TIM MONITORING DAN PARA ORANGUTAN DI BATIKAP

Setiap hari teknisi Post Release Monitoring (PRM) kami di Camp Totat Jalu, Hutan Lindung Bukit Batikap, bertanggungjawab melaksanakan monitoring harian terhadap para orangutan yang telah dilepasliarkan. Sepanjang hari mereka terus mencari sinyal radio individu yang terpancar dari setiap orangutan, dan mengamati serta mencatat data perilaku orangutan yang telah ditentukan sebelumnya sebagai fokus observasi. Semua data akan direkam secara cermat untuk analisa rutin. Hal ini terdengar cukup sederhana, namun merupakan pekerjaan yang menantang dan sangat penting. Semua teknisi monitoring kami memiliki kesan khusus terhadap para orangutan yang mereka ikuti selama mengumpulkan data. Kisah ini hanyalah sebuah contoh kecil.
 

Tehang yang Ramah

Elldy atau Otong, bergabung dengan Yayasan BOS pada 6 April 2013. Pada bulan Agustus 2013 lalu, Elldy berkesempatan mengikuti kegiatan pelepasliaran pertamanya sejak dia bergabung bersama kami dan mendapat kehormatan untuk membuka kandang transportasi Tehang, orangutan betina berusia 14 tahun.

Menurut Elldy, Tehang merupakan orangutan yang ramah dan pintar. Begitu kandangnya dibuka, Tehang langsung naik ke atas pohon dan itu merupakan momen yang tak terlupakan sekaligus mengharukan ketika Tehang sempat menatap Elldy beberapa saat sebelum melanjutkan perjalanannya menyibak kanopi rimba Batikap. Sejak saat itulah Elldy memiliki kesan khusus terhadap Tehan dan selalu merasa senang jika mendapat tugas untuk memonitor aktivitasnya.
 

Sifa, Anak Orangutan yang Cantik dan Lincah

Sifa adalah orangutan favorit Elldy yang lain. Sifa adalah putri dari Sif, yang dilepasliarkan bersama induknya pada 2012 saat usianya baru 2 tahun. Kini Sifa sudah berusia 4 tahun. Menurut Elldy, berdasarkan monitoring yang ia lakukan terhadap Sifa, Sifa merupakan orangutan muda yang mandiri. Sifa pandai mencari buah hutan dan sangat lincah beraktivitas di pepohonan sehingga menjadi orangutan favorit Elldy untuk diamati.
 

Ika, Ebol, dan Monic

Ketika ditanya tentang siapa orangutan favoritnya, Joy mengaku menyukai Ika dan Ebol. Menurut Joy, Ika sangat pandai. Ia dapat memanfaatkan benda-benda di sekitarnya sebagai alat bantu, seperti menggunakan ranting untuk memakan rayap.  Sedangkan Joy menyukai Ebol karena perilaku makannya yang menyenangkan. Ebol sangat mandiri sejak berpisah dari ibunya Mama Ebol. Ebol sangat suka makan. Dia pandai dalam mengidentifikasi pakan alami dan menghabiskan sepanjang harinya untuk mencari berbagai jenis pakan yang ia suka. Keterampilan Ebol tentunya juga memperkaya Tim PRM untuk mengetahui lebih banyak lagi tentang jenis pakan alami orangutan di Hutan Lindung Bukit Batikap.

Joy mengaku memiliki pengalaman yang menantang ketika mengobservasi Monic. Joy merasa Monic telah menyelamatkannya dari beruang madu. Ketika tengah memantau aktivitas Monic, tiba-tiba orangutan betina ini tampak gelisah dan mengeluarkan suara-suara aneh. Perilaku Monic membuat Tim PRM menjadi penasaran dan lebih waspada. Ternyata tak berselang lama, ada beruang madu yang lewat di sekitar transek di mana Joy tengah bekerja. Joy merasa Monic memiliki kemampuan untuk mengenali ancaman atau predator alaminya. Dengan adanya pengalaman itu, Joy memiliki kesan khusus terhadap Monic.

Lupita the Explorer

Lupita yang dilepasliarkan oleh Joy pada Februari 2013 juga memiliki kesan tersendiri di hati Joy. Lupita sangat liar dan aktif. Begitu kandangnya dibuka, dia langsung memanjat pohon dan cepat menghilang di rimbunnya kanopi hutan. Joy mengungkapkan, Lupita sempat melihat ke arahnya sejenak sebelum pergi. Namun sayang sekali hingga kini Joy belum bertemu kembali dengan Lupita. Lupita sangat mandiri dan kemungkinan dia telah menjelajah cukup jauh dari titik pelepasliarannya sehingga Tim PRM tidak pernah bertemu dengannya lagi.

Keep up the great work team!