TEMON & LAHEI MENGGEBRAK ATURAN HUTAN
Masih ingat dengan kisah Temon dan Lahei yang sempat menghilang dari sekolah hutan?
Pada tahun 2024, tim Post-Release Monitoring (PRM) kami di Hutan Lindung Bukit Batikap kembali mengamati salah satu orangutan yang sering mengunjungi Pondok Monitoring Totat Jalu, yaitu Inung dan anaknya, Indie. Namun, ada kejutan istimewa pada bulan Agustus: Inung telah melahirkan bayi orangutan jantan yang kini diberi nama Indro.
Sejak awal Juli 2024, Inung dan Indie sering terlihat berkeliaran di sekitar Pondok Monitoring Totat Jalu. Keduanya diketahui memiliki kebiasaan mengunjungi pohon jambu di belakang pondok, mencari buah-buahan dan singkong sebagai sumber makanan utama. Indie, meskipun sudah tumbuh besar, masih sangat bergantung pada sang induk. Ia kerap meminta makanan langsung dari Inung dan selalu menempel padanya saat ditemukan oleh tim kami.
Baca juga: KEJUTAN DARI INUNG
Pada bulan Juli, tim mulai menyadari perubahan pada fisik Inung. Perutnya tampak membesar dan vulva yang membengkak. Hal ini menandakan bahwa ia sedang mengandung. Namun, hal ini tidak mengurangi aktivitasnya dalam mencari makan dan merawat Indie.
Pada 21 Agustus 2024, ketika tim sedang membersihkan pondok monitoring akibat banjir, mereka menemukan Inung sedang duduk di atas pohon di depan kamp, memperhatikan aktivitas di sekitar. Saat pertama kali terlihat, hanya Indie yang tampak berada di pundaknya. Namun, ketika Inung mulai berdiri dan berjalan, tim dikejutkan oleh kehadiran bayi kecil yang digendong oleh Inung. Bayi tersebut diperkirakan lahir di akhir bulan Juli 2024, mengingat pada observasi terakhir, Inung belum melahirkan.
Bayi orangutan ini, yang kemudian diberi nama Indro, tampak sehat dan terus menyusu pada induknya. Inung terlihat sangat protektif terhadap Indro, memastikan bahwa ia selalu dalam perlindungan sang induk. Selama observasi, Inung tetap menjalankan rutinitasnya seperti biasa, mencari makanan di sekitar kamp, termasuk jambu biji, singkong, dan umbut pisang.
Indie, yang kini menjadi kakak bagi Indro, juga menunjukkan perubahan perilaku yang menarik. Meskipun masih sering meminta makanan dari Inung, Indie mulai menunjukkan kemandirian dengan berani menjelajah hingga 10-15 m dari induknya. Ia juga mulai mencari makan sendiri di pohon dengan ketinggian hingga 20 m sebelum kembali lagi ke ibunya.
Baca juga: PENGUNJUNG YANG TAK TERDUGA
Sikap Indie terhadap pengamat juga berubah. Ia menjadi lebih waspada dan defensif, terlihat dari tindakannya yang menggoyangkan dahan pohon sebagai bentuk peringatan terhadap keberadaan manusia di sekitar mereka. Selain itu, Indie juga terlihat melindungi adiknya dengan cara selalu berada di dekatnya.
Kelahiran Indro menjadi momen penting dalam perjalanan rehabilitasi orangutan di Hutan Batikap. Dengan kehadiran bayi baru ini, diharapkan populasi orangutan yang telah dilepasliarkan dapat terus berkembang secara alami di habitatnya. Inung yang kini menjadi ibu dari empat anak orangutan menunjukkan bagaimana orangutan betina yang dilepasliarkan dapat berhasil bertahan dan berkembang biak di alam liar.
Baca juga: TERUNGKAPNYA ORANGUTAN MISTERIUS!
Tim PRM akan terus memantau perkembangan Inung, Indie, dan Indro, memastikan bahwa mereka dapat tumbuh dan berkembang dengan baik di habitat alaminya. Kehadiran keluarga kecil ini menjadi bukti bahwa upaya konservasi yang dilakukan selama ini telah membuahkan hasil yang positif.
Masih ingat dengan kisah Temon dan Lahei yang sempat menghilang dari sekolah hutan?
Saat membayangkan beruang, biasanya yang muncul di benak adalah hewan besar dan kuat seperti beruang grizzly atau beruang kutub. Namun, di Asia Tenggara sendiri hidup beruang terkecil di dunia yaitu beruang madu (Helarctos malayanus).
Sejak dipindahkan ke Kandang Sosialisasi pada akhir tahun lalu, kini pergerakan Kopral semakin aktif.
