Apakah kamu member?

KEINDAHAN ALAM DI TRANSEK 39

Menurut Dr. Sven Wunder, salah seorang peneliti hutan terkemuka, produk jasa lingkungan hutan atau kawasan konservasi umumnya dibagi dalam empat kategori yakni sebagai, penyerap dan penyimpangan karbon, perlindungan keanekaragaman hayati, perlindungan daerah aliran sungai, dan keindahan bentang alam.

Bicara tentang keindahan bentang alam, Hutan Restorasi Ekosistem Kehje Sewen di Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, sangat kaya akan keindahan alamnya. Di seluruh wilayah Hutan Kehje Sewen, kami membuat sejumlah transek untuk digunakan sebagai jalur patroli orangutan.  Kami melalui jalur-jalur transek ini hampir setiap hari untuk mencari orangutan, survei fenologi, dan pengamanan hutan dari ancaman kebakaran, perambahan, serta perburuan liar.

Saat menjelajah hutan, baik untuk berpatroli orangutan maupun untuk tugas lain, kami biasa berjalan kaki. Tidak seluruh transek ini bisa dilalui mobil bak terbuka kami, meskipun terkadang kami menggunakan mobil tersebut untuk mencapai sejumlah titik tak jauh dari kamp. Seperti yang pernah kami ceritakan, kontur medan di Kehje Sewen ini penuh dengan bukit dan lembah, yang membuatnya sangat menantang. Karenanya, kami juga menggunakan sungai sebagai jalur transportasi mencapai sejumlah daerah di hutan.

Ada sejumlah transek yang karena kondisinya sulit ditempuh, jarang kami lalui. Salah satunya adalah Transek 39. Transek ini memiliki panjang 1,6 km dengan perbedaan elevasi antara titik terendah dan tertinggi mencapai 525 meter. Di sepanjang transek, kita harus terus mendaki tanjakan curam. Terakhir kali tim kami mengunjungi transek ini adalah di bulan Februari 2019. Namun di bulan Juni lalu, tim kami yang terdiri dari drh. Patrick Flagellata dan dua teknisi PRM, Yunus dan Kris, kembali menjelajahi transek ini.


Akibat jarang dilalui, jalur transek dipenuhi vegetasi yang memaksa tim kami harus terus-menerus menebas tumbuhan liar agar bisa lewat. Di transek tersebut mereka menemukan tiga sarang orangutan lama, dan beberapa bekas pakan. Hal ini menunjukkan bahwa transek ini didatangi oleh orangutan, dan mungkin belum lama ini ada orangutan yang melaluinya.

Setelah berjalan cukup lama, ditambah tiga kali istirahat, akhirnya tim kami mencapai puncak Transek 39 di ketinggian 775 mdpl. Namun rasa lelah mendadak hilang setelah kami melihat pemandangan dari puncak transek.

Tidak ingin terlalu terbuai pemandangan, Patrick, Yunus, dan Kris bergegas kembali menuju kamp Nles Mamse, yang berhasil mereka capai sebelum gelap. Tim ini kebetulan menggunakan perahu untuk menempuh sebagian besar jarak menuju Transek 39 yang mencapai 12 kilometer dari kamp, yang memangkas waktu perjalanan. Jika tim kami berjalan kaki dari kamp, tentu baru bisa mencapai kamp di malam hari!

Bagi mereka yang suka berpetualang, kami harap cerita kami memberi inspirasi dan ketertarikan terhadap pekerjaan kami. Nantikan kisah-kisah kami berikutnya, ya!




Menurutmu orang lain perlu tahu? Bagikan!

image image image

CATATAN!



OK

YA, AMPUN!



Tutup