YUYUN: PERJALANAN PULIH DARI PENYAKIT MENUJU RUMAH BARUNYA
Yuyun adalah orangutan yang sudah lama menghuni Pulau #0 di Samboja Lestari bersama teman sesama orangutan, Jeffrey.
Tim Pemantauan Pasca Pelepasliaran (PRM) di Hutan Kehje Sewen memiliki tugas utama memantau dan mencatat perilaku orangutan yang dilepasliarkan selama minimal satu tahun setelah orangutan tersebut dilepasliarkan ke rumah sejati mereka. Tim PRM harus melakukan pengamatan nest to nest dan patroli rutin untuk mengetahui bagaimana dan apakah orangutan yang dilepasliarkan ini telah beradaptasi dengan lingkungan barunya.
Pengamatan nest to nest berarti bangun dan berangkat sebelum matahari terbit, mencari sarang tidur orangutan sampai ketemu, dan mencatat kegiatannya setiap 2 menit. Mereka melakukan pengamatan ini sampai tiba waktunya orangutan membuat sarang untuk istirahat di malam hari.
Patroli juga dilakukan secara rutin di transek-transek yang telah ditentukan di mana tim harus berhenti setiap 100 meter untuk mengecek keberadaan sinyal orangutan. Saat sinyal terdeteksi, mereka akan mengikuti arah datangnya sinyal dan melacak lokasi orangutan tersebut. Saat akhirnya terpantau, tim harus mengamati dan mengumpulkan data perilaku selama 2 jam sebelum mereka kembali melanjutkan perjalanan di transek awal yang telah direncanakan dan mencari orangutan lain.
Saat melaksanakan pengamatan dan patroli, tim PRM kerap menjumpai satwa liar lain yang hidup di Hutan Kehje Sewen. Suatu pagi, Deny, Awal, Bowo, dan Gunawan mendapat giliran melakukan patroli mencari orangutan bernama Agus di transek Bukit Berlian.
Pagi itu ketika mencari keberadaan Agus, tim bertemu dengan Bornean red muntjac atau yang biasa dikenal sebagai rusa. Rusa jenis ini adalah yang paling umum dijumpai dan daerah penyebarannya terbatas di semenanjung Thailand, semenanjung Malaysia, Sumatra, Jawa, Bali, dan tentu saja Kalimantan. Mereka juga menemukan seekor kura-kura hutan, yang dikenal sebagai labi-labi, dan juga menemukan tonggeret (Magicicada septendecim).
Tengah hari sekitar pukul 1 siang, dalam perjalanan menuju ke mata air, tim akhirnya menemukan Agus sedang makan buah ceri hutan (Syzygium sp) dan berhasil mengamatinya. Agus tampak sehat dan berkali-kali mengeluarkan suara kiss-squeak untuk menunjukkan ketidaksukaannya atas kehadiran mereka.
Sebagai bonus saat mengamati Agus, seekor monyet ekor panjang terlihat oleh tim. Monyet jenis ini adalah primata selain manusia yang penyebarannya paling luas, hidup di berbagai habitat yang berbeda di seluruh dunia. Jenis ini, tentu saja telah menjadikan Hutan Kehje Sewen sebagai rumahnya. Setelah dua jam mengamati Agus di Bukit Berlian dan melihat berbagi satwa liar yang memperkaya keanekaragaman hayati di Hutan Kehje Sewen, hujan deras turun, dan kami pun menyudahi patroli, kembali ke Camp Lesik untuk beristirahat.
Namun demikian, tim PRM kembali ke Camp Lesik dengan hati senang akan hasil patroli hari ini. Mereka tidak hanya berhasil berjumpa dengan Agus, tapi kamera mereka juga penuh dengan gambar indah berbagai satwa liar lain penghuni Hutan Kehje Sewen, yang menunjukkan kekayaan Hutan Kehje Sewen dan pentingnya menjaga ini demi generasi penerus kita.