Apakah kamu member?

BERUANG MADU

Kami di Borneo Orangutan Survival Foundation bekerja keras demi orangutan. Namun kami juga memahami bahwa semua makhluk di hutan memiliki peran masing-masing untuk menjaga keutuhan ekosistem, termasuk beruang madu.

Beruang madu, jenis beruang terkecil di dunia, sangat dikenal di habitat mereka yang meliputi Kalimantan, Sumatra, dan Asia Tenggara. Subspesies yang hidup di Kalimantan adalah yang terkecil dengan berat badan betinanya kurang lebih 25 kg sementara jantannya 40 kg. Meskipun berukuran kecil, beruang madu tetap berbahaya dengan perbandingan ukuran taring terhadap ukuran tengkorak yang lebih besar daripada jenis beruang lain saat ini.
 
Gigi taring yang menyeramkan ini, ditambah kuatnya rahang dan lidah yang panjang, sangat penting bagi beruang madu untuk mencari pakan di hutan Kalimantan. Sebagai pemakan segala (omnivora), mereka mengonsumsi dari serangga, madu, buah, dan sesekali, binatang kecil.

Beruang madu, seperti halnya orangutan, menghabiskan waktu seharian di atas pohon sendirian. Wilayah jelajah mereka berkisar antara 7 sampai 27 km2 di hutan. Kendati beruang madu terlihat di berbagai wilayah pertanian yang berbatasan dengan hutan, bukti-bukti menunjukkan bahwa mereka lebih suka hidup di hutan yang utuh. Dan sebaliknya, hutan juga membutuhkan keberadaan mereka.

Sebagai spesies yang penting bagi habitatnya, keberadaan beruang madu dibutuhkan untuk menjaga kualitas hutan. Saat mereka gunakan cakar panjang mereka untuk menggali mencari pakan, mereka juga tanpa sengaja membuatkan sarang bagi hewan-hewan kecil, seperti bajing atau burung rangkok (berupa lubang di pohon), sekaligus membantu meningkatkan kegemburan tanah hutan. Kombinasi pakan mereka dari serangga sampai buah juga berarti beruang madu mengendalikan populasi hama sekaligus menyebarkan benih!

Kendati memegang peran penting di alam, beruang madu diklasifikasikan oleh IUCN sebagai Rentan Punah (Vulnerable to Extinction) sekaligus bagian dari Appendix 1 CITES. Kedua hal ini menunjukkan potensi kepunahan spesies ini, akibat penurunan populasi liar sebesar 35% dalam 30 tahun terakhir. Deforestasi besar-besaran ini sangat berpengaruh terhadap sejumlah spesies yang hidupnya tergantung pada kekayaan hutan, seperti beruang madu, yang sulit bertahan hidup di lahan terdegradasi. Terlebih lagi, beruang madu juga diburu secara komersial untuk diperdagangkan, dibunuh demi kantung empedunya, cakar, gigi, dan daging untuk dimakan. Mereka juga dibunuh akibat konflik dengan manusia dan kerap jadi korban jerat pemburu yang ditujukan untuk satwa lain.

Untuk mengatasi ancaman yang dihadapi oleh beruang madu, habitat mereka yang saat ini tersisa harus dijadikan prioritas dan upaya internasional perlu dilaksanakan untuk menegakkan peraturan yang ada dan menghentikan perdagangan ilegal. Untuk mengakhiri siklus permintaan dan penawaran, upaya penyadartahuan perlu difokuskan terhadap kelompok masyarakat yang terbiasa berburu, peminat memelihara, serta konsumen bagian-bagian tubuh beruang madu. Bagi beruang madu yang diselamatkan, upaya rehabilitasi dan pelepasliaran beruang yang lama dipelihara bisa jadi hal yang sulit. Jumlah upaya pelepasliaran di masa lalu sangat terbatas dengan hasil yang kurang menggembirakan akibat kurangnya kemampuan alam menyintas, terbunuh oleh beruang liar, atau dibunuh manusia karena kecenderungan mencari makan di pemukiman. Namun ini bukan berarti beruang madu tak punya harapan.

Dengan kerusakan habitat alami beruang madu akibat permintaan kebutuhan dari seluruh dunia, mereka sangat tergantung pada kita untuk mengambil sikap. Kami memang mengawali dengan pelestarian orangutan, namun Borneo Orangutan Survival Foundation mengajak kalian semua untuk bersama kami mengupayakan masa depan yang lebih cerah bagi seluruh populasi beruang madu.

APAKAH ADA PERTANYAAN LAIN TERKAIT BERUANG MADU?

Ketahui lebih jauh tentang beruang unik ini dari kumpulan pertanyaan yang sering diajukan (FAQ) di bawah ini!

LEBIH JAUH

CATATAN!



OK

YA, AMPUN!



Tutup