APAKAH ORANGUTAN JUGA BEREMPATI?
Itu adalah hari biasa di sekolah hutan Nyaru Menteng, di mana orangutan muda belajar dari satu sama lain sementara ibu asuh mereka melihat dari bawah.
Tahun ini, pusat rehabilitasi kami di Nyaru Menteng menerima beberapa individu orangutan yatim piatu, salah satunya adalah Temon. Temon adalah salah satu dari sekian bayi orangutan yang mengalami trauma. Kami menyelamatkan Temon bersama BKSDA Kalimantan Tengah pada tanggal 8 Juni dari area konflik lahan. Ia dipelihara oleh masyarakat setempat selama beberapa minggu. Kami menduga induknya mati terbunuh akibat konflik dengan manusia.
Saat awal kedatangannya, Temon terlihat sangat membenci manusia. Ia tanpa segan menggigit siapapun yang berusaha menyentuhnya sehingga medis kami, Pak Agus kesulitan memindahkannya ke kandang. Beberapa kali tangan beliau menjadi sasaran gigitan Temon. Perlu beberapa minggu hingga Temon mempercayai ibu asuh yang merawatnya. Setelah melewati masa karantinanya, kini Temon bergabung dengan teman barunya di grup kecil.
Selama di grup kecil, Temon yang sudah memiliki skill memanjat dan melakukan penjelajahan di area sekolah hutan. Ia merupakan orangutan yang mandiri. Sesekali ia akan turun untuk makan dan minum, tetapi setelahnya ia akan naik kembali ke atas pohon dan turun saat jam pulang. Temon juga pandai membuat sarangnya, kemampuan ini sudah terlihat sejak Temon masih berada di karantina. Meskipun mandiri, kadang kala Temon masih menunjukkan sikap manja pada ibu asuh.
Tak jarang Temon membuat ibu asuh kewalahan karena ia asik menjelajah dan membuat sarang sehingga sulit sekali mengajaknya pulang kembali ke Baby House. Namun, ibu asuh menemukan cara agar Temon mau pulang dengan merayunya menggunakan susu atau buah.
Makanan kesukaan Temon adalah pepaya matang yang manis. Di saat orangutan lain makan buah pepaya dan menyisakan kulitnya, Temon melakukan hal yang berbeda. Ia menghargai buah tersebut dengan memakannya sampai habis bahkan dengan kulitnya. Oleh sebab itu, badannya tumbuh lebih pesat dan sedikit tambun karena hobi makannya yang cukup banyak. Di beberapa kesempatan ia juga merebut buah dari teman-temannya.
Kami percaya dengan kemampuan Temon, ia akan dengan mudah melewati semua tahapan yang ada di pusat rehabilitasi hingga pada akhirnya ia akan kembali pulang ke tempat seharusnya di masa depan.
Itu adalah hari biasa di sekolah hutan Nyaru Menteng, di mana orangutan muda belajar dari satu sama lain sementara ibu asuh mereka melihat dari bawah.
Tim Post-Release Monitoring (PRM) kami yang bertugas di Kamp Himba Pambelum, Kawasan Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (TNBBBR), Kalimantan Tengah bertemu dengan orangutan Suci dalam tiga kesempatan terpisah yang berdekatan pada 2023 lalu.
Sejak April 2023 lalu, Kopral dirawat di klinik orangutan karena mengalami luka pada telapak kaki kanannya dan jamur di sela-sela jari kakinya.
