Apakah kamu member?

PELAJARAN TAK KUNJUNG USAI BAGI DOKTER HEWAN ALAM LIAR

Selama tiga bulan, Pusat Rehabilitasi Orangutan kami di Samboja Lestari, Kalimantan Timur, dikunjungi oleh Joost Philippa, DVM, PhD, Dipl. ACCM, seorang dokter hewan satwa liar dari Belanda dengan keahlian dan pengalaman luas dalam bidang perawatan orangutan dan beruang yang ia peroleh selama lebih dari 13 tahun bekerja di lapangan dalam berbagai proyek di Afrika dan Asia. Selama kunjungan singkatnya, Dr. Joost, begitu ia biasa dipanggil, menawarkan diri untuk memberi pelatihan bagi tim perawatan satwa dan beruang madu kami demi meningkatkan kesejahteraan satwa dan teknik bedah baru yang dapat diterapkan pada kedua spesies. Ini adalah kesaksian pribadi dari salah satu dokter hewan kami, Dr. Made, yang berpartisipasi dalam pelatihan yang meliputi operasi gigi dan mata, teknik penjahitan, pencitraan medis, protokol anestesi, interpretasi hasil laboratorium, pemantauan perawatan kritis, nekropsi, dan pertukaran dokter hewan.

Pengalaman pelatihan selama tiga bulan bersama Dr. Joost sangat memperkaya tim dokter hewan kami. Pada awalnya, saat menyadari betapa ambisius rencana tersusun, dengan prosedur  kedokteran gigi dan operasi mata, kami semua merasa antusias dan bersemangat. Pelatihan ini menunjukkan kepada kami berbagai teknik dan topik baru, dan kami tidak sabar untuk mulai belajar. Keinginan kami tidak hanya terbatas pada kedokteran gigi dan mata, tetapi kami bisa bebas bertanya dan berdiskusi tentang segala macam topik yang berkaitan dengan praktik kedokteran hewan alam liar.

Sebelum memulai operasi, kami menggabungkan semua pengetahuan yang kami miliki dan berdiskusi tentang anestesi, penjahitan, dan kedokteran gigi dasar. Setelah mendiskusikan teori, kami lantas mencoba mengaplikasikannya kepada pasien kami. Awalnya, Dr. Joost menunjukkan cara melakukan pencabutan gigi langkah demi langkah. Setelah beberapa contoh operasi, dia memberi kami kesempatan untuk mencoba sendiri di bawah bimbingan dan pengawasannya. Kami memanfaatkan kesempatan ini untuk meningkatkan keterampilan terutama dalam prosedur gigi dan pemantauan anestesi, karena tidak ada cara yang lebih baik untuk belajar daripada melakukannya dengan kedua tangan kita sendiri!

Selama proses, kami belajar lebih dari sekadar teori dan keterampilan baru. Kami menerima lebih dari hafalan sederhana namun juga melatih kebiasaan untuk berpikir kritis dan sistematis, sehingga jika berada dalam kondisi yang asing, kami akan sanggup mengatasi tantangan yang ada. Dia terus-menerus memacu kami dengan mempertanyakan penafsiran hasil laboratorium, membuat diagnosis, dan perawatan yang direncanakan. Kami selalu didorong untuk bertanya bagaimana dan mengapa sesuatu terjadi. Dr. Joost memastikan bahwa kami paham alasan dan teori di balik apa yang kami lakukan, bukan sekadar langkah-langkahnya. Ini membantu kami untuk berkembang dan selalu haus akan pengetahuan baru. Sebagai dokter hewan, kami harus memiliki pemahaman yang mendalam tentang berbagai gejala penyakit dan bagaimana kami memanfaatkan pengetahuan itu untuk mempersiapkan perawatan terbaik untuk setiap pasien.

