunjukkan ketidaksukaan terhadap manusia, selama tinggal di Samboja Lestari, Emerson telah berubah menjadi sangat lembut terhadap orangutan betina. Dia juga baik terhadap orangutan lain pada umumnya dan maka dia dipindahkan ke sebuah pulau pra-pelepasliaran.

Pulau ini telah diduduki oleh Leo dan ‘geng-nya’, jadi kami mengamati dengan ketat kelompok ini untuk beberapa waktu untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Tapi ternyata Leo menyambut Emerson dan bahkan terlihat sedikit mengagumi pejantan raksasa baru dengan bantalan pipi besar yang mencolok itu. Emerson menanggapi dengan dingin tapi jelas senang bahwa kehadirannya tidak mendapatkan tantangan dari Leo.

Meskipun keduanya tidak pernah menjadi teman dekat, mereka tidak pernah agresif terhadap satu sama lain. Sementara Leo berhubungan dengan Juminten, Emerson telah menjalin hubungan dekat dengan Sarmi. Hidup yang indah di pulau. Sekarang, di usianya yang ke-26 tahun Emerson sedang mempersiapkan perjalanan terakhirnya. Emerson akhirnya kembali ke rumahnya yang sejati!

Emerson akhirnya kembali ke rumahnya yang sejati!

Juminten
Diselamatkan dari hutan industri milik PT Surya Hutani Jaya (SHJ) di Sebulu, sekitar perbatasan Taman Nasional Kutai, Juminten ketika itu baru berusia 6-7 tahun. Di usianya itu, orangutan liar yang hidup alam bebas sejak lahir bisa dianggap sudah remaja karena mereka sudah lepas dari ibu mereka. Juminten, orangutan betina remaja tersebut ditemukan dalam blok tanaman industri akasia dan dibawa ke pusat rehabilitasi Yayasan BOS di Samboja Lestari pada 12 April 1998. Berdasarkan pemeriksaan kesehatan awal, saat itu Juminten memerlukan perawatan medis.

Pada 2010 Juminten kemudian dipindahkan ke pulau pra-pelepasliaran di mana dia bertemu Leo. Sudah beberapa waktu ini, keduanya menjalin hubungan. Sebuah catatan menarik tentang Juminten, dia sering terlihat merawat bayi orangutan betina lain dengan penuh kasih ketika ibunya sedang sakit. Juminten yang cantik kini berusia 21 tahun dan semakin berperilaku liar sebagaimana dia seharusnya. Dan tibalah waktunya untuk kembali ke rumahnya di hutan!

Juminten cantik kini berusia 21 tahun dan semakin berperilaku liar sebagaimana dia seharusnya.

Leo
Leo adalah orangutan jantan yang diselamatkan saat masih berumur 4-5 tahun dari Sebulu, salah satu kawasan di Kalimantan Timur yang telah musnah oleh kebakaran hutan pada tahun 1997/1998. Dia dibawa ke Wanariset-Samboja (kini Samboja Lestari) pada 26 September 1997. Leo menunjukkan tingkah laku yang sangat liar, memperlihatkan bahwa dia tidak pernah atau jarang berhubungan dengan manusia. Setelah beberapa lama ditempatkan dalam kandang sosialisasi, Leo akhirnya dipindahkan ke sebuah pulau pra-pelepasliaran, Pulau 3, pada tahun 2009. Leo sangat senang tinggal di pulau. Dia menyesuaikan diri dengan cepat, memanjat pohon, membuat sarang, dan menunjukkan usahanya mencari makanan hutan secara aktif.

Pada 2010, kami mengenalkan Leo kepada beberapa orangutan betina – Eliza, Mona dan Juminten. Sekali lagi, dia menunjukkan perilaku ingin tahu, begitu lembut dan senang bermain dalam pendekatannya kepada mereka. Leo jelas tertarik kepada Juminten, tetapi terhadap Mona dan Eliza dia lebih berperan sebagai kakak. Kemajuan Leo telah meyakinkan kami bahwa dia telah siap untuk hidup di dalam hutan yang sebenarnya. Kini di usia 20 tahun, pejantan tampan dengan bantalan pipi besar ini tidak lama lagi akan pulang!

Leo, pejantan tampan dengan bantalan pipi besar ini tidak lama lagi akan pulang!


LEO

JUMINTEN

EMERSON

TITIN

SARMI

MONA

Titin
Titin adalah orangutan betina yang tiba di Samboja Lestari pada tanggal 9 Maret 1994. Dia diselamatkan di ibukota Kalimantan Timur, Samarinda, pada usia 4-5 tahun. Pada tahun 2000, Titin melahirkan bayi laki-laki, Titon, yang tinggal bersama ibunya sampai usia 7 tahun. Setelah Titon dipindahkan untuk bersama orangutan lain seusianya, pada 2008, Titin melahirkan bayi kedua – kali ini bayi perempuan – yang dinamai Tina-Toon. Pada akhir 2010, Titin dan putrinya Tina-Toon dipindahkan ke sebuah pulau pra-pelepasliaran, bergabung dengan Leo dan Juminten.

