Apakah kamu member?

TIGA BAYI TELAH DISELAMATKAN DI TAHUN 2021

Dalam dua bulan terakhir, BOS Foundation telah kembali terlibat dalam tiga misi penyelamatan orangutan di Kalimantan Tengah. Misi ini berujung pada diterimanya bayi orangutan bernama Onyer, Ramangai, dan satu lagi yang belum diberi nama di Pusat Rehabilitasi Orangutan Nyaru Menteng.

ONYER
Onyer diselamatkan dari Desa Dahian Tambuk, Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah, oleh tim wildlife rescue BKSDA Kalimantan Tengah. Ia lantas diserahkan ke Pusat Rehabilitasi Nyaru Menteng pada tanggal 15 Februari 2021.

Tim wildlife rescue BKSDA Kalimantan Tengah menjemput jantan berusia 10 bulan ini dari seorang petani desa, yang mengakui menemukan Onyer sendirian di kawasan hutan yang tidak jauh dari kebun miliknya.

Saat tiba di Nyaru Menteng, Onyer segera menjalani pemeriksaan awal yang menunjukkan kondisi baik dan sehat. Saat ini Onyer masih menjalani karantina untuk memastikan kesehatannya sebelum dipindahkan ke Grup Nursery.

Hari pertama di Nyaru Menteng, Onyer tampak gelisah. Hal ini wajar mengingat ia berada di lingkungan baru dengan wajah-wajah baru pula. Onyer rewel saat malam hari dan akan menangis setiap kali ibu asuh bangkit, mungkin menyangka akan kembali ditinggal pergi.

Untung bagi kami, Onyer memiliki nafsu makan yang cukup baik serta suka minum susu dan makan buah. Saat ini Onyer sedang mengalami flu ringan dan tim medis kami secara rutin memberi pengobatan menggunakan nebulizer untuk membantunya sembuh. Onyer juga sudah mulai berani bermain di ayunan dan memanjat rendah.


donate

RAMANGAI
Ramangai diselamatkan dari daerah Mahup, Katingan Hulu, Sungai Mangei. Orangutan berusia sekitar 6 bulan ini diserahkan oleh warga kecamatan Marikit, Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah pada 1 Maret 2021. Tim gabungan rescue wildlife BKSDA Kalimantan Tengah dan BOS Foundation harus menempuh perjalanan selama 7 jam untuk mencapai lokasi penyelamatan.

Menurut cerita warga yang memeliharanya, orangutan ini ditemukan di hutan saat ia berburu burung. Pemburu ini mengaku terkejut saat tiba-tiba ada bayi orangutan jatuh dari sebatang pohon tanpa tanda-tanda keberadaan induknya. Pemburu itu mengaku bingung untuk mengambil tindakan, karena ia paham bahwa orangutan itu akan menjadi beban jika ia bawa pulang, sementara jika ditinggal, ia tidak tega. Ia juga mengaku paham bahwa orangutan dilindungi Undang-undang, karenanya ia putuskan untuk membawa pulang dan melaporkan temuan ini. 

Karena jauh berada di dalam hutan, pemburu itu mengaku sempat harus menggendong Ramangai selama 3 hari, dan hanya diberi minum kopi dan pisang, yang berakibat pada kondisi lemah dan dehidrasi. Setiba di rumah, petani itu mencoba memberi susu kental manis dengan harapan untuk menambah tenaga bagi Ramangai. Ia juga melaporkan temuan ini kepada BKSDA Kalimantan Tengah, yang segera membentuk tim gabungan bersama staf BOSF Nyaru Menteng.  

Dalam perjalanan kembali ke Nyaru Menteng, Ramangai kami infus, karena kondisinya yang masih lemah. Dokter hewan kami yang ikut dalam evakuasi mengatakan bahwa Ramangai masih menderita dehidrasi.

Di karantina, Ramangai biasa rewel, terutama saat malam. Hal ini tentu akibat trauma hidup tanpa induk di lingkungan baru penuh manusia. Setelah dua hari dirawat, kondisi dehidrasi Ramangai membaik, dan infusnya kami lepas. Namun Ramangai masih menderita demam ringan dan kami awasi secara intensif. Tidak seperti Onyer, Ramangai masih suka duduk diam di dalam keranjang. Diawasi oleh ibu asuh kami yang setia menemani.

BAYI BELUM BERNAMA
Satu lagi orangutan diserahkan oleh tim wildlife rescue BKSDA Kalimantan Tengah ke Pusat Rehabilitasi Orangutan Nyaru Menteng tanggal 23 Maret 2021. Betina berusia sekitar 9 bulan ini langsung diperiksa oleh drh. Greggy Putra, salah satu dokter hewan kami di Nyaru Menteng. 

Orangutan betina tersebut ditemukan oleh seorang petani dari Desa Muroi, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah. Tim wildlife rescue BKSDA menyebutkan bahwa sang petani menemukan orangutan itu saat pergi memancing. Ia sempat merawat anak orangutan itu selama 1 minggu dan diberi minum susu bubuk sampai saat diserahkan secara sukarela.

Drh. Greggy mengungkapkan bahwa orangutan mungil itu secara umum kondisinya baik dan sehat. Di Nyaru Menteng, orangutan betina ini sangat gemar makan pisang dan minum susu. Saat ini ia masih menjalani karantina bersama Onyer dan Rawang sembari menanti hasil pemeriksaan lebih lanjut yang kami lakukan. 

Kami berharap semoga kondisi ketiga orangutan muda ini segera membaik di masa karantina ini. Kami tak sabar ingin segera melihat mereka bergabung di Grup Nursery! 




donate

Menurutmu orang lain perlu tahu? Bagikan!

image image image

CATATAN!



OK

YA, AMPUN!



Tutup