Terlepas dari semua rencana yang kami susun dengan hati-hati, muncul banyak tantangan tak terduga, yang terkadang membuat kami membuat perubahan di menit-menit terakhir. Misalnya, ketika sedang mempersiapkan prosedur gigi, mendadak datang kabar bahwa ada beruang madu yang mati di kandangnya. Kami segera membatalkan operasi yang direncanakan dan sebagai gantinya melakukan nekropsi, yang akhirnya menunjukkan bahwa beruang madu itu mati akibat kondisi neurologis yang fatal dan tidak dapat diobati. Meskipun kami berharap tidak perlu melakukan nekropsi, peristiwa itu menjadi pembelajaran yang berharga, terutama bagi dokter hewan baru yang belum pernah melakukan nekropsi pada beruang madu. Ada juga masalah lain yang bersifat teknis, seperti kerusakan bantalan pemanas di tengah kondisi cuaca basah, menyebabkan luka bakar setrum pada satu orangutan. Sebagai dokter hewan, kami merasa kaget, kesal, dan kecewa pada diri sendiri. Kami tidak pernah ingin belajar dari kejadian seperti ini, tetapi kami bertanggung jawab penuh atas cedera yang terjadi, melakukan yang terbaik untuk merawatnya, belajar darinya, dan menggunakan pengalaman ini untuk berbuat lebih baik di masa depan.


Dari semua hal penting yang kami pelajari, yang tentu tidak kalah penting adalah bahwa kami juga dilatih untuk percaya pada diri sendiri, untuk selalu terus berusaha, dan tidak menyerah tanpa mencoba setiap opsi yang memungkinkan. Rasa percaya diri penting untuk membantu kami melaksanakan prosedur dengan tenang dan presisi. Ketika kita paham apa yang kita lakukan dan alasannya, tentu kemungkinan kita berhasil lebih tinggi. Memang hal ini membutuhkan waktu, tetapi itu merupakan proses yang terus berjalan melalui setiap diskusi dan kegiatan. Kami menemukan bahwa untuk topik yang sebelumnya tidak kami pahami, kami dapat menerapkan apa yang telah kami pelajari, memahaminya sepenuhnya, dan kemudian dapat melakukannya sendiri. Tidak hanya kami meningkat secara individu, kerja sama kami juga semakin kuat berkat rasa saling percaya. Penting juga untuk menyadari kapasitas diri sendiri sebagai dokter hewan dan sebagai pribadi, karena kita juga tidak bisa terus memaksakan diri setiap saat, sama pentingnya untuk tahu kapan kita harus beristirahat agar dapat tampil lebih baik di kesempatan berikutnya. Merawat diri kita sendiri dengan baik, bukan hanya orangutan, adalah hal terpenting untuk mencegah kelelahan, yang sayangnya terlalu umum di dunia dokter hewan.

Bagi saya pribadi, tidak dapat disangkal bahwa jadwal prosedur yang ketat dan ketersediaan personel yang terbatas mempersulit kami. Saya merasa diri saya benar-benar didorong dengan cara baru, tetapi terlepas dari ini, saya bersyukur atas pengalaman itu karena saya belajar banyak dalam cara yang tidak pernah saya duga. Seluruh energi dan waktu yang kami curahkan terbayar pada akhirnya. Kami, sebagai individu dan sebagai tim dokter hewan yang bersatu, mendapat manfaat dari proyek ini, dan kami yakin bahwa semua pekerjaan kami akan bermanfaat bagi kesehatan dan kesejahteraan orangutan dan beruang madu dalam jangka panjang. Meskipun proyek ini telah berakhir, pekerjaan kami baru saja dimulai!

Kami juga ingin mengucapkan terima kasih yang tulus kepada lembaga pendanaan yang memungkinkan proyek ini, Orangutan Veterinary Aid (OVAID) dan BOS Swiss. Kami berterima kasih atas bantuan mereka serta Organisasi Mitra BOS lainnya, yaitu BOS Australia, BOS Inggris, BOS Jerman, dan Save the Orangutan, yang secara finansial dan logistik mendukung pekerjaan sehari-hari kami di Pusat Rehabilitasi Orangutan Samboja Lestari. Dan yang terakhir, namun tidak kalah pentingnya, terima kasih kepada Dr. Joost yang telah menyediakan waktu dan mengajarkan keahlian Anda bagi kami! Kami melihat peningkatan kesejahteraan hewan sebagai proses yang terus berkembang dan proyek ini adalah langkah penting dalam perjalanan kami, tetapi kami berharap dapat terus mengembangkan keterampilan dan meningkatkan kualitas perawatan kami bagi satwa di pusat rehabilitasi dan situs rilis!




Menurutmu orang lain perlu tahu? Bagikan!

image image image

CATATAN!



OK

YA, AMPUN!



Tutup