Apakah kamu member?

NAMAKU KEJORA

Ada seseorang mengagumkan yang kami temui melalui program #OrangutanGoesToSchool bernama Banyu Bening, siswa kelas 5 SD Sekolah Bogor Raya. Ia menulis kisah inspiratif tentang bayi yatim piatu yang baru datang ke Pusat Rehabilitasi kami di Nyaru Menteng, Kejora. Kami sangat bangga atas karya Banyu yang menunjukkan cinta dan kepeduliannya terhadap konservasi orangutan. Inilah kisah Kejora oleh Banyu Bening.

Namaku Kejora. Aku bayi Orangutan Kalimantan berusia satu setengah tahun. Sebelumnya, aku dipelihara secara ilegal di sebuah pembibitan kelapa sawit di Provinsi Kalimantan Tengah. Di sana aku dirantai ke pintu ruangan tempat mereka menyimpan pupuk dan pestisida.

Aku tidak suka berada di sana. Aku selalu kelaparan dan orang-orang di sana membuatku takut. Tapi, aku tidak punya pilihan. Aku telah kehilangan ibuku. Aku tidak begitu ingat apa yang terjadi padanya. Setahuku, ibu orangutan tidak akan pernah meninggalkan anaknya sampai berusia 7 atau 8 tahun. Mungkin sekali, ibuku dibunuh oleh orang-orang jahat.

Beberapa hari yang lalu, beberapa orang datang dan menyelamatkanku. Mereka membawa aku ke sebuah tempat yang disebut Nyaru Menteng. Tempat ini bagus dan bersih, dan tidak ada rantai. Orang-orang di sini sangat baik merawatku. Aku tidur dan makan enak di sini. Mereka memberikan aku buah rambutan. Rasanya manis. Aku belum pernah makan ini sebelumnya. Aku sangat menyukainya. Sebelumnya, aku hanya tahu buah pisang.
 


Namaku Kejora (Kredit foto: Indrayana)

Namaku Kejora (Kredit foto: Indrayana)

Namaku Kejora (Kredit foto: BOSF 2016)

Di Nyaru Menteng, aku bertemu dengan beberapa orangutan lain. Mereka bilang, Nyaru Menteng adalah sebuah pusat rehabilitasi orangutan. Di sini, orangutan diajarkan untuk menjadi liar. Teman-teman baruku bilang, aku akan segera ditempatkan ke Sekolah Hutan.

Sekolah Hutan adalah tempat untuk orangutan yang diselamatkan seperti aku. Orang-orang baik di Sekolah Hutan mengajarkanku untuk menjadi liar lagi. Mereka memperkenalkan berbagai jenis makanan untuk orangutan. Mereka juga mengajarkan bagaimana cara memanjat pohon dan cara menemukan makanan alami di hutan. Nanti setelah kami siap, kami akan dilepasliarkan ke alam liar, di hutan tempat kami berasal.

Orangutan yang diselamatkan dari peliharaan manusia seperti aku tidak tahu bagaimana caranya memanjat pohon, karena aku dikurung atau dirantai sejak masih bayi. Kami juga tidak tahu bagaimana cara mencari makanan karena kami terbiasa diberi makan oleh manusia atau terkadang, dibiarkan kelaparan.

Aku bersyukur dibawa ke Nyaru Menteng. Aku suka bertemu orang-orang baik dan banyak teman orangutan baru yang kutemui di sini. Aku juga selalu bersemangat bisa pergi ke Sekolah Hutan setiap hari. Tapi, saya tidak sabar menunggu untuk dilepaskan kembali ke hutan tempat aku seharusnya tinggal, rumahku yang sesungguhnya.

Mudah-mudahan, saat kelak aku dilepasliarkan ke alam liar, masih ada banyak orangutan liar dan hutan buatku masih tetap ada.




Menurutmu orang lain perlu tahu? Bagikan!

image image image

CATATAN!



OK

YA, AMPUN!



Tutup