Apakah kamu member?

PERTARUHAN UNTUK KENCAN PERTAMA

Pada hari Sabtu, 12 November 2022, sebuah truk pikap yang membawa beberapa kandang transport bermuatan khusus berangkat dari Pusat Rehabilitasi Orangutan milik Yayasan BOS di Nyaru Menteng, Kalimantan Tengah.  

Sejak matahari terbit, kami sudah mengawali kegiatan dengan melakukan tes swab antigen untuk memastikan bahwa tim bebas dari virus COVID-19. Di waktu yang bersamaan, Cimon (jantan), Guldtop (betina), dan Oneng (betina), sedang dinaikkan dengan aman ke atas truk pikap Yayasan BOS yang ikonik. Cimon tidak asing dengan apa yang terjadi, karena dia telah melakukan perjalanan ini sebelumnya. Namun, berbeda dengan Guldtop dan Oneng yang belum pernah mengalaminya, mereka mengintip keluar dari kandang transportasi untuk menyaksikan setiap langkah prosesnya. Ketiga orangutan ini siap diberangkatkan menuju gugusan Pulau Salat.

Perjalanan memakan waktu hanya satu setengah jam di dalam mobil dan satu jam lagi dengan perahu. Tujuan kami adalah gugusan pulau berhutan yang dikelola oleh Yayasan BOS bekerja sama dengan PT Sawit Sumbermas Sarana. Perseroan ini merupakan perusahaan kelapa sawit yang secara aktif bekerja sama dengan Yayasan BOS untuk menerapkan praktik berkelanjutan di lanskap perkebunan mereka untuk melindungi orangutan dan satwa liar lainnya. Pulau-pulau yang dikelola bersama menyediakan area terbuka, tetapi aman bagi orangutan untuk menjalani hari-hari mereka selayaknya di alam bebas.

Namun, berbeda dengan definisi alam bebas sesungguhnya, di kawasan ini, teknisi kami masih bisa menyediakan pakan tambahan sekaligus memantau perkembangan keterampilan orangutan sebelum akhirnya benar-benar siap dilepasliarkan ke hutan belantara. 

Baca juga: TEMPAT "MAGANG" ORANGUTAN SEBELUM DILEPASLIARKAN

Cimon sebelumnya pernah ditempatkan di Pulau Salat, tetapi pada tahun 2021 setelah dia kalah berkelahi dengan orangutan lain, berat badannya turun drastis dan dokter hewan kami memutuskan untuk mengeluarkannya dari pulau dan memberinya perawatan. Sekarang, kondisi tubuhnya telah pulih dan berat badannya kembali ke berat badan normal. Ini adalah kesempatan keduanya untuk membuktikan bahwa dia dapat bertahan hidup sendiri. Dia dibawa ke sebuah platform di Pulau Pra-Pelepasliaran Badak Besar. Proses pemindahan Cimon berlangsung cukup mudah tanpa ada drama.


Cimon oleh Andrea Knox

Pemindahan Kandang Menuju Pulau Salat oleh Anna Marzec

Menuju Pulau Pra-pelepasliaran oleh Andrea Knox

Membuka Kandang oleh Anna Marzec

Happy & Guldtop oleh Anna Marzec

Orangutan di Pulau Salat oleh Anna Marzec

Di sisi lain, Oneng dan Guldtop dipindahkan ke Pulau Suaka Badak Kecil. Oneng telah berada di Yayasan BOS sejak 2008, selama itu ia juga mendiami Pulau Palas dan Pulau Kaja, keduanya adalah pulau pra-pelepasliaran di Sungai Rungan. Sayangnya, ia secara konsisten mengalami kegagalan dalam bertahan hidup secara mandiri dan kini kami berharap kondisi Pulau Badak Kecil yang lebih mudah lebih cocok untuk Oneng. Proses pelepasannya juga berjalan lancar, kecuali beberapa monyet ekor panjang nakal yang mencuri makanannya!

Satu-satunya pemindahan yang membuat tim khawatir adalah Guldtop. Ketika perahu tiba di platform yang ditentukan, kami ternyata tidak sendirian. Di pohon itu ada orangutan jantan, Happy. Dia pasti mendengar suara mesin perahu dan mengira ada pengiriman makanan tambahan pagi itu. Situasi ini tidak ideal. Selama berada di perjalanan, orangutan cenderung stres karena berada di dalam kandang untuk waktu yang lama. Kami tidak ingin melepasliarkan Guldtop di sekitar orangutan lain karena akan menimbulkan konflik di hari pertama pemindahannya. Namun, platform lainnya juga ramai dengan orangutan lain, sehingga kami tidak punya pilihan selain melanjutkan.

Tim memulai dengan mencoba membujuk Happy pergi dengan menawarkan nanas yang lezat. Dia memang menerima tawaran yang menggiurkan ini, tetapi dengan cepat kembali ke platform dengan nanas masih di tangan, untuk melihat siapa yang membuat dia harus pergi dari platform tersebut. Happy adalah orangutan yang tidak suka menerima penolakan. 

Sementara beberapa anggota tim bekerja untuk mengalihkan perhatian Happy, yang lain dengan cepat melepaskan Guldtop. Begitu Guldtop muncul dari kandangnya, Happy bisa melihatnya dan pergi menghampiri Guldtop. Kami menahan napas, berpikir bahwa mungkin kami salah menilai situasi. Sementara itu, salah satu anggota tim bahkan berteriak "Lari, Guldtop!"
Guldtop segera memanjat pohon, tetapi tidak cukup cepat dan dalam beberapa saat, tangan Happy sudah bisa meraihnya.
Dan saat itulah tim kami yang lain tertawa dan berkata, "Oh! Saya lupa kalau Guldtop adalah betina!". Happy tidak menjadi agresif, dia hanya ingin mengenal Guldtop – lebih intim!

Bersamaan dengan ketegangan yang hilang, Guldtop turun kembali ke platform untuk menikmati semua buah lezat yang tersisa dari tim kami. Happy turun bersamanya. Alih-alih mengambil makanan, Happy memegang bahu Guldtop dengan kuat sambil menatap kami, seolah-olah berkata, "Dia sekarang adalah pacarku, awas jika kalian bergerak macam-macam!”. Guldtop sendiri tidak menunjukkan tanda-tanda stres, kami meninggalkan keduanya dan akhirnya mereka memulai cerita romansa mereka sendiri. 

Kami sangat senang bahwa pemindahan ketiga orangutan ini berjalan lancar dan kembali dengan hati yang lapang karena kami tahu mereka akan akan dirawat dengan baik oleh Tim Teknisi Pulau Salat yang cakap. Semoga berhasil semuanya! 




Menurutmu orang lain perlu tahu? Bagikan!

image image image

CATATAN!



OK

YA, AMPUN!



Tutup