TEMON & LAHEI MENGGEBRAK ATURAN HUTAN
Masih ingat dengan kisah Temon dan Lahei yang sempat menghilang dari sekolah hutan?
Minggu ini kami bertemu dengan empat orangutan di Hutan Kehje Sewen. Keempat orangutan itu adalah Casey, Lesan, Hamzah, dan Mona. Betapa senangnya kami di minggu ini karena kami mendapatkan hadiah yang sungguh indah, yaitu tatapan mata yang memesona.
Casey, Lesan, dan Hamzah kami temui sedang duduk-duduk di tanah di dekat Camp Lesik. Saat itu hari sudah sore dan kami baru saja selesai melakukan monitoring di transek Gunung Belah. Ketiga orangutan ini tampak begitu bersahabat satu sama lain dan mereka tidak terganggu sama sekali dengan kehadiran kami saat hendak masuk ke dalam Camp.
Mereka pun hanya memandangi kami.
Beberapa hari kemudian, kami juga berjumpa dengan Mona di Transek Lembu pada pukul 14.00. Setibanya disana, kami langsung membangun flying camp di sana. Saat itu juga kami mendengar ada suara pergerakan di atas pohon.
Tatapan Casey, Lesan, Hamzah, dan Mona (Kredit foto: Awal)
Tatapan Casey, Lesan, Hamzah, dan Mona (Kredit foto: Awal)
Tatapan Casey, Lesan, Hamzah, dan Mona (Kredit foto: Luy)
Sumber suara itu ternyata berasal dari Mona. Ia memperhatikan kami sambil duduk di atas pohon. Saat sore menjelang, Mona pun menjauh dari flying camp kami dan melanjutkan kembali penjelajahannya ke dalam hutan.
Sampai saat ini, Casey, Lesan, Hamzah, dan Mona terlihat cukup sehat dan kami semua merasa senang masih bisa memonitori kegiatan mereka di rumah sejatinya.
Masih ingat dengan kisah Temon dan Lahei yang sempat menghilang dari sekolah hutan?
Saat membayangkan beruang, biasanya yang muncul di benak adalah hewan besar dan kuat seperti beruang grizzly atau beruang kutub. Namun, di Asia Tenggara sendiri hidup beruang terkecil di dunia yaitu beruang madu (Helarctos malayanus).
Sejak dipindahkan ke Kandang Sosialisasi pada akhir tahun lalu, kini pergerakan Kopral semakin aktif.
