ESA & INDRI TUMBUH MENJADI LEBIH KUAT BERSAMA
Masih ingat dengan cerita penyelamatan yang datang dari Samboja Lestari mengenai dua individu orangutan betina, Esa dan Indri?
Tidak semua kisah keterlambatan berakhir dengan penyesalan. Bagi orangutan betina bernama Cici, penundaan justru menjadi awal dari perjalanan panjangnya menuju kebebasan sejati.
Cici mencatat sejarah sebagai orangutan pertama yang dipindahkan dari Kalimantan Timur ke Kalimantan Tengah dan berhasil dilepasliarkan di Hutan Lindung Bukit Batikap. Selama masa rehabilitasi di Pusat Rehabilitasi Nyaru Menteng, Cici dikenal memiliki karakter yang kuat dan terkadang agresif. Sifat yang membuat para perawatnya harus ekstra hati-hati setiap kali berinteraksi dengannya.
Namun di balik sikap tegas itu, tersimpan semangat bertahan hidup yang luar biasa. Sebuah karakter penting yang membantunya menaklukkan berbagai tantangan di alam liar kelak.
Saat pintu kandang pelepasliaran dibuka untuk pertama kalinya, Cici tidak menoleh ke belakang. Ia langsung memanjat pohon terdekat, melangkah menuju kehidupan barunya di alam. Hanya dalam waktu sepuluh menit, Cici menunjukkan naluri liarnya: tubuhnya merinding, pandangannya tajam, lalu ia tiba-tiba mengejar tim Post-Release Monitoring (PRM) yang tengah mengamatinya dari jauh.
Baca juga: PENANTIAN PANJANG BERUJUNG KEMENANGAN!
Hari pertama observasi pun berubah menjadi momen yang penuh ketegangan. Namun, bagi tim PRM, perilaku ini bukan hal yang mengejutkan. Banyak orangutan yang menunjukkan respons serupa akibat stres selama perjalanan panjang menuju lokasi pelepasliaran. Untungnya, berkat pengalaman dan ketenangan tim di lapangan, situasi dapat dikendalikan hingga Cici perlahan kembali tenang dan mulai beradaptasi.
Selama hari-hari pertama pengamatan, Cici terlihat belum banyak makan. Data menunjukkan bahwa hanya sekitar 17% aktivitasnya dihabiskan untuk mencari makanan, sementara sisanya digunakan untuk beristirahat dan memulihkan diri setelah perjalanan jauh menuju rumah barunya di Bukit Batikap.
Perjalanan Cici menuju kebebasan sejatinya telah dimulai lebih dari satu dekade yang lalu. Pada tahun 2013, Cici sebenarnya sudah hampir dilepasliarkan bersama 12 orangutan lainnya di Hutan Kehje Sewen, Kalimantan Timur. Namun, hasil pemeriksaan DNA justru mengubah segalanya.
Tes tersebut mengungkap bahwa Cici bukanlah orangutan subspesies Kalimantan Timur (Pongo pygmaeus morio), melainkan subspesies Kalimantan Tengah (Pongo pygmaeus wurmbii).
Temuan penting ini membuat Yayasan BOS harus mengambil keputusan besar: menunda pelepasliarannya demi memastikan Cici hidup di habitat yang benar-benar sesuai dengan asal usulnya. Keputusan ini diambil sesuai dengan standar nasional dan internasional yang ditetapkan oleh Uni Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN).
Ini sekaligus menunjukkan komitmen Yayasan BOS terhadap prinsip konservasi yang bertanggung jawab.
Setelah menjalani masa rehabilitasi selama 10 tahun di Nyaru Menteng, Cici akhirnya mendapatkan kesempatan kedua untuk benar-benar pulang ke alam liar. Bersama tujuh orangutan lainnya, ia dilepasliarkan ke Hutan Lindung Bukit Batikap, rumah yang memang seharusnya menjadi miliknya sejak awal.
Baca juga: SATU MISI, DUA LOKASI: KEBEBASAN UNTUK ORANGUTAN SEJATI
Dua tahun setelah pelepasliarannya, tim PRM kembali menjumpai Cici di sekitar 150 meter dari aliran Sungai Joloi. Kali ini, Cici tampak berbeda. Ia terlihat jauh lebih tenang, lebih mandiri, dan lebih percaya diri menjelajahi lantai hutan. Tak lagi ada kegugupan atau agresi seperti dahulu yang tersisa hanyalah ketenangan seekor orangutan yang akhirnya menemukan tempatnya di dunia.
Pertemuan ini menjadi bukti nyata bahwa Cici berhasil beradaptasi dengan baik dan menikmati kebebasan sejatinya di alam liar. Ia telah membuktikan bahwa penundaan selama satu dekade bukanlah akhir dari perjalanan, melainkan bagian penting dari proses menuju keberhasilan.
Cici menunjukkan kepada kita bahwa keterlambatan tidak selalu berarti kegagalan. Terkadang, penundaan justru adalah cara alam semesta memberi waktu bagi kita dan bagi Cici—untuk menemukan momen yang paling tepat untuk benar-benar meraih kebebasan.