Apakah kamu member?

DI BULAN KEMERDEKAAN RI, ENAM ORANGUTAN RAIH KEBEBASAN DI KEHJE SEWEN


Samboja, Kalimantan Timur

Yayasan BOS bekerja sama dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Timur hari ini kembali melepasliarkan enam orangutan dari Program Reintroduksi Orangutan Kalimantan Timur di Samboja Lestari ke habitat alaminya di Hutan Kehje Sewen, Kabupaten Kutai Timur. Dengan pelepasliaran kali ini, populasi orangutan liar di hutan tersebut akan bertambah menjadi 97 individu. 

27 Agustus 2018. Dalam memperingati Hari Ulang Tahun ke-73 Republik Indonesia, Yayasan BOS, peraih Animalis Edition World Branding Award tahun 2017, kembali bekerja sama dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Timur melepasliarkan enam orangutan hasil proses rehabilitasi di Pusat Rehabilitasi Orangutan Samboja Lestari dan di pulau pra-pelepasliaran Juq Kehje Swen di Muara Wahau. Pelepasliaran ini juga memperingati International Orangutan Day yang jatuh di tanggal 19 Agustus lalu. 

Ini akan menjadi pelepasliaran yang ketujuh belas kali sejak pertama kali dilaksanakan di tahun 2012 di Hutan Kehje Sewen. Dengan pelepasliaran ini, populasi orangutan liar hasil rehabilitasi yang ditampung hutan konsesi Restorasi Ekosistem seluas 86.450 hektar yang terletak di Kecamatan Muara Wahau, Kabupaten Kutai Timur tersebut akan menjadi 97 individu.  

Enam individu orangutan yang akan dilepasliarkan kali ini terdiri dari 4 jantan yaitu Mads (8 tahun), Riva (7), Biber (7), dan Restu (6) ditambah 2 betina yaitu Menur (11), dan Josta (11). Keenam orangutan ini dinilai telah memiliki keterampilan dan perilaku yang memenuhi syarat agar bisa hidup mandiri di hutan. Keempat orangutan jantan akan diberangkatkan dari Samboja Lestari, sementara Menur dan Josta yang dibawa dari pulau pra-pelepasliaran Juq Kehje Swen di Muara Wahau. Kedua kelompok akan bergabung sebelum rombongan tiba di Hutan Kehje Sewen, mengakhiri perjalanan selama sekitar 20 jam dari Samboja Lestari.

Daya tampung hutan lokasi pelepasliaran di Kalimantan Timur terus berkurang. Hal Ini amat mengkhawatirkan Yayasan BOS. Survey memperkirakan kapasitas hutan seluas 86.450 hektar ini adalah 150 orangutan. Sementara itu jumlah orangutan yang berada di Samboja Lestari masih berjumlah sekitar 140 individu, dengan sebagian besar di antaranya siap dilepasliarkan. Kondisi ini mendorong Yayasan BOS untuk terus berusaha keras mencari kawasan hutan alternatif yang memenuhi syarat untuk pelepasliaran orangutan di masa yang akan datang.

DR. IR. JAMARTIN SIHITE, CEO Yayasan BOS mengatakan, «Kami terus berkomitmen untuk menjamin populasi orangutan liar di Kalimantan Timur tidak punah dengan menuntaskan proses rehabilitasi pada orangutan yang kami selamatkan dan mengembalikan mereka ke hutan alami. Namun komitmen ini terhadang terbatasnya kapasitas hutan pelepasliaran yang saat ini ada. Yayasan BOS sangat membutuhkan dukungan lebih dari donor-donor nasional dan internasional, masyarakat daerah, pemerintah daerah, serta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk menambah areal pelepasliaran di Kalimantan Timur.

Kami di Yayasan BOS tidak pernah bosan mengingatkan publik akan pentingnya keberadaan orangutan di hutan. Orangutan adalah satwa langka, statusnya sangat terancam punah, dilindungi Undang-Undang, dan berperan penting dalam ekosistem hutan. Sementara hutan memberikan kita air dan udara bersih, berbagai hasil hutan, serta iklim yang teregulasi dengan baik. Kita semua yang akan menerima menfaat dari keberadaan satu-satunya jenis kera besar Asia ini, jika mereka berada di habitat mereka. Jadi, kita pulalah yang harus bekerja sama untuk menjaga orangutan tetap berada di hutan.» 

IR. SUNANDAR TRIGUNAJASA N., Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Timur, mengatakan, «Kami di BKSDA Kalimantan Timur terus bekerja sama dengan Yayasan BOS untuk tidak hanya menyelamatkan, namun juga melepasliarkan orangutan ke habitat alami mereka. Kerja sama kami telah menyelamatkan dan mengembalikan ratusan orangutan di hutan-hutan Kalimantan Timur. Namun kerja besar konservasi tidak bisa hanya digawangi oleh dua lembaga ini saja. Kami juga perlu melibatkan banyak entitas bisnis yang sebelumnya tidak banyak berperan dalam upaya konservasi.

Tantangan ke depan adalah melibatkan lebih banyak pihak dan mereplikasi kerja sama seperti ini di seluruh lini konservasi. Pemangku kepentingan upaya pelestarian alam adalah kita semua, termasuk saya dan Anda. Siapapun bisa membantu. Caranya, bantu laporkan atau hentikan semua upaya memburu, menangkap, membunuh, atau memelihara hewan yang dilindungi Undang-Undang seperti seperti orangutan. Hewan-hewan ini berfungsi besar dalam ekosistem hutan. Mari lindungi hutan-hutan kita dan keanekaragaman hayati di dalamnya.»

