Apakah kamu member?

MENATAP NASIB BERUANG MADU KALIMANTAN DI MASA DEPAN

Hari itu (17/10), Tim Medis Nyaru Menteng sedang sibuk melakukan persiapan operasi terhadap bayi kecil berusia 5 bulan. Kali ini bukan bayi orangutan, melainkan bayi beruang madu. Muncul rasa iba ketika melihat anak beruang madu berjenis kelamin betina ini. Kaki depan sebelah kanannya patah dan 4 jarinya telah hilang. Bayi beruang mungil ini kehilangan cakarnya dengan luka terbuka seperti akibat tebasan benda tajam atau perangkap. Beberapa kali terdengar suara rengekan menahan sakit dari mulut kecilnya.

Tidak diketahui bagaimana dan dari mana anak beruang madu tersebut berasal. Tim Nyaru Menteng tidak bertemu langsung dengan warga yang menyerahkannya kepada BKSDA Kalimantan Tengah. Sehari sebelumnya (16/10), Nyaru Menteng hanya mendapat laporan bahwa BKSDA Kalteng akan menitipkan seekor beruang madu.

Murid Sekolah Hutan Mengunjungi Si Pasien Kecil
Sebelum mendapat penanganan medis, anak beruang ini untuk sementara ditempatkan di kandang transportasi di depan Klinik Nyaru Menteng. Sore itu, anak-anak orangutan pulang dari Sekolah Hutan dan bermain di playground sebelum masuk ke kandang inap untuk tidur malam. Tanpa diduga, mereka berkumpul di depan klinik dan duduk berdesakan di sekitar kandang transport tempat anak beruang itu berbaring. Anak-anak orangutan itu bergantian mendekatkan wajah mereka ke kandang, untuk melihat lebih jelas makhluk kecil berbulu hitam yang terbaring di dalamnya. Beberapa dari mereka tampak sangat penasaran dan berputar mengitari kandang untuk mengamati anak beruang itu dengan seksama.

Tentu saja para babysitter dan Tim Medis dibuat sibuk karena hal ini. Mereka berusaha membawa anak-anak orangutan tersebut kembali ke playground agar tidak mengganggu anak beruang yang sedang sakit itu. Seolah tahu bahwa teman baru mereka yang di dalam kandang tersebut sedang sangat menderita, para anak orangutan ini mulai bersikap tenang dan duduk manis di sekitar kandang.

Anak Beruang yang Menderita
Tim Medis Nyaru Menteng dengan terpaksa melakukan amputasi terhadap kaki depan sebelah kanan anak beruang itu. Tim Medis mengambil tulang yang keluar  dari salah satu ruas  jarinya  dan  menjahit  luka  terbuka  pada  kaki  depan sebelah kanannya untuk menghindari  infeksi.

Setelah operasi yang berlangsung kurang lebih 35 menit ini, anak beruang itu pun berangsur-angsur sadar dan mulai menggerakkan  beberapa  bagian  tubuhnya. Ia pun segera dipindahkan ke ruang isolasi di mana Tim Medis akan melakukan observasi terhadap kondisinya selama 3 hari ke depan.

Bagaimana Nasib Beruang Madu Kalimantan?
Meski program Yayasan BOS terfokus pada konservasi orangutan, Yayasan BOS juga membantu kegiatan penyelamatan satwa liar dilindungi lainnya seperti kalaweit dan beruang madu. Kegiatan penyelamatan beruang madu sendiri telah sejak lama dilakukan oleh Yayasan BOS dengan dibangunnya Suaka Beruang Madu Samboja Lestari di Kalimantan Timur dan dibangunnya kandang perawatan sementara di Nyaru Menteng, Kalimantan Tengah. Hingga hari ini program ini belum dikembangkan secara maksimal karena keterbatasan dana dan sumber daya manusia yang ahli dalam bidang beruang madu.


Murid Sekolah Hutan mengunjungi si pasien kecil -Foto: Meryl Yemima

Tim Medis Nyaru Menteng dengan terpaksa melakukan amputasi -Foto: Monterado Fridman

Tim Medis akan melakukan observasi terhadap kondisinya selama 3 hari ke depan -Foto: Monterado Fridman

Suaka beruang madu di Samboja Lestari, Kalimantan Timur -Foto: Monica Devi K.

Kandang beruang madu di Samboja Lestari, Kalimantan Timur -Foto: Duala Okto

Bayi beruang mungil ini kehilangan cakarnya -Foto: Monterado Fridman

Kancil tinggal di Suaka Beruang Madu Samboja Lestari -Foto: Duala Okto

Pembabatan hutan secara besar-besaran di Kalimantan bukan hanya menghilangkan habitat orangutan, tetapi juga habitat satwa lainnya termasuk beruang madu. Sama halnya dengan orangutan, anak beruang madu diburu dan diperdagangkan sebagai hewan peliharaan karena mereka sangat lucu ketika masih kecil. Pemburu menembak induk beruang madu dan mengambil anak beruang madu dari sarangnya.

Hilangnya hutan mengurangi ruang gerak beruang madu untuk mendapatkan makanan. Terkadang mereka masuk ke kebun warga dan terjebak perangkap. Mereka mengalami nasib yang buruk seperti terluka akibat perangkap, dianiaya, atau bahkan dibunuh warga karena dianggap berbahaya.

Senasib dengan anak beruang madu yang baru tiba di Nyaru Menteng tersebut, di Samboja Lestari Kalimantan Timur ada Kancil, beruang madu yang kehilangan tangan kirinya. Kancil diselamatkan di dekat kota Balikpapan setelah Samboja Lestari mendapatkan informasi bahwa ada beruang madu betina yang terkena perangkap. Tangan kiri Kancil telah busuk dan mengalami infeksi parah sehingga terpaksa diamputasi. Kini Kancil tinggal di Suaka Beruang Madu Samboja Lestari dan termasuk beruang yang memiliki kemampuan memanjat luar biasa.

Tantangan dalam Konservasi Beruang Madu
Usaha konservasi apapun tidak akan berhasil jika habitatnya tidak dilindungi. Saat ini tim kami di Samboja Lestari merawat 47 ekor beruang madu, sementara terdapat 9 ekor beruang madu yang dirawat di Nyaru Menteng. Mereka hidup di suaka atau kandang tanpa kepastian masa depan karena sejauh ini usaha reintroduksi gagal dilakukan. Apakah itu disebabkan karena proses rehabilitasi dan perilaku beruang, atau minimnya hutan yang cocok dan aman dari jangkauan manusia, tanpa usaha perlindungan hutan yang serius, beruang madu akan kehilangan habitat alami mereka. Cepat atau lambat satwa yang menjadi ikon kota Balikpapan, Kalimantan Timur ini akan menuju kepunahan.




Menurutmu orang lain perlu tahu? Bagikan!

image image image

CATATAN!



OK

YA, AMPUN!



Tutup