HARI BUMI SEDUNIA 2024: PLANET VS PLASTIK
Setiap tahun pada tanggal 22 April, kita merayakan Hari Bumi Sedunia untuk menghormati planet yang menjadi rumah bagi kita semua.
Orangutan yang terusir ke luar habitatnya akibat alih guna lahan tentu akan mencari pakan di tempat lain. Hal ini menjadi masalah apabila orangutan tersebut masuk ke pemukiman warga seperti yang terjadi pada hari Minggu, 6 Juni 2021 lalu, saat Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Timur menerima laporan terkait kemunculan satu individu orangutan jantan di Desa Loesan, Kalimantan Timur. Tim gabungan dari wildlife rescue BKSDA dan BOS Foundation bergegas menuju desa yang terletak di Kecamatan Koman, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur, untuk menyelamatkan orangutan tersebut.
Sebelum tim melakukan upaya penyelamatan, kabar mengenai orangutan ini sempat tersebar luas di media sosial berupa video yang menunjukkan satu orangutan dewasa diberi makan warga Desa Loesan. Mereka memberinya buah pisang, nangka, dan juga susu kaleng. Ini adalah hal yang aneh, mengingat orangutan cenderung menghindari kontak dengan manusia. Terlebih lagi satwa liar tidak boleh diberi makanan manusia, yang tentu berbeda dengan pakan alami mereka. Oleh karena itu, kami harus segera menyelamatkannya.
Saat tim gabungan tiba di desa, orangutan tersebut tidak terlihat. Warga menyatakan ia kembali ke hutan. Tim menunggu sampai orangutan tersebut kembali ke desa, dan di tanggal 10 Juni 2021 ia muncul. Tim gabungan segera mempersiapkan langkah penyelamatan.
Dibantu oleh drh. Muhtadin Wahyu dari Pusat Rehabilitasi Orangutan Samboja Lestari, tim mempersiapkan alat bius dan berhasil menangkap orangutan tersebut di sore hari. Drh. Muhtadin berhasil melakukan pemeriksaan cepat terhadap orangutan jantan itu sebelum dibawa pergi dari desa.
Dari pemeriksaan singkat, drh. Muhtadin menemukan bengkok pada jari telunjuk sebelah kiri dan sebuah microchip jenis Trovan yang ditanamkan secara subkutan (di balik kulit). Pemeriksaan gigi menunjukkan bahwa Loesan, nama sementara orangutan tersebut, berusia kurang lebih 20 tahun. Usai pemeriksaan, tim gabungan langsung membawa Loesan ke Samboja Lestari untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Sepanjang perjalanan menuju Samboja Lestari, tim berhenti sesaat setiap 3 jam untuk memeriksa keadaan Loesan. Akhirnya tim tiba di Samboja Lestari pagi hari tanggal 11 Juni dan Loesan langsung ditempatkan di Kandang Sosialisasi C yang dimanfaatkan sebagai tempat karantina bagi orangutan baru di Samboja Lestari.
Beberapa hari setelahnya, setelah orangutan tersebut berada dalam kondisi stabil, tim medis kembali melakukan pemeriksaan umum untuk mendapatkan data lebih lengkap tentang Loesan. Setelah mengetahui beratnya, yaitu 69 kg, tim medis melakukan tes usap rongga hidung dan tenggorokan (oropharynx), anus (rectal), pemindaian ronsen, pemeriksaan gigi, pengambilan sampel darah, dahak (sputum), DNA, rambut, dan sidik jari. Loesan juga diberikan obat cacing. Keseluruhan tes dan data sampel menunjukkan Loesan dalam kondisi sehat.
Satu hal yang menarik adalah penemuan microchip di tubuhnya, yang ditanamkan secara subkutan. Hal ini menunjukkan bahwa Loesan pernah menjalani rehabilitasi di masa lalu. Microchip ini bisa diketahui dengan pemindai khusus, dan setelah kami memeriksa data inventaris orangutan Samboja Lestari, kami menemukan Loesan adalah Uli, dulu diselamatkan dari Palangka Raya, Kalimantan Tengah dan dibawa ke Wanariset (pusat rehabilitasi orangutan kami dulu), Kalimantan Timur, tanggal 6 Februari 1998. Data kami juga menunjukkan bahwa Uli dilepasliarkan tanggal 9 September 1999 di Hutan Lindung Pegunungan Meratus di usia masih sangat muda. Sekarang usia orangutan Loesan alias Uli, adalah kurang lebih 24 tahun, dan telah menyintas lebih dari 20 tahun lamanya!
Setelah pemeriksaan usai, Uli kembali ke Kandang Sosialisasi C. Kini hingga beberapa bulan ke depan, ia akan melewati masa karantina dan sebelum dipindahkan ke pulau pra-pelepasliaran, dengan harapan untuk dilepasliarkan kea lam liar, jauh dari pemukiman manusia.
Betapa menarik, mengetahui bahwa orangutan ini ternyata salah satu yang pernah kami selamatkan sebelumnya!
Setiap tahun pada tanggal 22 April, kita merayakan Hari Bumi Sedunia untuk menghormati planet yang menjadi rumah bagi kita semua.
Itu adalah hari biasa di sekolah hutan Nyaru Menteng, di mana orangutan muda belajar dari satu sama lain sementara ibu asuh mereka melihat dari bawah.
Tim Post-Release Monitoring (PRM) kami yang bertugas di Kamp Himba Pambelum, Kawasan Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (TNBBBR), Kalimantan Tengah bertemu dengan orangutan Suci dalam tiga kesempatan terpisah yang berdekatan pada 2023 lalu.