Pulau Juq Kehje Swen, tempat Josta dan Menur menjalani tahap pra-pelepasliaran adalah pulau buatan hasil kemitraan antara Yayasan BOS dengan PT. Nusaraya Agro Sawit (PT. NAS). Pulau ini merupakan lahan berhutan seluas 82,84 hektar yang terletak di Kecamatan Muara Wahau. Pulau ini dinilai memiliki hutan berkualitas, terisolasi berkat adanya air sungai di sekelilingnya sepanjang tahun, serta layak untuk mendukung kebutuhan adaptasi, sosialisasi bagi para orangutan. Dalam hal ketersediaan pakan, pulau ini mampu menampung sekitar 40 orangutan.

IR. MARTUSIN YAPRIADI, Direktur PT. Nusaraya Agro Sawit, menambahkan, «PT. NAS  berupaya untuk mewujudkan tata kelola lingkungan yang lestari melalui kemitraan dengan Yayasan BOS. Kemitraan ini telah berbuah sebuah pulau yang dibangun khusus untuk mendukung proses pra-pelepasliaran, sebuah tahap penting dalam rangkaian panjang rehabilitasi orangutan. Kami berharap bisa menunjukkan nahwa pengembangan bisnis dapat berjalan harmonis dengan pelestarian alam untuk menciptakan masa depan yang lebih baik bagi kita semua.»

Pelepasliaran kali ini juga melibatkan dukungan dari PT. Bank Central Asia (BCA) Tbk., yang selama ini secara teratur berpartisipasi dalam berbagai kegiatan konservasi yang dilaksanakan oleh Yayasan BOS.

TAMY TASLIM, Kepala Kantor Cabang Utama (KCU) BCA Balikpapan mengatakan, «Keberadaan orangutan di tengah kehidupan tidak bisa disangkal memberikan ragam manfaat yang saat ini banyak tidak disadari masyarakat. Salah satunya memegang peranan penting bagi regenerasi hutan melalui buah-buahan dan biji-bijian yang dikonsumsi orangutan. Orangutan dilindungi Undang-Undang namun terus-menerus terdesak ke luar habitatnya. Karenanya, kami turut merasa terpanggil untuk melestarikan salah satu ciptaan Tuhan ini. Kami menyadari bahwa kegiatan pelepasliaran adalah tahap penting saat orangutan bisa hidup kembali di habitatnya, sebuah titik kulminasi dari proses rehabilitasi bertahun-tahun.

BCA juga meyakini, satwa liar seperti orangutan selayaknya hidup bebas di habitat alaminya, mengingat manfaat mereka yang penting bagi manusia. Untuk merealisasikan hal itu, kami senantiasa memberikan edukasi dan penyadartahuan sehingga masyarakat luas dapat turut berpartisipasi dan mewujudkan pelestarian lingkungan hidup yang berkelanjutan. Melalui dukungan ini, BCA juga berharap masyarakat Indonesia semakin disadarkan akan pentingnya upaya konservasi orangutan dan habitatnya.»


Yayasan BOS mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada BKSDA Kalimantan Timur, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, Pemerintah Daerah di Kabupaten Kutai Timur dan Kutai Kartanegara, serta masyarakat Kutai Timur dan Kutai Kartanegara. Yayasan BOS juga sangat mengapresiasi dukungan moral dan finansial yang diberikan oleh PT. NAS, PT. BCA Tbk.,  Citilink, para mitra global kami terutama BOS Swiss, serta donor perorangan dan berbagai organisasi konservasi di seluruh dunia yang peduli dengan konservasi orangutan di Indonesia. 

Editors Note :

Paulina Laurensia
Spesialis Komunikasi
Alamat Surel: pauline@orangutan.or.id
HP: +62 813 4733 7003

Nico Hermanu
Staf Komunikasi
Alamat Surel: nico@orangutan.or.id
HP: +62 811 276 7957

Selvi Indah Ria
Sustainability PT. NAS
Alamat Surel: selvi.ria@palmaserasih.co.id
Telepon: +6221 2854 6080

PT. Bank Central Asia Tbk.
Divisi Sekretariat Perusahaan – Sub Divisi Komunikasi Korporasi
Biro Hubungan masyarakat
Telepon: (021) 2358-8000
Alamat Surel: humas@bca.co.id

Siaran Pers dapat diunduh di tautan berikut:



KAMI JUGA MENYARANKAN

[SIARAN PERS] NYARU MENTENG LEPASLIARKAN 8 ORANGUTAN!

Sebagai upaya untuk memenuhi target pelepasliaran yang tercantum dalam Rencana Aksi dan Strategi Konservasi Orangutan 2007-2012, Yayasan BOS di Nyaru Menteng kembali melepasliarkan 8 orangutan, menyusul 15 orangutan yang telah dilepasliarkan...

SATU BAYI ORANGUTAN YANG DISELUNDUPKAN KE KUWAIT BERHASIL DIKEMBALIKAN KE INDONESIA

Pemerintah Indonesia dalam hal ini Direktorat Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kuwait bekerja sama dengan Yayasan BOS telah berhasil memulangkan...

EMPAT ORANGUTAN BORNEO KEMBALI KE ALAM LIAR DI TAMAN NASIONAL BUKIT BAKA BUKIT RAY

Kalimantan Tengah – Empat individu orangutan Borneo (Pongo pygmaeus) akan dilepasliarkan di alam liar Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (TNBBBR), Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah, Selasa (3/4). Pelepasliaran yang dilakukan merupakan bagian da

CATATAN!



OK

YA, AMPUN!



Tutup