Apakah kamu member?

DELAPAN ORANGUTAN MEMULAI HIDUP DI PULAU PRA-PELEPASLIARAN!

Awal bulan April lalu, merupakan momen penting bagi delapan orangutan dari Pusat Rehabilitasi Orangutan Nyaru Menteng, Kalimantan Tengah, saat mereka memulai proses pra-pelepasliaran di Pulau Badak Besar, Gugusan Pulau Salat Nusa! Perjalanan menuju Badak Besar dibagi dalam dua trip, trip pertama mengantarkan Cinta, Jumbo, Valentino, dan Hanin di tanggal 7 April. Trip kedua membawa Jiga, Petruk, Gonjales, dan Timpah dua hari kemudian.

Proses pembiusan biasanya merupakan saat yang menyebalkan bagi para orangutan, namun kali ini pengalaman itu lebih rumit karena tim medis kami wajib mengenakan APD lengkap. Para orangutan berusaha menjauh merinding marah dan melepaskan kiss squeak ke arah tim kami. Bagaimana pun, penggunaan APD lengkap ini sesuai protokol kesehatan kami yang diperketat untuk mencegah penyebaran COVID-19.

Tim pemindahan berangkat menuju pulau melalui jalan air menggunakan speedboat. Perjalanan melalui sungai ini butuh waktu sekitar 4 jam dari dermaga pelabuhan Sei Gohong di Sungai Rungan menuju Sungai Kahayan sampai ke Pulau Badak Besar.

Kami sengaja memilih jalur sungai untuk menghindari interaksi yang tidak dibutuhkan dengan kerumunan masyarakat yang sering kami jumpai jika menggunakan jalur darat. Seluruh tim dan orangutan yang terlibat dalam pemindahan ini juga diwajibkan lolos tes swab untuk memastikan kami tidak menyebarkan COVID-19 ke wilayah yang lebih luas.

Rombongan tiba di Pulau Salat Nusa sekitar tengah hari di kedua perjalanan. Reaksi para orangutan ini berbeda-beda. Valentino tampak bingung saat pintu kandangnya dibuka, setelah beberapa bulan tinggal di kandang individu yang tentu sangat berbeda dengan kondisi pulau pra-pelepasliaran yang menjadi rumah barunya.

Sementara Jumbo, segera keluar kandang dan mengambil sejumlah pisang tanpa mengacuhkan manusia sama sekali. Sementara Cinta, begitu keluar kandang justru mendekati tim kami, namun untungnya perhatian Cinta teralihkan oleh Hanin, yang sudah asyik memanjat pohon tinggi dan menikmati pakan hutan.


Dua hari kemudian, di trip kedua, Timpah juga langsung keluar kandang untuk mencari pakan hutan. Ia tidak mengacuhkan keberadaan tim kami dan fokus makan di feeding platform. Dua jantan, Gonjales dan Petruk, melakukan hal yang sama, namun mereka lebih memilih mencari tempat nyaman di atas pohon.

Kami terakhir membuka pintu kandang Jiga, jantan berusia 14 tahun yang dikenal paling agresif. Sesuai reputasi, begitu keluar kandang ia langsung berkelahi dengan Petruk, perkelahian ini disaksikan oleh Timpah yang asyik makan.

Setelah itu, Jiga beralih mengejar kami, yang segera melarikan diri naik ke perahu. Ada tim yang bahkan sampai terjatuh, namun kami semua berhasil mencapai perahu dan mengamankan diri, melihat Jiga yang tampak tidak menyukai keberadaan kami, tim pemindahan memutuskan untuk kembali ke Nyaru Menteng, dan menyerahkan tanggunga jawab kepada tim teknisi Pulau Salat yang berpengalaman.

Selamat menikmati hari-hari kalian di pulau, ya!




Menurutmu orang lain perlu tahu? Bagikan!

image image image

CATATAN!



OK

YA, AMPUN!



Tutup