Sekarang setelah Tina-Toon meninggalkan ibunya untuk menjalani Sekolah Hutan, Titin terlihat banyak kemajuan, terutama keterampilan hutannya yang berkembang jauh lebih cepat. Meskipun ia tidak begitu dominan seperti Juminten, Titin adalah orangutan nomor dua yang disegani di pulau. Meski demikian, Titin tidak menunjukkan perilaku represif terhadap orangutan muda di pulau. Pada umumnya, dia adalah tipe orangutan yang ramah dan juga memiliki ketertarikan kepada Leo, pacar Juminten. Namun Juminten kelihatannya tidak keberatan sama sekali. Kehidupannya di pulau begitu indah dan berharga. Dan kini di usianya yang ke-23 tahun, Titin akan segera memulai perjalanan pulang ke rumahnya.

Titin akan segera memulai perjalanan pulang ke rumahnya.

Sarmi
Orangutan betina muda berusia 4-5 tahun diselamatkan di dekat sebuah tambang batubara di Sangatta. Ketika itu, 1998, banyak perusahaan tambang batubara secara agresif memperluas wilayah operasi mereka yang mengakibatkan hilangnya banyak habitat satwa liar, termasuk orangutan. Meskipun ada juga catatan positif, yakni beberapa perusahaan mengambil sikap bertanggungjawab atas tindakan mereka dengan melakukan pendanaan dan memfasilitasi kegiatan penyelamatan orangutan. Mereka juga terlibat aktif dalam berbagai program penyadartahuan di daerah.

Dinamakan Sarmi, orangutan betina muda ini dibawa ke Samboja Lestari pada tanggal 6 Oktober 1998. Dengan Mona dan orangutan lain yang diselamatkan selama periode itu, Sarmi tinggal di kandang sosialisasi sampai 2010, kemudian dipindahkan ke Pulau 6, sebuah pulau pra-pelepasliaran di Samboja Lestari, bersama dengan empat betina lain yang terdiri dari dua pasang ibu-anak dan bayi orangutan jantan yatim piatu bernama Saprol. Saat itu, Sarmi sudah memiliki anak perempuan, Sani, yang lahir pada tahun 2005. Tanpa diduga, Sarmi mengadopsi Saprol! Dia mengangkat dan merawat Saprol sebagai anaknya sendiri dan sebagai adiknya Sani. Awal tahun ini, kami memperkenalkan Sarmi ke Emerson, orangutan jantan besar dan tampan yang juga menjadi salah satu kandidat pelepasliaran kali ini. Keduanya langsung tertarik dan sejak saat itu membangun hubungan yang indah. Kami sudah tidak sabar untuk melihat dua orangutan ini membawa hubungan mereka lebih jauh lagi setelah mereka kembali ke rumahnya di hutan!

Sarmi and Emerson developed a wonderful relationship.

Mona
Mona kecil masih berusia 4-5 tahun ketika ia pertama kali datang ke Samboja Lestari pada 28 September 1997. Diselamatkan di Tenggarong, Mona adalah orangutan cantik dengan wajah bulat dan rambut merah gelap khas orangutan Kalimantan Timur (Pongo pygmaeus morio). Tumbuh bersama teman-teman seusianya di kandang sosialisasi, Mona akhirnya mendapatkan tempat di sebuah pulau pra-pelepasliaran pada tahun 2010, di mana dia cepat belajar keterampilan hutan dari Leo maupun dari orangutan lainnya. Dia selalu memperhatikan Leo terutama ketika ia membuat sarang seperti mencatat dalam pikirannya jenis cabang dan daun apa saja yang digunakan Leo untuk membuat sarang. Tak lama kemudian, Mona pun bisa membangun sarang yang kokoh dan nyaman seperti sarang Leo!

Mona jelas orangutan yang sangat cerdas. Dia juga terus menunjukkan kemampuannya memanjat, berayun dan mengidentifikasi makanan hutan. Meski dalam struktur hirarki di pulau Mona berada di posisi terbawah, Leo berperan besar sebagai kakak yang menyayanginya dan bahkan sering membiarkannya membangun sarang di pohon yang sama. Para betina lain juga sangat toleran dengan Mona dan senang mengajaknya bermain. Hanya Juminten yang menjaga jarak dari Mona untuk mempertahankan posisi dominannya. Meski demikian, Juminten juga tidak pernah agresif terhadap Mona, menunjukkan bahwa Mona adalah orangutan ramah dan menyenangkan. Mona cantik telah menjadi orangutan dewasa yang mandiri dan sekarang di usia 20 tahun, Mona telah siap untuk kembali ke rumahnya yang sesungguhnya.

Mona cantik telah menjadi orangutan dewasa yang mandiri.




Menurutmu orang lain perlu tahu? Bagikan!

image image image

CATATAN!



OK

YA, AMPUN!



Tutup