BAYI ORANGUTAN DARI DESA PENDAMARAN, KINI DI SAMBOJA LESTARI
Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo (Yayasan BOS) menyambut kedatangan satu bayi orangutan dari Desa Pendamaran, Kecamatan Kembang Janggut, Kutai Kartanegara.
Hutan merupakan tempat tinggal bagi beragam jenis satwa yang berbeda dan unik. Mulai dari yang melata, berjalan di atas tanah, terbang di langit, sampai yang berenang di dalam air. Lingkungan yang baik biasanya ditandai dengan keanekaragaman hayati yang kaya.
Jika diamati lebih dekat, banyak satwa dan tumbuhan yang memiliki keindahan dan keunikan. Namun, tidak dapat dipungkiri keindahan dan keunikan tersebut juga merupakan bagian dari metode pertanahan diri mereka dari predator yang mengancam atau untuk berburu mangsa. Salah satunya adalah ular pucuk (Ahaetulla prasina).
Memiliki bentuk kepala yang runcing seperti anak panah dan warna hijau menyala yang menyerupai pucuk daun adalah keunikan dari ular ini, yang membantunya berkamuflase di tajuk pohon dan semak-semak hutan yang rimbun. Ia juga mudah dikenali dari tubuhnya yang panjang dan ramping. Ular ini juga memiliki racun (bisa) yang tergolong lemah. Meski tidak berpengaruh pada manusia, bisanya cukup untuk membuat mangsanya melemah.
Ular ini tersebar hampir di seluruh pulau di Indonesia. Ular ini biasa beraktivitas pada siang hari di pepohonan. Ular ini sangat menyukai habitat berupa hutan primer dan sekunder di dataran rendah, daerah perkebunan, dan semak-semak. Ia memangsa hewan-hewan yang berukuran lebih kecil seperti katak, burung, tikus, dan juga ular lain.
Mari bersama kita jaga kelestarian hutan agar satwa-satwa unik seperti ini bisa tetap lestari!