KEHIDUPAN BARU DI HUTAN BATIKAP
Tim PRM kami di Hutan Lindung Bukit Batikap kembali mengamati salah satu orangutan yang sering mengunjungi Pondok Monitoring Totat Jalu, yaitu Inung dan anaknya.
Di penghujung tahun lalu, saya kembali ke Hutan Lindung Bukit Batikap di Kalimantan Tengah untuk mengamati perkembangan orangutan-orangutan yang kami lepasliarkan di sana dari sudut pandang kedokteran hewan.
Mengingat kini tengah musim hujan, hujan ringan yang turun masih belum menghambat kami dalam melakukan pengamatan. Beruntung debit air sungai tidak terlalu deras, dan kami bisa mencapai transek tujuan menggunakan ‘ces’ atau perahu bermotor, dengan tetap mewaspadaii batang-batang kayu pohon yang kerap menyembul di sungai.
Kini juga tengah musim buah di Hutan Lindung Bukit Batikap dan para orangutan biasanya lantas berkumpul di beberapa daerah tertentu yang banyak ditumbuhi pohon buah hutan. Kebanyakan daerah itu terletak di tepi Sungai Posu dan Joloi.
Saat kami tiba di tepi Sungai Posu, kami melihat tiga pasangan ibu dan anaknya berada tidak jauh satu dengan yang lainnya. Mereka adalah Sumeh dan Sawung, Cindy dan Riwut, juga Lesta dan Lewis. Cindy dan Riwut bersantai di tanah makan rayap. Riwut asyik mencoba mencari rayap sendiri, sementara Cindy mengawasinya. Menyenangkan melihat mereka saling berdekatan sekaligus menarik, mengingat mereka dilepasliarkan dalam kesempatan yang berbeda selama periode 2013-2015.
Sumeh dan Sawung
Manggo
Mardianto
Ella
Riwut memainkan kulit kayu
Saat kami mencapai tepi Sungai Joloi, kami melihat Gina, Manisha, Zakia, Mardianto, Manggo, dan Ella. Mereka semua duduk manis di atas pohon yang berbeda dan asyik menenikmati berbagai buah hutan yang tersedia, tampak tenang dan menyatu dengan sekeliling. Sebuah pemandangan yang amat indah!
Para orangutan tersebut umumnya mencari makan di atas pohon, kendati sesekali turun ke tanah untuk makan rayap dan umbut-umbutan.
Ini merupakan kesempatan yang sangat hebat melihat para orangutan ini, mereka yang dulu saya kenal baik dan saya rawat di Nyaru Menteng, kini tampak sehat dan sejahtera, bebas dan damai di Hutan Lindung Bukit Batikap. Sementara para orangutan yang saat ini masih menjalani rehabilitasi di pusat-pusat rehabilitasi BOS Foundation kelak dapat segera menyusul, dan meraih kebebasannya di hutan.
Tim PRM kami di Hutan Lindung Bukit Batikap kembali mengamati salah satu orangutan yang sering mengunjungi Pondok Monitoring Totat Jalu, yaitu Inung dan anaknya.
Tanggal 23 April 2025 menjadi momen bersejarah dalam upaya konservasi orangutan di Indonesia.
Kementerian Kehutanan Republik Indonesia dan Yayasan BOS telah berhasil melakukan pelepasliaran orangutan ke-27 dari Pusat Rehabilitasi Samboja Lestari ke Hutan Kehje Sewen.
