KEMBALINYA DOREN DARI PENJELAJAHAN!

Tim BOS Foundation di Nyaru Menteng sangat senang, setelah dua bulan menghilang, si cantik Doren, salah satu orangutan betina kami ditemukan kembali di pinggir sungai Rungan di dekat Desa Kanarakan, yang jaraknya lebih dari 30 km dari tempat ia terakhir terlihat di Pulau Bangamat.

Doren tiba di Nyaru Menteng pada Februari 2003 saat ia berusia satu tahun, setelah disita dari Desa Tanjung Jurung, Kabupaten Katingan. Pada saat itu, Doren masih menunjukkan perilaku orangutan liar dan dari waktu ke waktu perkembangannya menunjukkan dia sangat menyukai babysitters, meskipun ia tampaknya tidak menyukai para teknisi.

Pada Desember 2012, setelah menyelesaikan pendidikannya di Sekolah Hutan, Doren kemudian dipindahkan ke Pulau Bangamat di mana ia kembali belajar untuk hidup mandiri di alam liar.

Di Pulau Bangamat Doren berteman dengan Ella, Ine, Imel dan Zakia. Walaupun terlihat lebih senang menyendiri, Doren suka sekali menjelajah. Jika waktu makan tiba, Doren selalu kalah cepat dalam mengambil makanan yang disediakan oleh teknisi di feeding platform. Tetapi itu bukanlah masalah untuknya, karena ia pandai mencari pakan alami seperti buah-buahan hutan, umbut rotan atau rayap yang banyak tersedia di Pulau Bangamat.

Pada bulan Juni 2014, kami menerima kabar dari para teknisi bahwa mereka tidak pernah lagi melihat Doren di sekitar Pulau Bangamat dan di feeding platform. Pencarian pun dilakukan yang terbukti sia-sia dan para teknisi menduga, Doren berhasil keluar dari Pulau Bangamat dengan menyeberang sungai Rungan menuju daratan di sisi lainnya. Dugaan tersebut diperkuat dengan kondisi sungai Rungan yang mengelilingi Pulau Kaja dan Bangamat dalam kondisi surut karena kemarau panjang. Bahkan di beberapa titik, ketinggian air hanya selutut kaki orang dewasa.

Pada tanggal 1 September, dua bulan setelah Doren menghilang, Nyaru Menteng mendapat informasi dari seorang warga Desa Kanarakan, yang terletak sekitar 30 km dari Pulau Bangamat, bahwa ia melihat satu individu orangutan di pinggir sungai Rungan.

Kami berharap orangutan tersebut adalah Doren dan segera mengirimkan tim pencarian yang dipimpin oleh drh. Arga Sawung Kusuma ke Desa Kanarakan menggunakan speed boat. Perjalanan menuju desa Kanarakan membutuhkan waktu sekitar 45 menit, lebih lama dari biasanya dikarenakan kondisi sungai yang surut dan banyak dahan pohon tumbang selama perjalanan. Sesampainya di Desa Kanarakan, Ibu Ani dan dua orang warga lainnya yang mengantarkan tim menuju Danau Sahang di mana tim mulai melakukan pencarian untuk menemukan orangutan. Setelah memperluas daerah pencarian di darat maupun di sungai, tim akhirnya menemukan tanda-tanda keberadaan orangutan melalui sisa-sisa makanan dan feses orangutan. Setelah ditelusuri, jejak-jejak tersebut mengarah ke areal kebun karet milik warga.

Tak berapa lama kemudian, tim mendeteksi gerakan di pohon-pohon dari arah seberang sungai dan merasa senang karena itu adalah gerakan orangutan dan kemungkinan besar Doren! Dia tampak mengenali para pengasuhnya dan tidak beranjak dari tempatnya saat tim mendekatinya. Ia hanya diam di pohon sambil memperhatikan gerak-gerik tim dengan penuh perhatian. Tim berhasil membius dan drh. Arga mulai memeriksa kondisi Doren secara menyeluruh. Chip yang berada di punggungnya menunjukkan bahwa itu adalah Doren. Tim pun bergegas membawa Doren kembali ke Nyaru Menteng untuk mendapatkan penanganan selanjutnya.

Doren memang dikenal sebagai orangutan yang sangat aktif, tapi tetap mengejutkan juga bagi kami karena Doren mampu menjelajah hingga sejauh itu. Di usianya yang ke-12 tahun, kami berharap ia mampu beradaptasi dengan baik di hutan seperti layaknya orangutan liar sejati dan dibekali dengan ketrampilan penting, kami yakin dengan kemampuan di atas rata-rata, Doren akan segera kembali ke kampung halamannya, di hutan yang sesungguhnya.