Apakah kamu member?

LEBIH BAIK MENCEGAH DARIPADA MEMADAMKAN API!

Perubahan iklim global berakibat pada perubahan cuaca yang ekstrem, kebakaran hutan telah menjadi berita utama yang senantiasa dikabarkan di mana-mana. Wilayah kerja Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo (Yayasan BOS) di Kalimantan pun tidak luput dari bencana yang disebabkan oleh fenomena El Nino ini. Bencana ini berdampak besar bagi hutan, berbahaya bagi manusia, dan mematikan bagi orangutan. 

El Nino mengacu pada tahun-tahun dalam siklus alami yang terjadi di Indonesia. Peristiwa ini merupakan kombinasi antara tekanan udara tinggi dan suhu air laut yang ekstrem sehingga terciptanya cuaca panas dan kering yang berkepanjangan dan  secara drastis meningkatkan risiko kebakaran. Pada tahun 2015 dan 2019, terjadi kebakaran hutan dan lahan gambut yang parah. Dampak dari kebakaran ini dapat dirasakan jauh hingga di luar pulau Kalimantan. Di tahun 2023 ini, risiko tersebut masih menjadi ancaman besar yang tidak hanya merusak lingkungan, tetapi juga kesehatan manusia, perekonomian, dan iklim global.

Baca juga: MAWAS

Pada tahun 2015, Kalimantan Tengah mengalami kebakaran hutan dan lahan gambut sekitar 584 ribu ha. Asap tebal mengaburkan udara, menyebabkan gangguan pernapasan, dan hilangnya habitat bagi berbagai jenis flora dan fauna termasuk orangutan. Dalam rentang November 2015 sampai Februari 2017, Yayasan BOS harus merelokasi hampir 90 individu orangutan liar karena kehancuran yang disebabkan oleh kebakaran. Empat tahun setelahnya pada 2019, kebakaran kembali terjadi. Meskipun intensitasnya tidak setinggi tahun 2015, tetapi kebakaran ini tetap mengancam lingkungan dan kesehatan manusia. 

Pada tahun 2023, kebakaran hutan masih menjadi masalah yang relevan. Pola cuaca yang ekstrem, perubahan iklim, dan praktik-praktik pertanian yang tidak berkelanjutan masih menjadi penyebab utama terjadinya kebakaran hutan. Kebakaran ini tidak hanya mengakibatkan kerugian ekonomi dan lingkungan, tetapi juga mengancam upaya global dalam mengurangi emisi gas rumah kaca.


Lebih Baik Mencegah daripada Memadamkan Api! (Kredit foto: BOSF 2023)

Lebih Baik Mencegah daripada Memadamkan Api! (Kredit foto: BOSF 2023)

Lebih Baik Mencegah daripada Memadamkan Api! (Kredit foto: BOSF 2023)

Lebih Baik Mencegah daripada Memadamkan Api! (Kredit foto: BOSF 2023)

Lebih Baik Mencegah daripada Memadamkan Api! (Kredit foto: BOSF 2023)

Lebih Baik Mencegah daripada Memadamkan Api! (Kredit foto: BOSF 2023)

Lebih Baik Mencegah daripada Memadamkan Api! (Kredit foto: BOSF 2023)

Beberapa upaya preventif telah dilakukan Yayasan BOS untuk mengurangi dampak kebakaran hutan di Kalimantan, seperti melakukan patroli pemantauan lahan dan batas-batas areal kerja. Pemantauan lahan juga dilakukan untuk mencegah dan melaporkan aktivitas praktik pembukaan lahan secara ilegal yang berpotensi menyebabkan kebakaran. Selain itu pemantauan juga dilakukan dengan menggunakan teknologi drone untuk mendeteksi sumber-sumber api, sehingga tindakan pemadaman dapat dilakukan sedini mungkin secara efektif. 

Baca juga: PELATIHAN DRONE MENJELANG MUSIM KEMARAU!

Pengembalian kelembapan lahan gambut atau rewetting dengan membendung kanal dan membanjiri kembali hutan kaya karbon ini juga merupakan langkah yang diambil dalam pencegahan kebakaran hutan. Langkah ini dilakukan bersamaan dengan penyadartahuan dan pelatihan mitigasi bencana kebakaran kepada masyarakat di sekitar wilayah kerja Yayasan BOS. Saat ini, telah terbentuk regu pemadam kebakaran (RPK) yang tersebar di hampir delapan desa dengan jumlah dua sampai tiga regu di setiap desanya. Regu ini juga bertugas melakukan pemantauan terhadap kelembapan gambut, pembersihan jalur mitigasi, inventarisasi alat-alat pemadam kebakaran, dan pembuatan sumur bor dan beje (embung). Sumur dan embung inilah yang kemudian digunakan sebagai suplai air untuk memadamkan kebakaran. 

Upaya preventif yang dilakukan sebagai upaya pencegahan terhadap dampak kebakaran hutan dilaksanakan dengan melibatkan partisipasi semua pihak, termasuk pemerintah, masyarakat, sektor swasta, dan mitra internasional. Hanya dengan kerja sama yang kuat dan komitmen dalam menjalankan praktik berkelanjutan, dampak negatif dari kebakaran hutan di Kalimantan dapat dikurangi dan dihindari.




Menurutmu orang lain perlu tahu? Bagikan!

image image image

CATATAN!



OK

YA, AMPUN!



Tutup