Selasa, 28 Pebruari 2012, sekitar jam 10.00 pagi, Tim Release di Hutan Lindung Bukit Batikap bersiap di sekitar helipad, menanti kedatangan 2 orangutan pertama, yaitu Tantri dan Monic. Kepala Desa Tumbang Tohan – desa terdekat dari lokasi – beserta beberapa pemimpin adat Dayak, turut hadir dan sangat antusias ingin melihat pelepasliaran orangutan.
Baru jam 11.00 pagi, suara baling-baling helikopter yang dinanti-nanti terdengar di atas kami. Tak lama kemudian, mendaratlah helikopter tersebut tanpa kendala. Setelah helikopter berhenti sempurna, para teknisi yang bertugas pun bergegas menghampiri helikopter yang dalam penerbangan pertama ini membawa Tantri dan Monic.
Tantri dan Monic didampingi oleh drh. Agus Fahroni dan teknisi Ahmad Syarif, serta juga ibu Jacqueline “Jacqui” Sunderland-Groves selaku Senior Advisor to CEO, Planning, Monitoring dan Evaluation.
Para teknisi lalu mengangkut kandang-kandang Tantri dan Monic dari helikopter hingga titik pelepasliaran terakhir yang telah ditentukan di dalam hutan. drh. Agus Fahroni membuka kandang Tantri terlebih dahulu, karena Tantri yang paling muda diantara rekan-rekannya yang akan dilepasliarkan hari ini.
Ekspresi pertama Tantri sangat mengharukan. Dia tidak langsung naik ke pohon, melainkan sempat naik ke atas kandang Monic yang diletakkan tak jauh darinya. Di atas kandang Monic, Tantri duduk sesaat. Wajahnya seperti tak percata, “Hutan! Aku bebas! Mimpikah?”. Dan Tantri tidak menunggu lebih lama lagi untuk memastikan bahwa dia tidak bermimpi. Dia langsung naik ke pohon terdekat darinya. Lalu duduk nyaman di ketinggian kanopi.
Setelah melihat Tantri aman dan bahagia di atas pohon, giliran Monic dilepaskan. Kandangnya dibuka oleh drh. Agus Fahroni. Berbeda dengan Tantri, Monic tidak pakai bingung-bingung. Dia langsung berlari riang dan memanjat sebuah pohon tinggi di hadapannya. Seperti Tantri, dia memilih sebuah dahan tinggi untuk beristirahat dari perjalanan panjang yang melelahkan.
Penerbangan kedua mengangkut Astrid dan Tarzan. Helikopter yang sama menjemput mereka di landasan IMK, tak jauh dari Puruk Cahu, dan kembali mendarat di Hutan Lindung Bukit Batikap pada jam 1.30 siang. Kali ini, mendampingi kedua orangutan tersebut adalah drh. Maryos Vigoury Tandang dan teknisi Taufik, serta Program Manager Proyek Reintroduksi Orangutan Kalimantan Tengah di Nyaru Menteng Anton Nurcahyo, dan CEO Yayasan BOS Dr. Jamartin Sihite.
Tak membuang waktu, Astrid langsung dibawa masuk ke dalam hutan dan setibanya di titik pelepasliaran Anton pun membuka kandang Astrid. Sama seperti Monic, Astrid tidak ragu-ragu sama sekali dan dengan lincah langsung naik ke pohon.
Kami pun kembali ke helikopter untuk membawa kandidat terakhir, Tarzan. Jantan dewasa ini dilepasliarkan agak jauh dari lokasi rekan-rekannya yang lebih muda agar dia bisa beradaptasi dulu dengan lingkungan barunya.
Di titik pelepasliarannya, Tarzan masih tertidur lelap dan belum terbangun dari biusnya. drh. Agus Fahroni pun akhirnya memberikan Tarzan suntikan khusus, untuk membangunkannya. Tak lama, terlihat tangannya mulai bergerak. Namun sayangnya, petugas helikopter sudah memanggil kami boarding, melihat awan mulai menggelap dan kami terancam kehujanan dalam perjalanan. Beberapa dari kami harus kembali ke Puruk Cahu.
Maka di tangan drh. Agus Fahroni, beberapa teman teknisi dan Tim Monitoring yang dipimpin oleh Anna Marzec dan Simon Husson selaku Scientific Advisor, Tim Release menitipkan Tarzan. Dan sesaat sebelum helikopter lepas landas, terlihat lambaian tangan seorang teknisi yang berteriak senang ke arah kami, “Tarzan sudah naik pohon!”
Hanya haru luar biasa yang bisa kami rasakan saat itu. Tantri, Monic, Astrid, dan Tarzan kini sudah kembali ke rumahnya!
Selamat jalan, teman-teman. Terimakasih atas kesempatan untuk mengenal kalian. Jaga hutan kami dan berbahagialah di sana! Percayalah, kami akan terus memantau dan memastikan bahwa kalian semua aman di rumah baru! Lihat Videonya
Teks oleh: Tim Komunikasi BOS Foundation
Yayasan BOS, bersama dengan KLHK dan BKSDA dari Kalimantan Tengah akan segera melakukan pelepasliaran orangutan ke-44 dari Pusat Rehabilitasi Nyaru Menteng Ke Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (TNBBBR).
Setiap tahun pada tanggal 22 April, kita merayakan Hari Bumi Sedunia untuk menghormati planet yang menjadi rumah bagi kita semua.
Itu adalah hari biasa di sekolah hutan Nyaru Menteng, di mana orangutan muda belajar dari satu sama lain sementara ibu asuh mereka melihat dari bawah.
